HARI 3

5 2 0
                                    


''.....''

Alarm berdering, nada keras yang tak cukup membangunkan walau dengan nada berulang-ulang, tidak biasanya aku terlelap sampai lupa dengan matahari sembab yang telah membumi. Apalagi Rendi, dia lebih parah dariku, jika diingat tidak sekalipun bangunnya lebih pagi dariku.

" Bangun Ren, udah pagi." sial, sedang mimpi apa dia.

" Heh Ren bangun ada Renita, katanya mau ketemu kamu."

Rendi terkaget, bangun dengan sayup mata yang lebih antusias, memang mata buaya

" Renita, mana Renita? ah bohong kau ya Rif, parah parahh."

" Ya abisnya dibangunin batu bener."

" Tanggung Rif, mimpiku udah mau ending padahal."

" Cailah, siapa cewenya Ren?"

Rendi mengangkat kepala, dengan lantang berkata " Renitaaaaaa."

" Nah loh ketauan, tuh ada Renita."

" Eh ngga ngga, seriusan? mana?"

" Haha panik kan, pasti panik."

Rendi tersipu malu, " Hehe kirain ada beneran Rif."

" Emang kalaupun ada kamu bakal teriak kaya barusan?"

" Iya lah, pem be ra ni."

" Udah ah ngga mungkin juga, eh Niko dimana ya?"

" Loh iya ajudanku yang satu dimana ini kok gaada Rif?"

Terlupa tentang Niko, aku bersama Rendi bergegas mencarinya.

" Kamu udah ke pelabuhan yang semalem Ren? di sepanjang pantai ini udah aku cari tapi gaada Ren."

" Udah Rif, sampe ke ujung sana juga gaada."

" Ayo coba tanya ke mang Asep di pos satpam Ren."

" Ide bagus Rif."

---------------------------------------------------------

6.am

Sesampainya di pos satpam, mang Asep dan mang Agus juga tidak tau keberadaan Niko, katanya dari malem sampai pagi hanya ada 3 truk yang membawa muatan masuk ke pelabuhan, tanpa ada jejak seorangpun berjalan keluar dari pelabuhan. Kita kembali menuju penginapan, kembali berfikir sembari beres-beres perlengkapan, dimana kamu Nik?

Disaat semuanya perlengkapan kita selesai dirapihkan terdengar nada dering ponsel milikku, tertera nama Renita, Rendi bergegas mengangkat telfon tersebut, " Eh Nit, Niko ilang."

" Assalamualaikum, eh ilang? maksudnya?" Renita panik mendengarnya.

" Waalaikumsalam, iya semalem kan kita motret pelabuhan, trus balik penginapan, tidur, aku juga ngeliat dia tidur disebelah Rifki, tadi pagi udah gaada, nyari kemana-mana sampe nanya mang Asep juga katanya gatau."

" Udah tenang aja dulu Ren, ini aku udah mau sampe pelabuhan, tunggu ya."

" Iyaa cepetan sini sayang."

" Sayang sayang matamu."

" eh salah, panik Nit maaf, udah ah buruan."

" Heh ya sabar, assalamualaikum."

Antara bingung, heran, dan rasa ingin memukul Rendi, panik attack menyerangnya, tapi kenapa se-lucu itu, haduh batinku tertawa haha.

Dari kejauhan terlihat datangnya sebuah mobil, aku yakin pasti itu Renita, " Assalamualaikum mang Asep, mang Agus, selamat pagi."

" Waalaikumsalam, eh neng Renita, pagi juga."

" Kumaha mang Agus damang?"

" Alhamdulillah atuh neng, lama banget ngga ketemu makin cantik aja."

4RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang