09

345 94 11
                                    

Hallo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

2 bulan cukup untuk membuat Sunoo mengizinkannya pergi.

Sunghoon sudah siap dengan tas ranselnya, Sunoo mengikutinya dari belakang sembari meminum susu kotaknya, berjalan sembari melamun dan berakhir menabrak sang ayah.

"Sunoo."

"Um!"

Saat Sunghoon hendak memakai sepatunya, Sunoo langsung melempar susu kotaknya yang sudah habis dan menghampirinya. Duduk di pangkuan Sunghoon, memeluk leher sang ayah erat.

"Loh, Sunoo?"

"Sebental saja."

Sunghoon membiarkan Sunoo di posisinya selama kurang lebih lima menit, membiarkan anaknya itu menghirup wanginya lama-lama agar tidak lupa saat dia pergi.

"Papa, jangan lama-lama--"

"Haha, Sunoo, kan udah Papa bilang semalem Papa perginya satu bulan setengah."

"Ish, lama sekali. Ya sudah, Sunoo cari Papa baru saja."

"Emang bisa? mau cari kemana, hm?"

"Uh~ Papaa~"

Sunghoon buru-buru mengusap air mata yang turun, tidak mau kepergiannya tertunda. Dia memeluk Sunoo dan mengusap punggungnya.

"Iya, iya, papa cuma 45 hari di sana, enggak satu bulan setengah."

"Umm, benal ya?"

Sunghoon tersenyum, mengecup pipinya beberapa kali. "Iya, sayang."

"Lepas, dong, Papa mau berangkat."

"Sebental. Nanti Papa harus telpon Sunoo! ndak boleh lupa sama Sunoo, harus selalu ingat Sunoo."

"Iya."

"Papaa--"

"Kamu mau sepeda lipat, gak?"

"Mau!"

Cup.

"Hati-hati, Papa, Sunoo love Papa so much!"

Sunghoon tertawa melihat betapa cepatnya Sunoo berubah setelah dia mengatakan keinginan anak itu. Benar-benar menggemaskan, Sunoo mendongak menatapnya dengan wajah bulat dan mata yang basah bekas menangis.

"Hm. Kamu baik-baik di sini, jangan nakal!"

"Um! Sunoo ndak akan nakal, Sunoo akan jadi anak baik. Pulangnya belikan Sunoo sepeda lipat, hehe."

"Iya."

.
.

Sulit bagi Sunghoon untuk meninggalkan Sunoo, tapi dia harus tetap melakukannya untuk dirinya dan Sunoo juga.

Perjalanan jauh terasa menyiksa, setiap detiknya dia semakin jauh dengan putranya. Sunghoon menutup wajahnya dengan topi, memakai earphone dan mulai terlelap.

Mungkin... ini awal dari lembaran kehidupan mereka. Ini yang terbaik, seperti kata Jisung, Tuhan punya rencana yang lebih baik.

.
.

Satu minggu, mungkin Sunghoon bisa menahannya, tapi hanya melihat foto Sunoo tidak membuat rindunya menghilang.

Sore itu, di kamar kosan nya, setelah dia pulang dari bekerja sebagai tukang kunci, dia merebahkan tubuhnya pada kasur lantai.

Membuka ponselnya, menelpon Sunoo.

Saat panggilan Video itu akhirnya di angkat oleh Yeji, dia langsung bisa melihat wajah Sunoo yang putih entah kenapa.

Me and My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang