Jevanna dengan wajah ceria nya berputar sambil melihat ke cermin full body miliknya. Seragam putih abu dengan almamater melekat di tubuhnya yang ramping. Rambut hasil kepangan dirinya sendiri ia belai, poni nya juga ikut di kepang.
Ia sudah siap, tinggal menunggu Jeandra kemudian berangkat ke sekolah. "Gila, anak siapa ini? Anak nya ibu— ibu siapa ya?"
Tit!
Jevanna lantas berlari keluar saat mendengar suara klakson motor Jeandra. "Morning princess Anna!" Jevanna membalasnya dengan senyuman. Dirinya di kepang dua dan persis seperti style rambut Anna Frozen.
"Morning too Olaf!" Jawab Jevanna dengan cengiran.
"Kok Olaf?"
"Terus apa?"
"Kristof,"
"DIH?"
"Naik, nanti telat di hukum mati"
"Mana ada! Nanti guru nya yang di hukum mati sama pak polisi, nanti kita nya di kasih uang" Jevanna menaik-turunkan alisnya.
"Ada-ada aja, cepet pake helm nya, terus naik"
***
"Jean, inget ga pas lo nembak gue? Di sana gue bilang ada surprise buat lo. Sekarang gue mau kasih tau." Jevanna mengayunkan tangan nya yang bertaut dengan tangan Jeandra.
"Oh iya, gue lupa. Apa surprise nya?"
"Gue mau pindah lagi—"
Jeandra mengerutkan keningnya. Apa Jevanna akan pindah lebih jauh lagi?
"Kemana? Mau ninggalin gue lagi kayak dulu?"
"Ih bukan kayak gitu! Pindah nya ke rumah dulu, di samping rumah lo, ibu gue tau kalau gue pindah dan kerja, dia ga bolehin gue, gue di suruh pindah lagi terus ga boleh kerja, ibu biayain kebutuhan gue sampai kapanpun, tapi gue nanti tetap cari kerja buat ringan in beban ibu" jelas nya dengan detail.
"Beneran? Jadi nanti lo bisa ke rumah gue tiap hari? Tiap detik?"
"Ga tiap detik juga pe'a!"
"Yaudah tiap menit!"
"Ga juga, gue bolak-balik ke rumah lo tiap menit bisa patah kaki gue" kesalnya seraya mencubit lengan Jeandra.
Jeandra mengelus lengannya yang di cubit oleh Jevanna. "Gue deh yang ke rumah lo. Kapan pindah nya?"
"Gatau, orang suruhan ibu nanti ke rumah beresin barang-barang gue dan pindahin ke sana,"
Jeandra mengangguk paham, kaki mereka melangkah masuk ke dalam kelas MIPA 1. Mereka mematung melihat sekeliling yang tidak ada orang sama sekali.
"Ini mereka pada kemana? Kompak ga masuk ya? Atau belum dateng, tapi ini udah mau masuk bentar lagi" Jevanna menggaruk kepalanya sambil melihat sekeliling yang kosong, tidak ada tas, dan tidak ada batang hidung teman-temannya.
"DUAR!!"
"JEANDRA, JEVANNA DI TUNGGU TRAKTIRAN NYA DI KANTIN! ITUNG-ITUNG PAJAK JADIAN LAH ANJENG, JANGAN DIEM-DIEM BAE"
"KAMI SEMUA SELAKU PENUMPANG KAPAL JEJE IKUT BAHAGIA DAN.... TRAKTIRAN NYA YA SAYANG! Ini ada 3 kelas, kelas mipa 1, mipa 2, dan mipa 3. Siap-siap bangkrut pak Jeandra" Gavya mengedipkan sebelah matanya lalu masuk dengan pengeras suara yang ia bawa dari rumah, itu milik warga yang berpatroli malam-malam, ya, Gavya mengambil nya diam-diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sweet Enemy
Novela Juvenil[sequel My Perfect Husband] Siapa sangka dari musuh menjadi pacar? Siapa sangka dari tetangga menjadi pacar? *** Bertemu Jevanna itu tidak ada di list kehidupan Jeandra. Cewek cantik yang unik dengan segala tingkahnya. langganan menjadi sasaran huku...