Hallo
Cerita ini rada sedih sih. Mending siapin tisu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Jangan berani-beraninya kamu keluar dari pintu itu!"
"Aku udah muak! Aku gak sanggup kayak gini terus."
Tangannya mengepal dikedua sisi tubuhnya. Sunghoon mati-matian menahan emosinya, dia tidak ingin mempertontonkan adegan kekerasan di depan anak dibawah umur.
"Kalau mau hidup susah sendiri aja! Aku gak mau."
Sunghoon menahan tangan wanita itu, menahannya agar tidak pergi dari rumah dan meninggalkan dirinya sendirian di sini.
"Jangan pergi! Kamu tega sama Sunoo?"
"Urus aja sendiri, aku mau pulang ke jakarta, aku udah gak sanggup ngadepin kamu yang pengangguran."
"Aku lagi cari kerja! Kamu bisa sabar dikit gak? Kamu pikir gampang?"
"Halah, kamu tuh males-malesan terus di rumah! Mana ada cari kerja?"
"Aku pergi!"
Sunghoon mengejarnya, mencoba menahan istrinya agar tidak pergi, dia tidak mau kehilangan istrinya. Namun, tangisan Sunoo menghentikan langkahnya.
Dia bingung, antara mengejar istrinya atau menghampiri Sunoo yang menangis.
"Mama!!"
Akhirnya, Sunghoon membiarkan wanita itu pergi. Jika memang bersamanya hanya membuat wanita itu tersiksa dan sengsara, Sunghoon akan melepaskannya.
Sunghoon berbalik dan memasuki rumahnya, dia mencari dimana asal suara tangis Sunoo, padahal tadi anak itu sedang meminum susu dikasurnya.
"Ya, ampun! Sunoo!"
Sunoo jatuh dari kasurnya, menangis sembari memegangi kepalanya yang terbentur meja.
Sunghoon merasa gagal... dia merasa gagal sebagai seorang suami dan sebagai seorang ayah.
"Maafkan Papa... maafkan Papa, Nak."
.
"Mau Mama! Mau Mama!"
Sunoo terus menangis, dia tidak mau makan atau digendong. Dia terus memanggil Mama-nya.
Sunoo kecil sudah mengelilingi rumah sebanyak 5 kali, mencari keberadaan sang Mama tapi tak kunjung menemukannya juga.
Sunoo terus menangis dan menendang barang di sekitarnya.
"Sunoo, sini sama Papa."
"Ndak mau! Mau Mama!"
"Mamanya lagi pergi, sayang. Sama Papa dulu, sini."
Sunoo berbalik badan memunggunginya. Sunghoon tidak tahu harus bagaimana, dia sudah menelpon semua teman istri-nya di jakarta barang kali mereka tahu tentang istri-nya, tapi tidak satupun yang tahu.
Kenapa dia meninggalkan Sunoo? Padahal Sunoo lebih dekat dengan Mama-nya.
Sunghoon juga tidak begitu mengerti tentang mengurus anak, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.
"Sunoo, kamu belum makan, ayok makan dulu. Nanti kita telpon Mama."
"Hum... ndak mau! Mau Mama!!"
"Iya, tapi makan dulu. Nanti telepon Mama."
"Benel?"
"Iya, sini."
Sunoo mengusap pipinya yang basah lalu merentangkan tangannya meminta gendongan. Sunghoon langsung menggendongnya lalu membawanya ke dapur untuk mengambil makanan.
.
"Mama..."
Sunoo mengeratkan pelukannya pada leher Sunghoon, sementara Sunghoon hanya diam menatap ponselnya.
Dia sudah berusaha menelpon istrinya tapi nomornya tidak aktif, sepertinya dia mengganti nomor.
"Papa! Mau Mama!!" teriak Sunoo.
"Udah malam, sayang. Mama nya pasti udah tidur, Sunoo juga tidur, ya?"
Sunoo menggeleng ribut, walaupun sebenarnya dia mengantuk sekali, tapi dia tidak bisa tidur tanpa dipeluk Mama nya. Sunoo kembali menangis di pundaknya. Sunghoon juga rasanya ingin menangis. Kenapa jadi begini?
"Sunoo..."
"Mama kemana? Sunoo mau Mama!"
"Maaf..."
Air mata nya ikut mengalir, tapi buru-buru Sunghoon mengusap pipinya. Dia harus kuat demi Sunoo, walau rasanya ingin mati saja.
Dia kehilangan pekerjaan nya karena salah paham, sudah 2 bulan dia di rumah saja. Istri Sunghoon marah, tentu saja. Sunghoon mencari pekerjaan kemana-mana tapi dia tidak mendapatkannya, sampai bulan ke-3 Istri Sunghoon benar-benar sudah tidak sanggup dengannya.
Uang tabungan mereka perlahan habis, Sunoo sebentar lagi masuk tk dan kebutuhan semakin banyak.
"Maafkan Papa."
Sunoo tertidur karena lelah menangis. Setelah Sunoo tidur, giliran Sunghoon yang menangis. Sunghoon menggigit bibir bawahnya menahan suara tangisannya agar Sunoo tidak bangun.
Akan seperti apa hidupnya besok? Sunghoon tidak tahu harus bagaimana menjelaskan pada Sunoo bahwa Mama nya meninggalkan dia untuk selamanya. Entah kembali atau tidak.
.
Murni cerita saya.
Jika ada kesamaan, hanya kebetulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Hero
General FictionMungkin orang-orang menganggapnya tak masuk akal, tetapi inilah yang terjadi dalam hidup Sunoo. Dia kehilangan Ibunya saat usianya 5 tahun. Sunghoon mencoba menjadi Ayah yang baik untuknya, meski hatinya tergores karena kehilangan sang istri dia ha...