9

51 5 5
                                    

Sudah sepuluh menit Yasha menunggu Luna di depan gerbang rumah nya namun perempuan itu tidak kunjung datang, biasanya setiap pagi Luna akan datang ke rumah nya untuk berangkat sekolah bersama.

"Ck...mana sih itu anak?"gumam Yasha kesal sambil terus melihat jam di pergelangan tangan nya yang sudah menunjukan pukul enam lebih sepulu menit.

Biasanya Yasha dan Luna akan berangkat pukul enam pagi lalu mereka akan mampir sebentar untuk membeli bubur kacang ijo untuk di makan di sekolah lalu baru lah mereka akan berangkat ke sekolah.

Karena sudah terlalu lama menunggu, Yasha memilih turun dari motor treil nya lalu berjalan ke rumah yang berada di depan nya.

Tok tok tok.

Yasha ketuk terlebih dahulu pintu rumah Luna.

"Luna"panggil Yasha.

"Luna"panggil Yasha lagi saat tidak ada tanggapan dari dalam.

Ayah Luna tidak pulang tadi malam, sebenarnya Yasha sudah meminta Luna untuk menginap di rumah nya namun Luna menolak.

Karena tidak kunjung ada yang membukakan pintu, Yasha memilih langsung masuk karena memang pintu rumah tidak di kunci.

"Ini anak kebiasaan banget enggak kunci pintu"gumam Yasha saat membuka pintu rumah.

"Luna"panggil Yasha sambil melihat setiap sudut rumah.

Cowok itu berjalan menuju lantai dua tempat di mana kamar Luna berada saat tidak menemukan keberadaan Luna di lantai bawah.

Tok tok tok.

"Lun"panggil Yasha sambil mengetuk pintu kamar Luna.

Tidak ada jawaban dari dalam membuat Yasha memilih langsung membuka pintu nya, untung saja Luna tidak mengunci pintu kamar nya.

Ceklek.

"Lun"panggil Yasha setelah pintu terbuka.

Yasha mengerutkan kening nya bingung saat melihat Luna masih membungkus tubuh nya dengan selimut, bahkan kamar nya masih gelap karena gorden kamar belum di buka.

Yasha sedikit menunduk kan badan nya.

"Lun bangun!"suruh Yasha sambil menepuk lengan Luna.

Luna hanya merspon dengan membuka mata nya namun tidak terbuka lebar.

"Lo sakit Lun?"tanya Yasha saat tangan nya menyentuh kening Luna.

Luna hanya bergumam pelan.

"Ck...kenapa enggak nelfon gue sih lo kalau sakit?"tanya Yasha kesal lalu melempar tas nya ke atas sofa.

"Sejak kapan lo sakit nya?"tanya Yasha sambil duduk di sampaing Luna.

"Apa yang lo rasain?"tanya Yasha.

"Diam Sha! Kepala aku pusing denger omelan kamu"suruh Luna dengan suara pelan.

"Ck.."Yasha berdecak kesal lalu mengambil hp nya untuk menghubungi sang mama agar datang kerumah Luna.

"Gue udah panggil mama"ujar Yasha setelah selesai menelfon.

Luna hanya bergumam pelan karena kepala sangat pusing.

"Pusing kepala nya?"tanya Yasha sambil mengusap pelan dahi Luna.

Luna mengangguk pelan.

"Kamu sekolah sana Sha!"suruh Luna.

"Tolong sekalian buatin surat izin buat aku"lanjut Luna.

"Hmm"Yasha hanya berdehem lalu membenarkan letak selimut Luna.

Tidak lama mama Yasha datang dengan wajah khawatir nya.

"Kamu sekolah sana Sha! Biar mama yang urus Yasha, mama juga udah telfon dokter buat cek Luna"ujar mama Hasna sambil memijat pelan kepala Luna untuk mengurangi rasa pusing nya.

"Om Aslan belum di kabari ma"ujar Yasha saat ingat ayah dari perempuan yang tengah terbaring lemah di atas tempat tidur.

"Om Aslan udah mama hubungi dan sedang dalam perjalanan pulang"jawab mama Hasna.

Yasha mengangguk.

"Sekolah sana!"suruh mama Hasna lagi.

Yasha mengangguk.

"Mama mau buat bubur dulu buat Luna"ujar mama Hasna lalu keluar dari kmar Luna.

Setelah kepergian mama Hasna, Yasha langsung berjongkok di samping Luna. Yasha taatp wajah pucat dari perempuan itu.

"Jangan sakit Lun"ujar Yasha pelan sambil mengusap kening Luna.

"Gue enggak bisa lihat lo sakit gini, mending sakit nya di gue aja"lanjut Yasha dalam hati.

"Cepet sembuh kesayang nya gue"ujar Yasha dalam hati lalu mencium singkat kening Luna.

Yasha berani mencium kening Luna karena Yasha yakin Luna tidak akan tahu.

Setelah nya Yasha bangun dan berjalan keluar dari kamar Luna.

"Ma, aku berangkat ke sekolah dulu. Nanti kalau ada apa-apa sama Luna mama langsung kabari aku"ujar Yasha saat sudah berada di dapur di rumah ini, mama nya sedang membuatkan Luna bubur.

"Hati-hati di jalan, jangan ngebut dan jangan ngelamun. Luna bakalan baik-baik aja"ujar mama Hasna sambil menatap sang putra

Yasha mengangguk lalu menyalamai tangan sang mama.



"Lo kenapa Sha?"tanya Yudo saat melihat teman sebangku nya diam terus sejak pagi dan juga terus menatap layar hp nya.

"Luna sakit"jawab Yasha tanpa berniat menatap Yudo karena laki-laki itu sedang menunggu mama nya membalas pesan yang di kirim nya lima menit lalu.

"Sakit apa doi?"tanya Yudo penasaran.

"Demam dan pusing"jawab Yasha apa ada nya.

"Lo khawatir?"tanya Yudo.

Yasha langsung menatap Yudo.

"Menurut lo?"tanya Yasha.

"Khawatir, soal nya sejak tadi lo enggak fokus"jawab Yudo.

"Sebenar nya perasaan lo ke Luna itu gimana sih Sha?"tanya Kevin, laki-laki itu sejak tadi diam menyimak apa yang Yasha dan Yudo sedang bicarakan.

"Sayang"jawab Yasha singkat.

"Lo cinta enggak sama Luna?"tanya Kevin.

Yasha langsung menatap kevin.

"Sha, kalau lo cinta sama Luna mending lo ungkapin dari pada nanti lo akan nyesel"ujar Kevin memberi saran.

"Jangan sok tahu sama perasaan gue"ujar Yasha tidak suka.

Walaupun ada sedikit ketakutan yang Yasha rasakan, lelaki itu takut Luna menemukan laki-laki lain yang bisa mengambil hati nya.

"Tapi itu kenyataan nya kan Sha? Lo suka, sayang, dan cinta sama Luna?"tanya Kevin.

"Jangan ikut campur sama apa yang gue rasain"ujar Yasha memperingatkan Kevin.

Lalu setelah nya Yasha, bangun dan berjalan keluar kelas. Dia itu tidak peduli bel masuk sudah berbunyi, lelaki itu sudah tidak mood berada di dalam kelas dan  memilih pergi ke UKS untuk menenangkan diri nya.

Yudo dan Kevin saling pandang saat Yasha sudah keluar kelas.

"Gue salah bicara?"tanya Kevin pada Yudo.

Yudo mengedikan bahu nya tidak tahu.

"Biarin aja dia pergi, enggak ada pawang nya jadi sensian"ujar Yudo.

Kevin mengangguk setuju.

Cuma Luna seorang yang bisa membuat mood Yasha bagus.




Bersambung...

04 Juni 2023
18 Juni 2023

 Friendzone Di SMKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang