prolog

90 16 2
                                    



  Langit gelap menghitam, suara gemuruh yang terdengar beberapa kali di atas langit, kilatan kilatan putih sebagai penghalun. Bulan yang mulai kehilangan cahayanya serta tetes air yang mulai menghambur.

Aroma khas tanah basah perlahan naik mulai menusuk indera penciuman, beberapa luka di lengan kanan mulai perih terkena terpaan tetesan hujan yang semakin lebat, namun itu harus di hiraukan. Langkahnya mulai menyeret kehabisan tenaga. Lelah.

Kilatan petir menghamburkan tubuhnya ke atas tanah, air mata sudah merebak semakin deras. Ini bukan saatnya untuk menangis dan memohon lagi. Dengan tenaga yang hampir habis ia menarik tubuhnya berlindung di sebalik pohon besar.

"Siapapun tolong" Batinnya dalam, bahkan untuk bersuara rasanya sudah tidak mampu lagi. Tangannya sudah tremor hebat.

Jantungnya semakin bergemuruh tak karuan ketika suara teriakan memanggilnya dari arah belakang. Tangannya sontak menutup mulut ia tidak ingin membuat suara sedikitpun. Ia harus kabur bagaimanapun caranya.

"Rin bangsat, dimana lo sembunyi"



"Tarik aja, robekin bajunya hancurin semuanya" 

Sumpah itu Provokasi.

"Enggak ,tolong .. tolong jangan"

Teriakan itu nyaris tidak digubris. Sementara Rin terus menangis menahan agar bajunya tidak sampai terbuka memperlihatkan tubuhnya yang banyak memar karena benturan berkali-kali.

"Menurut lo kenapa Rin? kenapa gue begini?" Tanyanya emosi.

"G-ue janji.. gue janji  gue bakal ikutin semua mau lo.." suaranya tersendat, bergetar. "tapi tolong jangan renggut semuanya dari gue, tolongg.. "

"Gue udah bayar lo Rin, semuanya.." Ia berteriak "..semuanya demi lo" Tubuhnya semakin dekat, sementara Rin memejamkan matanya berusaha menghilangkan segala ketakutannya.

"M-undur" Titahnya "gue -nggak pernah- jual -diri -gue"

"Gue tau Rin, tapi ini satu satunya cara agar lo bisa jadi milik gue"

"T-olong - jangann". Suaranya nyaris tak terdengar.

Malam ini di salah satu gudang belakang rumah yang sepi, angin dingin menusuk pori pori kulit putih Rin, Luka di tangannya cukup dalam namun itu tidak terasa, dadanya jauh lebih sakit saat ini.

Dua orang laki-laki itu terus saling memprovokasi, menghantam sekian kali batin Rin. Salah satu dari mereka harus di ingat untuk laporan ke polisi besok.

Hoodie hitam, tapi ada sesuatu yang meluncur dari balik hoodienya, Tag lencana Guna Bangsa yang tepat menggelinding di samping sepatu Rin. Dengan cepat Rin menginjak tag itu di kaki kanan.

Setelah mereka lengah Rin mengambilnya, menyelusupkan benda berukuran kecil itu ke salah satu saku.

Dadanya bergetar, pundaknya naik turun menahan tangis yang sudah tak terbendung.

Satu-satunya barang bukti ada di tangan. Rin tahu benar dia siapa, meski memakai hoodie dan masker tebakan Rin tidak akan salah.

Hening.

"Oke" Dia menghembuskan napasnya simpati. "gue sayang lo Rin.." Tangannya mulai menyerusuk ke belakang telinga. "tolong dengerin semua kata gue dan gue janji lo akan jadi orang paling bahagia bersama gue"



"Rin, anjing keluar "

"Gue udah baik sama lo tapi lo malah kabur njing"

Rin terkesiap tubuhnya sontak mundur mendekat pohon, ingatan berputar kembali di kepalanya saat bagaimana laki-laki itu memperlakukannya dengan kasar lalu seperkian detik kemudian berubah menjadi baik lagi.

Jalanan di depannya itu masih sepi tidak ada terlihat lalu lalang kendaraan yang lewat hanya genangan air hujan yang terlihat berkaca di samping trotoar. Rin melangkahkan kakinya paksa harap harap ada seseorang yang bisa melihatnya dan berusaha menolong.

Hingga saat suara teriakan itu semakin terdengar kencang dua buah cahaya dari kejauhan nampak samar di balik derasnya hujan. Sampai kendaraan itu mendekat lalu dihadangnya, ia tidak peduli lagi, intinya ia harus segera pergi.

Rin berjalan ke samping jendela kemudi. "Tolong.. tolong selamatin gue" Lirihnya lemah.

Pengemudinya tampak keheranan beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk cemas. Namun sebelum ia berhasil  masuk kedalam besi berjalan itu tubuhnya terasa ringan melayang hingga ia merosot jatuh di atas aspal basah.

Zero Attention Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang