Hari ini, semua anggota OSIS akan berkumpul di depan gerbang untuk mengecek tas siswa/i. Kemarin, ada yang ketahuan membawa Sajam. Dan siswa yang membawa nya terkena skorsing. 06.00 semua anggota OSIS harus sudah ada di depan gerbang, 05.57 Jeandra masih berada di kamar. Ia memakaikan arloji di lengan kanan nya kemudian berlari keluar.
"Mam, pah. Jean berangkat, Jean nggak bisa sarapan di sini" pamitnya setelah mengecup punggung tangan kedua orang tua nya.
"Jean Jean!!" Jevanna melambaikan tangannya pada Jeandra yang tengah memakai helm. Dalam hati Jeandra, "tumben nggak telat"
"Nebeng dong! Motor gue nggak ada anjeng!"
"Gak!" Jeandra segera pergi dari sana meninggalkan Jevanna yang menggeram kesal.
"Gue juga terpaksa dodol, kalau motor gue ada, gue nggak bakal nebeng ke lo kali" gerutu Jevanna sambil menendang kerikil.
Titt!!
Jevanna menoleh. "Kenapa ya?" Tanya Jevanna.
"Bareng yuk. Lo jalan kaki 'kan?" Ajaknya.
Jevanna mengangguk semangat dan langsung menaiki jok belakang yang kosong. Lumayan kan dapat gratisan. Lelaki yang di depan Jevanna tersenyum senang.
"Pake dulu helm nya, cantik" lelaki berjaket cream itu memakaikan helm pada kepala Jevanna.
Terlalu sibuk mengobrol, mereka berdua sampai tidak sadar ada yang memotret mereka dari atas. "Kasian anak mamah bentar lagi sadboy"
***
Motor Rajash memasuki parkiran. Ya, nama nya Rajash. Aktivitas mereka tak luput dari pandangan ketua OSIS. Jeandra sudah berdiri di depan gerbang bersama anggota OSIS yang lain sedang mengecek tas siswa.
"Buka tas nya" Jeandra menghentikan langkah Jevanna dan Rajash. Rajash mengangguk, tangan nya membuka tas yang isi nya banyak buku-buku pelajaran.
Jeandra mengembalikan nya pada Rajash. "Masuk" titahnya. Rajash ingin mengambil tangan Jevanna. Namun di tahan oleh Jeandra.
"Duluan, dia di hukum"
Mata Jevanna membola. Apa-apaan! Belum di cek main hukum-hukum aja.
"Loh? Emang dia buat kesalahan ya?" Tanya Rajash dengan sopan.
"Rok nya kependekan. Skot jam 10 kali"
"Gila lo?!"
"Yaudah gue tungguin di sana ya?" Ucap Rajash.
"Gue bilang masuk ya masuk!" Sentak Jeandra. Jevanna dan Rajash saling pandang. Jevanna mengangguk pada Rajash, Rajash pun pergi dari sana meninggalkan Jevanna.
Jevanna melaksanakan hukumnya dengan perasaan dongkol. Ia terus menatap tajam Jeandra yang melihatnya melakukan hukuman. Jeandra mengangkat sebelah alisnya. Jevanna yang melihatnya berdecak.
"Udah ya paketos. Bye!" Saat Jevanna ingin pergi dari sana, tas nya di tarik lebih dulu oleh Jeandra.
"Tas lo belum gue cek"
Jevanna memaksakan senyumnya. Ia membuka tas nya yang tidak terisi apapun. Tidak heran. Jevanna memang tidak niat sekolah hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sweet Enemy
Ficção Adolescente[sequel My Perfect Husband] Siapa sangka dari musuh menjadi pacar? Siapa sangka dari tetangga menjadi pacar? *** Bertemu Jevanna itu tidak ada di list kehidupan Jeandra. Cewek cantik yang unik dengan segala tingkahnya. langganan menjadi sasaran huku...