Dengan kepala yang menunduk serta tangan yang bertautan. Jeandra menggeram kesal dalam hati. Jeandra, Jevanna, Pricilla, dan Rajash sedang berada di ruangan kerja papah Jeandra dan Pricilla.
Saat pulang dari kampus atau ribut, Jeandra dan Pricilla berdebat dengan hebat sampai membangunkan mamah Jeandra yang tengah tidur dan mengagetkan seluruh penghuni rumah.
Mereka kira hanya perdebatan biasa seorang kakak dan adik. Namun mereka salah, Pricilla sampai melempar guci milik mamahnya yang terpajang di meja.
Keduanya kini duduk bersebelahan, Jevanna berdiri di samping Jeandra dan Rajash di samping Pricilla.
Jeandra takut jika sudah seperti ini, papahnya terlihat sangat marah. Dari kilatan matanya saja sudah bisa di tebak oleh Jeandra. Mereka masih diam menunggu papah nya membuka suara.
"Jelaskan semuanya dulu, gara-gara apa kalian berdua bisa bertengkar seperti itu?"
Mereka diam, tidak berani menatap mata papah yang masih tersulut emosi. "Jawab? Kok diam? Jeandra? Pricilla?"
"Dia pukul Rajash yang gatau apa-apa" jawab Pricilla. Sementara Jeandra yang tidak terima ia di tuduh pun mendongak.
"Bukannya dia yang mancing gue? Dia mau hancurin hubungan gue sama Jevanna" bela Jeandra dengan nada yang tidak bersahabat.
"Masa? Bukti? Bukannya lo ga suka sama Rajash?" Tanya balik Pricilla dengan nada yang sama seperti Jeandra.
"Loh—"
"Tunggu... Kayaknya mamah pernah liat cowo nya Pricilla?" Potong mamahnya sambil menatap dalam wajah Rajash yang ungu kebiruan karena di pukul oleh Jeandra.
"Kan dia—" sebelum melanjutkan ucapan nya, Jevanna memotongnya dengan injakan di kaki Jeandra. Jeandra lantas diam tak melanjutkan ucapan nya.
"Dia? Kenapa?"
"Ga,"
"Kamu jelasin, kenapa bisa di pukul Jeandra" papahnya menunjuk Rajash. Rajash tersenyum miring tetapi tidak terlihat sama sekali. Ini kesempatan emas untuk menghancurkan hubungan Jeandra dengan Pricilla dan dengan Jevanna.
"Mungkin Jeandra ga suka sama saya, om. Saya mau jemput Pricilla di kampus, tiba-tiba dia dateng sama pacarnya dan pukul saya," ungkap nya dengan dramatis.
Papah dan mamah Jeandra mengerutkan keningnya. Ini tidak logis, Jeandra tidak akan memancing emosi orang kalau tidak ada alasannya.
"Pinter juga sandiwara nya ya? Tutor dong? Bukannya lo sama temen lo bicarain hubungan gue sama Jeandra? Lo mau rusak hubungan kita dengan foto-foto yang lo edit dengan ambigu?" Balas Jevanna, ekspresi nya memang pro, tetapi kalau kata-kata nya kayak orang bodoh.
"Kok lo ngomong gitu? Buktinya?"
"Kita sekarang memang ga ada bukti, tapi kita akan kumpulin semua bukti dan... Semuanya bakal terungkap, nanti lo dapet hikmahnya deh, masuk penjara contohnya" Jeandra tertawa kecil.
"Sialan" batin seseorang.
"Keluar semuanya"
Pricilla keluar dengan Rajash di belakang nya disusul oleh Jeandra dan Jevanna yang pergi ke taman belakang rumah.
"Kira-kira hubungan gue sama kak Cila gimana ya? Apa mungkin bakal renggang?" Jeandra menatap ke depan di mana ada bunga-bunga menemani mereka duduk.
"Ya pasti, lo tau kan reaksi kak Cila tadi? Tatapan dia ke lo beda sama yang dulu?"
"Harusnya tadi gue ga pukul Rajash ya?" Jeandra menyandarkan kepalanya di bahu Jevanna.
"GA KOK! Lo seharusnya pukul dia lebih dari dua kali kayak tadi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sweet Enemy
Teen Fiction[sequel My Perfect Husband] Siapa sangka dari musuh menjadi pacar? Siapa sangka dari tetangga menjadi pacar? *** Bertemu Jevanna itu tidak ada di list kehidupan Jeandra. Cewek cantik yang unik dengan segala tingkahnya. langganan menjadi sasaran huku...