15 hari

7 1 0
                                    

".."

Kabut menyelimuti tempat kelahirannya, berjalan menelusuri pagi dengan syal yang terkalung di lehernya. Siul burung mengiringi langkah dengan sapuan daun yang terbawa angin. Di seberang sana terdengar percikan air yang menghantam bebatuan. Dia duduk pada batu besar tepi sungai, kemudian mengangkat kepala melihat langit, alunan awan putih beriringan dengan mentari yang tertutup olehnya. Seperti negeri dongeng, itulah Bandung.

Suatu ketika di 2007

Aku mewakilimu menjaganya, tetap disana yaa, dariku, aku cinta.

" Mau hujan, masih lama?"
" Hujan ini biarlah menangis bersamaku."

Belum lama seseorang datang menghampirinya, " Masih keinget dia ya Teh, mang ngga bisa bantu banyak, cuma bisa bilang banyakin sabarnya ya teh."

" Iya Mang tenang, tinggal aja disitu makanannya, Om udah sampai mana?"

" Katanya sih udah deket, Teteh mau titip bilangin ke Om suruh kesini?"

" Ngga Mang, nanti biar saya aja yang kesana."

" Iya udah atuh Teh, Mang tinggal duluan ya, masih banyak kerjaan dirumah."

" Nya Mang."

7.pm

Dari kejauhan datang dua orang berboncengan, tidak salah lagi itu Om, dia bergegas menghabiskan menu sarapan.

" Assalamualaikum Neng, selamat pagi."

" Waalaikumsalam eh Om sudah datang, si Neng lagi di tempat biasa, eh itu dia anaknya."

" Halo Om apa kabar?" Wajah cerianya menyambut kedatangan Om dia yang datang dari jauh.

" Baik atuh Neng, sudah lama sekali ya Om ngga Dateng ke rumah ini, hebat loh si Mang betah udah berpuluh tahun."

Mang tertawa tipis, " Sayang sekali Om rumah se-tenang ini dibiarin kosong begitu saja, walau saya memang ditugaskan untuk menjaga, tapi ini sudah saya anggap seperti rumah sendiri."

" Siap atuh Mang, jangan pernah bosan tinggal disini."

" Siap juga atuh Om."

Mereka berbincang hangat pada gazebo kayu antik di sudut depan rumah, Teteh mengambil teko teh hangat yang sudah disiapkan Bibi sedari tadi.

" Eh Bibi ngga sekalian diajak kesini Neng?" Ucap Om.

" Katanya tanggung, sebentar lagi makanan kesuakaan Om matang."

" Wah Bibi masih ingat ternyata ya."

" Gimana kabar keluarga disana Om? sehat-sehat semua kan?"

" Alhamdulillah sehat Mang, maaf belum bisa sekeluarga datang, di lain waktu kami pasti datang beramai-ramai ke rumah ini "

" Siapp kabar-kabar saja ya Om." Jawab Mang.

Ditengah pembicaraan hangat datang nampan yang dibawa oleh Bibi, Pepes Ikan mas yang tidak lupa disajikan dengan nasi tumpeng hangat.

Jalan Bibi masih sangat khas, sangat anggun hingga teteh seringkali sulit untuk menirunya, " Nah itu Bibi, sini Bi duduk."

" Loh Loh ada orang jauh yang sudah lama sekali ngga datang kesini."

" Aduh maaf Bi baru sempat, kabar Bibi bagaimana?"

" Ini sehat walafiat Alhamdulillah, eh tambah kurus aja Om, pasti Nyonya rajin ngajak Om buat olahraga."

Teteh menyela pembicaraan, " Pasti itu mah, apalagi kita tau Nyonya itu sangat galak, kalau Om menolak ajakan olahraga bisa dibikin pepes dah nantinya."

4RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang