Lisa mengusap tengkuknya sambil menunduk, sesekali melirik ke arah Jaemin dengan lirikan tajamnya.
"Jadi?" Seorang wanita tengah duduk di depan mereka sambil menatap keduanya dengan pandangan tajam.
Sementara Jaemin dan Lisa hanya saling beradu pandang, menatap ke arah Jisoo. Tampaknya wanita dua anak itu tengah meminta penjelasan mengenai apa yang ia lihat beberapa waktu yang lalu.
Jaemin menghela napasnya kasar, "Lagian, lo ngapain sih ke apartemen gue malem-malem gini?"
Mendengar itu, Jisoo segera melotot, segera perempuan itu berdiri dan menendang tulang kaki adiknya yang nampak kurang ajar itu. "Gue ke sini gara-gara lo gak ada kabar. Balik ke rumah juga jarang."
Jaemin meringis sambil menyentuh kakinya yang berdenyut akibat tendangan dari kakaknya itu. "Gue bukan anak kecil lagi. Suka-suka gue, lah, emangnya lo udah tua," balas Jaemin dengan senyum mengejek.
"Apa lo bilang?!" Seolah sensi Jisoo menjawab dengan emosi. Gadis itu bahkan hendak memukul Jaemin lagi jika saja Lisa tak menariknya untuk kembali duduk, menjauh dari Jaemin.
Gadis Kim itu memijat dahinya pelan, "Jadi, kalian pacaran?" tanya Jisoo sambil melirik Lisa dan Jaemin secara bergantian.
"Gak!"
"Iya!"
Jisoo menatap Lisa dan Jaemin bergantian, "Jadi yang bener yang mana?"
"Gak," ujar Lisa sekali lagi, mendahului Jaemin yang nampak protes.
"Terus yang tadi gue liat tadi itu apaan, Lis? Lo berdua lagi celap-celup, emangnya gue kagak paham?" sarkas Jisoo heran dengan jawaban Lisa. Jisoo tak mudah dibodohi, ya.
Lisa memanyunkan bibirnya, sementara Jaemin malah berujar, "Gue belum celap-celup."
Pletak!
Satu sendal Jisoo terlempar ke arah dahi Jaemin, membuat pemuda itu mengaduh kesakitan. "Awas aja kalo lo berani celap-celup Lisa."
"Lagian Lis, gue heran. Kok bisa, lo mau pacaran sama cowok modelan gini?" Jisoo menatap Jaemin dari atas sampai bawah dengan tampang prihatin.
"Kak, yang bener aja! Asal lo tahu, gue dapet predikat cowok terseksi di kampus."
"Mata anak kampus lo tuh katarak semua."
"Mana ada, emang gue terlahir seksi."
"Cowok gembel kayak lo mana ada seksi."
Lisa hanya menyimak perdebatan keduanya dengan senyum paksanya. Gadis itu memegang dahinya yang mulai pusing. Adik kakak ini jika disatukan memang seperti tikus dan kucing.
***
Hari ini Jaemin memutuskan untuk menjemput Lisa di kantor tempatnya bekerja. Baru sampai lobby, lelaki itu mengerutkan keningnya saat menyadari jika di sana tampak ramai seolah ada kejadian yang menarik yang mampu membuat khayalak ramai untuk tergopoh-gopoh melihatnya.
Pun dengan Jaemin yang kini melangkahkan kakinya ke arah sana.
"Lo apaan, sih! Lepasin, brengsek!"
"Aku bisa jelasin semuanya, Lis!"
Lisa, gadis itu tampak menutup wajahnya dengan sebelah tangan lantaran malu dengan sikap mantannya yang tiba-tiba datang dan membuat kegaduhan di sana.
"Kita udah selesai, Sehun." Lisa tampak menekan kalimatnya, membuat pemuda Oh itu terus menggeleng tak mau.
"Tapi aku gak mau! Aku gak mau putus dari kamu!" Lelaki itu tampak tak mau kalah, terus berteriak dengan kencang mengutarakan pendapatnya tentang Lisa yang sudah sebelah pihak memutuskannya.
"Gue udah punya cowok!" teriak Lisa kemudian. "Dan gue bukan cewek murahan yang dengan mudahnya balikan sama cowok sampah kayak lo."
Mendengar itu cekalan di tangan Sehun pada Lisa terlepas begitu saja, lelaki itu menatap Lisa dengan kecewa. "Kamu selingkuh dari aku?" Lelaki itu tampak tertawa, membuat Lisa yang melihatnya jadi mengernyitkan dahinya bingung sekaligus merinding melihat tingkah aneh yang dilakukan oleh mantan kekasihnya ini.
"Kalo itu pilihan lo Lalisa, liat, apa yang bakal gue lakuin," bisik Sehun tepat di telinga Lisa.
"Denger semuanya!" Sehun berteriak, membuat Lisa terheran-heran dengan sikapnya. "Cewek ini, dia udah gue pake. Dia jalang yang berkedok cewek polos. Kalian semua men--"
Bugh!
"Bangsat! Cowok anjing!"
Bugh! Bugh!
Jaemin menindih, memukul tubuh Sehun sambil melayangkan beberapa pukulan di sana. Rahang lelaki ini mengeras, dengan pandangan yang dipenuhi dengan emosi menggebu-gebu.
Merasa Jaemin sudah hampir membunuh Sehun, Lisa segera menarik lengan kekasihnya itu sampai gadis itu tersungkur ke belakang akibat dorongan Jaemin yang tanpa sadar telah melukai kekasihnya itu.
"Jaemin, stop!" Suara teriakan Lisa mampu menghentikan monster yang ada di dalam diri lelaki itu.
"Gue belum puas," balas Jaemin tanpa menoleh ke arah Lisa, matanya terus menusuk ke arah Sehun.
"Sekali lagi lo mukul dia, gue bakal benci sama lo!" teriak Lisa lagi saat Jaemin hendak melayangkan pukulannya pada Sehun. Sontak saja hal itu membuat lelaki yang lebih muda dari Lisa itu jadi terhenti, Jaemin berdecih sinis lalu berdiri dan berjalan ke arah Lisa.
Lelaki itu menatap khawatir ke arah Lisa berbeda dengan tatapannya pada Sehun. Rasanya, Jaemin ingin menangis saat itu juga, "Maaf, maafin gue," ucap lelaki itu sambil mengusap lembut sudut bibir Lisa yang nampak berdarah.
"Gue gak papa." Lisa tersenyum menenangkan, "Ayo pulang," ajak gadis itu, ia lalu melirik ke arah Sehun yang sudah bangkit dibantu oleh beberapa orang di sana.
"Jaemin!" pekik Lisa kaget saat Jaemin mengangkatnya ala bridal style ke arah motornya. Sontak saja hal tersebut mendapat pekikan dari orang-orang yang berada di sana. Terlebih Jihyo yang saat ini tengah bersiul dengan Mingyu yang nampak murung di tempatnya.
"Kalah lo sama bocah," ejek Jihyo sambil menyikut perut Mingyu.
"Gak papa, nasib jadi selir Lalisa harus tahan banting," ucap Mingyu sambil tersenyum walaupun hatinya tengah tercabik-cabik saat ini.