Bagian 3

12.9K 1.2K 19
                                    

Saat pertama kali Arrant keluar yang ia tangkap dalam netranya hanya sebuah lorong panjang nan luas. Beberapa penjaga langsung membungkuk hormat ketika mereka baru saja melangkah keluar dari pintu kamar.

Dalam gendongan Duke Amaron yang berjalan penuh wibawa, Arrant dapat melihat dengan jelas seperti apa dunia yang ia tempati sekarang. Tatapan datar tak berminat namun terkesan polos jika dilihat, menarik beberapa pasang mata untuk mengintip putra bungsu Duke Amaron. 

Mereka penasaran akan rupa yang seakan lenyap setelah kabar duka Duchess itu terdengar.

"David, bawakan keperluan Geo. Saya akan mengajaknya berjalan-jalan di taman," titah Frans pada butler putra bungsunya yang baru saja hendak mengekor.

"Baik Duke," ucap David bergegas mempersiapkan segala keperluan Geo.

Perjalanan menuju taman belakang ternyata memakan waktu cukup lama, mereka melewati ruangan luas yang ramai dengan para pekerja di mansion utama. Mereka membungkuk hormat sembari menyapa, tentu tanpa adanya balasan.

Arrant hanya diam dan mengamati saja, semua ini tampak tak jauh berbeda dengan dunianya. Mungkin hanya sedikit berbeda pada pakaian yang mereka kenakan. Ah jangan lupakan juga sistem kasta yang berlaku di dunia ini sangat keras.

"Singkirkan pandang tajammu dari putraku!"

Suara berat yang terkesan dingin dari Frans membuat Arrant tersentak kaget. Ia segera melihat arah pandangan Frans, ada apa dengan pria ini?

Seorang wanita cantik berambut kuning terlihat sangat anggun dengan busana yang cukup mencolok, ia melihat Arrant dengan tatapan aneh?

Netra berwarna amber milik si wanita membuat Arrant tertegun. Arrant dapat merasakan ada kebencian besar yang bersarang di sana. Otak kecilnya kembali bekerja ekstra, menggali informasi tentang siapa sosok yang berdiri dengan angkuh ini.

Pembunuh!!

Kau yang membuat putri kecilku mati!

Argh!! Aku akan membalas semuanya!

Dada Arrant terasa sesak, ingatan yang berputar seperti gulungan kaset rusak itu berhasil membuat kepalanya berdenyut. Tubuh anak yang ia tempati sekarang memiliki hidup yang sungguh menyebalkan, rasa ingin mati Arrant bertambah pekat saja.

Arrant menyamankan sandaran kepalanya pada Frans, menatap datar wanita yang berstatus ibu kandung dari tubuh ini. Tunggu sebentar, Arrant jadi terpikirkan sesuatu saat melihat netra amber yang berkilat milik Duchess Catalina. Ia tersenyum tipis dan menggeser tubuhnya dalam gendongan sang ayah.

"Ibu?" cicit Arrant pelan. Kedua tangan kecil milik Geo merentang, terangkat seakan meminta Lina mengambil alih tubuhnya untuk digendong.

Mata violet Geo yang memandangnya penuh harap, membuat Lina terhenyak sebentar sebelum mengalihkan fokusnya ke arah lain. Ada apa dengan tingkah anak ini? Bukankah selama ini Geo akan ketakutan dan menangis setiap melihatnya, dan hal itu membuat Lina muak.

"Tetap bersama ayah," ujar Frans membuat tubuh Geo kembali terhimpit dalam gendongannya.

Arrant diam menatap kecewa ke arah Duchess Catalina yang berlahan menghilang karena langkah Frans terus menjauh. Hembusan napas yang terdengar panjang Geo lakukan, gagal sudah membuat wanita itu membunuhnya.

SELFISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang