"Kalian ga pacaran kan?" Gavya memicingkan mata nya dengan curiga.
Skakmat! Keduanya tidak bisa menjawab, hanya tatap-tatapan saja.
"Apaan sih lo, Vya. Kepo amat sama hubungan orang, dah makan tuh bakso!" Untung saja ada Alan yang menyelamatkan mereka. Kalau tidak...:)
"Iye-iye, nanya doang juga"
Mereka pun memakan bakso dengan tenang. Eh tidak, ada si Gavya yang menggibah kepala sekolah baru mereka.
"Lah si anjing! Sekolah sebelah mah mending ga boleh keluar di jam pelajaran, lah sekolah ini masa yang lagi sakit di paksa berangkat! Bangke emang, napa sih ga ada gitu demo nolak si kepala sekolah baru itu"
"YA ELAH LO KAYAK KAGA TAU GURU-GURU DI SINI AJA! Mereka kaga berani, si ntu kepala sekolah balagu soalnya. Masa si guru-guru kalau ada yang ngelaggar di keluarin? Kan bego" sahut si paling pojok, Andre.
"LAH KOK BEGO?! ORANG DIA JADI KEPALA SEKOLAH KOK? TAPI IYA SIH BENERAN BEGO" Gavya menggaruk kepalanya.
"Elo juga bego, Vya"
"Udahlah sesama bego ga usah bacod"
"LAH NGAKU LO BEGO?!"
"Santai, Je!" Teman di samping Jevanna mengelus dadanya karena terkejut dengan teriakan itu.
"Ga bisa ni makhluk harus di balikin ke habitat aslinya" Jevanna menggebu-gebu.
"Lah emang habitat nya di mana?"
"Noh kebun binantang!"
Semua tertawa karena Gavya ternistahkan oleh Jevanna. Cewek sedang dateng meteor kok di pancing:v
"Barbarly juga cewek lo, Je!" Si Andre tertawa sambil memegangi perutnya yang kram.
"Iya,"
"LAH EMANGNYA JEVANNA CEWEK LO?!"
"DIEM LAMA-LAMA GUE SUMPEL MULUT LO SAMA BAKSO MERCON INI"
"AMPUN BANG JAGO, SORRY BANG JAGO!"
"Meni gelo kabeh, urang dewek sing ora geloh"celetuk si Alan.
"Lah bangsat, gue dari tadi diem di katain gelo!" Celetuk Kana, tidak terima dia di katain gila oleh orang gila. Eh?
"YA KAN-"
"Permisi" pandangan mereka semua beralih pada laki-laki yang berdiri di samping Jevanna, bukan Jeandra.
"Ya? Kenapa?"
"Boleh minjem Jevanna nya bentar?"
Mereka semua saling pandang, memang Jevanna barang? Jevanna melirik Jeandra untuk meminta izin. Jeandra mengangguk tanpa melihat ke cowok itu.
"Iya boleh, bawa aja, jangan di bawa ke sini lagi ya. Ke hutan, itu tempat aslinya"
"Gajelas lo, Vya. Sokap"
"Zahra konpig!"
Jevanna berjalan bersama cowok tadi ke arah tempat yang sepi. Entah Jevanna tidak tau apa yang dia akan lakukan.
"Kenalin, gue Naka" cowok bernama Naka itu menyodorkan tangannya.
"Jevanna, kenapa?" Jevanna menjabat tangan itu dan melepaskan nya kembali.
"Ada waktu ga nanti pulang sekolah? Gue mau ngomong sesuatu, tapi ga di sini dan ga sekarang"
Jevanna mengerutkan keningnya. "Gue gatau, gue liat jadwal dulu"
"Okey, boleh minta nomor lo?"
"Untuk?" Jevanna benar-benar risih dengan tatapan mata Naka yang berlebihan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sweet Enemy
Teen Fiction[sequel My Perfect Husband] Siapa sangka dari musuh menjadi pacar? Siapa sangka dari tetangga menjadi pacar? *** Bertemu Jevanna itu tidak ada di list kehidupan Jeandra. Cewek cantik yang unik dengan segala tingkahnya. langganan menjadi sasaran huku...