Lain di mulut, lain di hati.
Itu yang terjadi pada Lisa saat ini, mulutnya berkata iya. Namun hatinya malah memporak-porandakan semuanya, menolak dengan mentah-mentah perjodohan ini karena rumahnya bukan di sini.
Lisa saat ini tengah terduduk sambil sesekali mengecek ponselnya. Gadis itu menaikan tangannya, menyuruh agar periasnya untuk berhenti.
"Saya butuh waktu sendiri, bisa ke luar sebentar?" katanya kepada kedua perias itu.
Kedua perias itu mengangguk patuh, dan segera keluar dari sana. Lisa segera berdiri dan mengunci pintu.
Setelah itu gadis itu kembali terduduk, dan menyibukkan diri dengan ponselnya.
Jaemin
Gue mau nikah, sialan!
Lo kemana?
Jaemin, lo beneran cuma mainin perasaan gue?
Jaem, hari ini gue mau nikah.
Gue gak mau nikah, tolong bawa gue kabur dari sini.
Jaemin, asshole! I hate you!
Anda memblokir kontak ini
Gadis itu menunduk, tanpa sadar air matanya keluar dari sana. Gadis itu tak peduli jika riasannya hancur atau tidak, yang jelas gadis itu merasa kesal dengan dirinya sendiri.
"Gue gak mau nikah," gumamnya saat itu.
Suara ketukan terdengar dari luar. Membuat Lisa segera menghapus air matanya.
"Nona, biarkan kami merias wajah anda."
"Sebentar! Jangan dulu masuk, saya sedang ingin sendiri." Mendengar itu kedua perias di luar kamar Lisa mulai melirik satu sama lain.
"Biarkan dia merenung terlebih dahulu, saya pikir, beliau sedih karena ini pernikahan yang dilangsungkan melalui perjodohan. Dia tidak mencintai calon suaminya."
"Ya, aku pun tidak akan menerimanya jika berada di posisi nona ini."
"Tapi dia hebat karena telah berani menerimanya."
Setelah di rasa suara mereka mulai menjauh, Lisa segera pergi ke arah jendela. Sebelum itu, ia menuliskan sesuatu di sana dan meletakkan di meja rias.
Ma, Pa, sorry
Lisa gak bisa nikah.
Lisa harap kalian bisa maafin akuLalisa.
Lisa segera turun dari jendela dengan kepayahan karena gaun pernikahannya. Dalam hati, ia mengumpati kecerobohannya karena tak sempat mengganti pakaiannya itu.
Lisa sudah pernah kabur dulu, setidaknya itu bukan hal yang sulit untuk dirinya.
Gadis itu mengendap perlahan ke luar rumah, lalu berlari tak tentu arah.
Di belakangnya, nampak seorang bodyguard yang menyadari kepergian Lisa, membuat seluruh bodyguard yang ada di sana berbondong-bondong mengejarnya.
"Masuk ke sini!" Lisa yang saat itu panik tanpa pikir panjang langsung menaiki mobil hitam itu dan bersembunyi di sana.
Gadis itu menghela napas lega saat bodyguard itu malah melewatinya begitu saja.
"Ma--" Mata Lisa melotot terkejut saat melihat presensi seseorang yang berada di sisinya. "Jaemin?!"