Hallo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Hearteu dari Sunoo buat Papa! Cemangat, Papa!"
Sunghoon tersenyum menatap foto yang diberikan Sunoo tadi sebelum dia berangkat untuk bekerja.
"Lucunya."
Sunghoon memasukkan fotonya kedalam saku celananya, melanjutkan kembali langkahnya menuju restoran milik Pamannya.
Restoran yang terletak di pinggir jalan dan baru buka beberapa minggu yang lalu. Sunghoon menjadi bagian mencuci piring karena hanya itu yang tersisa, sebenarnya Sunghoon tidak terlalu pandai mencuci piring tapi dia akan mencobanya.
Yang awalnya pekerja kantoran menjadi tukang cuci piring... agak berat, tapi hidup memang kadang sulit ditebak.
"Sunghoon? Langsung ke belakang aja, ya. Nanti kamu gak sendiri, kok! Ada yang lain. Kenalan aja."
"Iya, om. Makasih. Sunghoon ke belakang dulu."
Jimin mengangguk lalu membiarkan Sunghoon pergi ke belakang tepatnya di samping dapur, tempat cuci piring.
Roda kehidupan berputar, dan tidak bisa sesuai keinginan kita.
Sunghoon mengambil napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Sedikit sesak mencium bau ruangan cuci piring. Namun, Sunghoon harus terbiasa.
Gak papa, demi Sunoo bisa makan.
Namun.... hidup memang tidak sesuai keinginan kita. Di hari pertama, Sunghoon memecahkan dua piring karena tangannya licin, Jimin memindahkannya ke bagian membersihkan meja tapi beberapa pelanggan protes karena meja masih kotor.
Sunghoon merasa tak enak.
"Maaf, Om."
"Gak papa, lain kali jangan diulangi--"
"Sunghoon mau berhenti aja."
"Loh? Gak papa, Hoon. Kamu cuma butuh adaptasi. Nanti Om ajarin cara bersihin meja."
"Kayaknya aku emang gak bisa, maaf."
"Yaudah kalau kamu emang gak nyaman dan gak bisa, kamu bisa cari pekerjaan lain."
Tak semudah membalikkan telapak tangan. Setelah bekerja 1 minggu di restoran Om Jimin, dia mencoba beberapa pekerjaan lain.
"Papa, Nunu pengen beli cilok."
Sunghoon merogoh saku celananya, dia menemukan satu lembar lima ribu rupiah dan dua lembar dua ribu rupiah, sisa membeli bensin tadi.
"Nih, jangan banyak-banyak nanti sakit perut."
Sunghoon hampir menyerah lagi, tapi melihat Sunoo kecil tersenyum begitu lebar dan pipi gembilnya yang begitu lucu... Sunghoon tak tega kalau pipi itu harus tirus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Hero
General FictionMungkin orang-orang menganggapnya tak masuk akal, tetapi inilah yang terjadi dalam hidup Sunoo. Dia kehilangan Ibunya saat usianya 5 tahun. Sunghoon mencoba menjadi Ayah yang baik untuknya, meski hatinya tergores karena kehilangan sang istri dia ha...