19 hari

9 0 0
                                    

".."

Ruas jalan menunjukkan ramai dan tentangku yang menjelajahi waktu, aku teringat saat pertama kali membawa mobil ini, saat ketika pedal gas dan pedal rem sering tertukar.

Setiap ruas jalan memiliki arahnya masing-masing, setiap pemikiran, kata hati, langkah yang berat juga ada arahnya, tidak beda jauh denganku, segala sesuatu dalam diriku memiliki tujuannya sendiri.

Tepat pukul sembilan pagi kami sampai di sebuah penginapan yang tertulis dalam lembaran job, tempatnya indah, bersih, nyaman, berada di tengah pusat kota, bagiku sangat jarang ada rumah seperti ini apalagi di Kota Semarang.

Karena berada di pusat kota, tempat-tempat dalam job tersebut dapat kami kunjungi dengan mudah. Dalam anganku sudah tertata rapi urutannya, dan dalam batinku merasa akan selesai dalam waktu yang cukup cepat.

" Ray Ray.." Panggil Rendi.

" Apaan?"

" Bantuu."

" Idih males." Ketus Raya.

" Kaya orang datang matahari aja, hadeh."

" Eh kemana Rifki?"

" Nah bener, minta bantuan ke dia aja, tuh tuh lagi ngobrol sama Renita."

" Wah ini mah bukan datang matahari, lebih ke cemburu sih, ciee."

" Apaan sih hus hus sana." Raya merapihkan bajunya untuk dimasukkan kedalam lemari.

Renita mengajakku berbincang, bertanya tentang rencana yang akan kita jalani beberapa hari ke depan, tentang rute-rute, tentang info yang dapat memudahkan kita dalam mencapai tujuan.

" Oh jadi gitu rencananya Rif, aku paham sekarang."

Rendi mengagetkan kami, " Paham apa hah Nit? paham apa?"

" Paham kalo Rendi tukang ngagetin kaya jelangkung." Saut Renita.

" Hehe iya maaf, abisnya kalian fokus banget."

" Ini lagi bahas job kita Ren." Jawabku.

" Wah ngga ngajak-ngajak, gimana rencananya?"

" Nit jelasin, aku mau ngecek mobil dulu, sejam dua jam lagi kita berangkat.

Pandangan mata Rendi dan Renita mengerucut kepadaku, " Hahh?"

" Iyaa kenapa kaget gitu?"

" Ayolah Rif, minimal kasih tau dulu." Ujar Rendi.

" Nit, tolong kasih tau Rendi."

" Hem Hem." Jawab lemas Renita.

Aku menuju mobil, mengecek barangkali ada hal yang bermasalah dan mungkin nanti akan menjadi masalah dalam perjalanan.

Entah sudah berapa kali mengelilingi mobil, tampaknya aman-aman saja. Tidak lama Raya datang menghampiriku.

" Serius banget Rif."

Aku yang sedang mengecek bagian kolong mobil belum sempat melihatnya, " Eh iya ini Ya, gimana udah ngecek ke dapur juga?"

" Aman dong Rif, nanti aku minta tolong Renita buat bantu-bantu masak."

" Hah emang udah beli bahan masakan?"

" Kan ada kulkas, nah pas aku buka ternyata banyak sayuran dan bahan masakan, masih fresh juga, agak kaget sih awalnya."

Aku keluar dari kolong mobil, " Terus terus?"

" Pas aku cek ternyata di atas kulkas ada surat, katanya ini udah di siapin dari tadi pagi sama penjaga rumah ini, katanya Om Marco yang nyuruh."

4RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang