museum date

324 28 7
                                    

3 hari Jevanna tidak masuk sekolah. Jevanna sakit akibat hujan-hujanan setelah pulang dari minimarket. 3 hari pula Jeandra menahan diri untuk tidak menemui Jevanna di rumah baru nya.

Ia sudah mengharapkan Jevanna pindah hari lalu, terus sekarang? Masa Jeandra harus ke rumah Jevanna dan bilang kalau ia kangen?

Sekolah, makan, mandi, tidur. Itu yang Jeandra lakukan setelah Jevanna pindah. Sebelumnya, Jeandra selalu di ganggu oleh Jevanna dan berakhir jalan-jalan berdua.

Namun, sekarang Jeandra sudah kembali dengan Jeandra yang dulu. Yang tidak betah di luar, tidak bisa bersosialisasi dengan teman-teman se komplek atau dengan teman-teman sebayanya.

"Je, mau ikut ke rumah Jevanna nggak?"

Sungguh ini kesempatan yang emas bagi Jeandra, tetapi gengsi nya yang terlalu besar mengalahkan ego nya. Jeandra menggeleng pertanda menolak ajakan mamahnya.

"Ga kangen?"

"Enggak, apaan sih, mah" desah kesal Jeandra.

"Kali aja kangen nggak ketemu tiga hari" imbuh Pricilla yang tiba-tiba muncul dari samping mamah. Jeandra sudah sangat kesal dengan kakaknya yang selalu menggoda dirinya setiap hari akibat Jeandra kepergok melihat foto nya sendiri dengan Jevanna.

"Yaudah ayo, tinggalin aja. Biar tambah kangen terus sakit" celetuk mamahnya.

Papahnya, mamahnya, dan kakaknya semuanya di rumah Jevanna. Tinggal Jeandra sendiri di rumah. Lelaki itu sedang berguling kesana-kemari di atas kasur dengan memegang ponselnya.

"Gue ajak jalan? Ah nggak-nggak apaan banget" Jeandra melempar ponsel nya ke sembarang arah.

Jeandra mengambil kembali ponsel genggam nya kemudian memencet kontak Jevanna. Oke tersambung...

"Halo? Ada apa?"

Jeandra menggigit bibir bawahnya. "Keluarga gue ada di sana?"

"Ada, mereka semua di deket gue. Kenapa sih?"

"Jauhan dikit, gue mau ngomong"

Di seberang sana Jevanna bedecak. "Iya"

"Udah?"

"Udah, mau ngomong apa cepetan!"

"B-besok jalan bisa?" Jeandra meremas sprei nya dengan mata terpejam. Menunggu jawaban dari jevanna seperti menunggu ayam bertelur saja.

"Jalan?"

"Iya, nggak bisa ya?"

"Sorry, tapi gue udah keburu janji sama Rajash,"

"Gapapa! Ga penting juga, yaudah ya"

Tut

"ANJIR JEANDRA DI TOLAK?!" pekiknya dengan kesal. Ia melempar ponsel nya dengan kasar ke kasurnya.

***

Lelaki dengan kaos putih dan balutan selimut coklat masih memejamkan mata indahnya. Suara apapun tidak mengganggu tidur nyenyak nya. Itu Jeandra yang kemarin sore di tolak oleh musuhnya.

Jevanna menepuk pelan pipi Jeandra. Jeandra menggeliat di dalam selimut kemudian memunggungi Jevanna.

"Katanya jalan? Kok jam segini masih tidur? Yaudah gue sama Rajash aja"

Mendengar suara yang tak asing baginya. Jeandra membuka mata dan membalikkan tubuhnya. Ia mengucek matanya sambil menatap Jevanna. Masih tetap saja burem.

[✓] Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang