24. patah hati

684 100 22
                                    

Gyuvin sedari tadi melamun memikirkan kejadian yang baru saja ia lihat. Rasa sedih bercampur kesal di lubuk hati Gyuvin.

Ia sekarang berada di pinggir sungai sambil melempar batu untuk menetral kan emosinya.

Pikiran Gyuvin berantakan, ia tidak tau harus berbuat apa. Tidak mungkin ia terjun ke sungai, arusnya sangat cepat dan deras sekali. Kalau ia kenapa-kenapa kasihan abi dan sepupunya pasti kerepotan.

"Kayaknya memang harus nyerah." Gumam Gyuvin.

Flashback

Gyuvin pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan yang sudah habis di rumah.

Di depan supermarket tersebut mata Gyuvin tidak sengaja menangkap dua insan yang sedang bergandengan tangan dengan canda tawa di setiap langkah mereka.

Menurut Gyuvin ada yang tidak beres di antara mereka. Gyuvin memutuskan untuk mengikuti kemana mereka pergi secara diam-diam, melupakan apa yang abi suruh.

Langkah Gyuvin terhenti akibat dua manusia itu berhenti mendadak. Gyuvin langsung bersembunyi di balik kursi yang ada di pinggir jalan, rupanya mereka berdua ini ingin naik bus.

Betapa terkejutnya saat Gyuvin tau bahwa orang yang rambutnya hitam, sedang tersenyum manis, adalah orang yang sedang ia dekati untuk mendapatkan hatinya kembali.

"Siapa yang di samping yujin?" Gumam Gyuvin pelan.

Yujin dan seseorang itu naik bus. Untung saja Gyuvin memakai hoodie jadi ia bisa menutup kepala nya menggunakan hoodie dan memakai kacamata yang ia ambil dari anak kecil di sampingnya.

"Dek, kakak minjam kacamata nya bentar aja ya. Nanti kakak kasih es krim." Bujuk Gyuvin pada anak laki-laki yang baru saja datang memakai kacamata.

Anak tersebut hanya mengganggukan kepalanya. Bukan karena ia tertarik dengan bujukan Gyuvin melainkan ia takut dengan wajah Gyuvin yang menurutnya seram.

"Dia siapa sih? sokap banget." Monolog anak kecil tersebut sembari menatap Gyuvin yang masuk ke dalam bus.

Gyuvin duduk di bangku paling belakang supaya Yujin dan orang di samping nya tidak curiga.

Mata Gyuvin tidak berhenti menatap ke arah Yujin, sampai-sampai orang di sampingnya merinding karena mengira Gyuvin penculik yang akan menculik anak-anak.

"Semoga aja gue bukan jadi inceran dia selanjutnya." Batin anak perempuan di samping Gyuvin.

Bus berhenti, Yujin dan 'seseorang' itu bangun dari tempat duduknya. Gyuvin langsung mengikuti keduanya.

Rupanya mereka berdua pergi ke tempat seperti pasar malam. Gyuvin mengikuti kemana saja mereka pergi, dari pengamatan Gyuvin, Yujin sangat bahagia menaiki berbagai macam wahana.

Gyuvin tersenyum masam melihat tingkah kedua orang tersebut. Mau marah tapi bukan siapa-siapa nya. Gyuvin yang malang.

Selesai menaiki berbagai wahana, Yujin membeli permen kapas. Permen kapas tersebut di makan Yujin dan orang itu.

Alay | Kim Gyuvin & Han Yujin -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang