''.....''Alarm berdering, nada keras yang tak cukup membangunkan walau dengan nada berulang-ulang, tidak biasanya aku terlelap sampai lupa dengan matahari sembab yang telah membumi. Apalagi Rendi, dia lebih parah dariku, jika diingat tidak sekalipun bangunnya lebih pagi dariku.
" Bangun Ren, udah pagi." sial, sedang mimpi apa dia.
" Heh Ren bangun ada Renita, katanya mau ketemu kamu."
Rendi terkaget, bangun dengan sayup mata yang lebih antusias, memang mata buaya
" Renita, mana Renita? ah bohong kau ya Rif, parah parahh."
" Ya abisnya dibangunin batu bener."
" Tanggung Rif, mimpiku udah mau ending padahal."
" Cailah, siapa cewenya Ren?"
Rendi mengangkat kepala, dengan lantang berkata " Renitaaaaaa."
" Nah loh ketauan, tuh ada Renita."
" Eh ngga ngga, seriusan? mana?"
" Haha panik kan, pasti panik."
Rendi tersipu malu, " Hehe kirain ada beneran Rif."
" Emang kalaupun ada kamu bakal teriak kaya barusan?"
" Iya lah, pem be ra ni."
" Udah ah ngga mungkin juga, eh Niko dimana ya?"
" Loh iya ajudanku yang satu dimana ini kok gaada Rif?"
Terlupa tentang Niko, aku bersama Rendi bergegas mencarinya.
" Kamu udah ke pelabuhan yang semalem Ren? di sepanjang pantai ini udah aku cari tapi gaada Ren."
" Udah Rif, sampe ke ujung sana juga gaada."
" Ayo coba tanya ke mang Asep di pos satpam Ren."
" Ide bagus Rif."
---------------------------------------------------------
6.am
Sesampainya di pos satpam, mang Asep dan mang Agus juga tidak tau keberadaan Niko, katanya dari malem sampai pagi hanya ada 3 truk yang membawa muatan masuk ke pelabuhan, tanpa ada jejak seorangpun berjalan keluar dari pelabuhan. Kita kembali menuju penginapan, kembali berfikir sembari beres-beres perlengkapan, dimana kamu Nik?
Disaat semuanya perlengkapan kita selesai dirapihkan terdengar nada dering ponsel milikku, tertera nama Renita, Rendi bergegas mengangkat telfon tersebut, " Eh Nit, Niko ilang."
" Assalamualaikum, eh ilang? maksudnya?" Renita panik mendengarnya.
" Waalaikumsalam, iya semalem kan kita motret pelabuhan, trus balik penginapan, tidur, aku juga ngeliat dia tidur disebelah Rifki, tadi pagi udah gaada, nyari kemana-mana sampe nanya mang Asep juga katanya gatau."
" Udah tenang aja dulu Ren, ini aku udah mau sampe pelabuhan, tunggu ya."
" Iyaa cepetan sini sayang."
" Sayang sayang matamu."
" eh salah, panik Nit maaf, udah ah buruan."
" Heh ya sabar, assalamualaikum."
Antara bingung, heran, dan rasa ingin memukul Rendi, panik attack menyerangnya, tapi kenapa se-lucu itu, haduh batinku tertawa haha.
Dari kejauhan terlihat datangnya sebuah mobil, aku yakin pasti itu Renita, " Assalamualaikum mang Asep, mang Agus, selamat pagi."
" Waalaikumsalam, eh neng Renita, pagi juga."
" Kumaha mang Agus damang?"
" Alhamdulillah atuh neng, lama banget ngga ketemu makin cantik aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
4R
AdventureSebuah kisah tentang kebetulan yang layak dijadikan momen dibalik kamera, beresolusi layaknya perbaikan kualitas hidup, dan hasil indah layaknya rasa cinta dan kasih sayang. Semua tokoh alfabet "R" dalam cerita ini adalah pembangun sebuah karakter k...