11

515 101 37
                                    

Hallo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Banyak yang Sunghoon lewatkan selama 10 tahun ini, walau dia sering pulang dua bulan sekali dan dirumah 1 minggu atau lebih... dia tetap melewatkan beberapa hal.

Sunoo, bayi kecilnya sudah besar. Sekarang dia sudah berusia 17 tahun. Bayi kecil yang dulu menangis karena permennya jatuh, sekarang saat permennya jatuh dia hanya berkata "tinggal beli lagi"

Bayi kecil yang dulu harus dibantu memakai pakaian, sekarang sudah bisa memakai pakaiannya sendiri.

Bayi kecil yang selalu minta disuapi, sekarang bisa makan sendiri.

Sunghoon melewatkan banyak hal... saat dia akhirnya sampai di rumahnya pada pukul 11 malam, -- dia berangkat sore -- dia menemukan rumah sudah sepi.

Rumah yang memang jadi sepi... semenjak Ibu Sunghoon meninggal, kakak tertua dan Yujin-Jiheon memutuskan untuk membeli rumah dan meninggalkan rumah itu... tinggal Yeji, suaminya, dan Sunghoon menitipkan Sunoo.

Saat awal SMA, Yujin dan Jiheon akhirnya memutuskan kembali dan tinggal bersama Sunoo dan Yeji.

Kemarin katanya Yeji, suaminya, dan anaknya yang masih 8 tahun sedang pergi liburan jadi dirumah hanya tersisa mereka bertiga, Yujin, Jiheon, dan Sunoo.

"Sunoo?"

Sunghoon sudah hapal, Sunoo ada di kamar miliknya. Dia merasa tak asing dengan pemandangan didepannya ini, anak laki-laki yang tertidur di ranjangnya memeluk selimut nya, dengan bantalnya yang basah karena air mata.

Sunghoon melepaskan tas ranselnya, membenarkan selimut agar menutupi tubuh Sunoo dan agar dia tidak kedinginan.

Sunghoon menatap wajah itu, Sunoo tertidur pulas, begitu tenang. Sunghoon mengelus rambutnya, lalu turun ke pipinya...

"Maaf."

Andai Sunghoon berangkat siang, mungkin dia akan sampai lebih awal, tapi busnya tidak ada dan dia harus menunggu sampai sore.

"Sunoo, selamat ulangtahun anak Papa. Selamat ulangtahun yang ke-17. Sunoo udah gede aja, perasaan baru kemarin kamu masuk sd kelas 1, nangis gak mau masuk kelas dan gak mau ditinggal Papa."

"Jagoan Papa udah gede."

Sunghoon mengusap air matanya.

"Maaf Papa telat lagi.. maaf gak bisa ngerayain ulangtahun kamu, maaf Papa belum bisa jadi ayah yang baik. Maaf karena Papa ingkar janji lagi, kamu udah nungguin tapi Papa gak dateng dateng. Maafin Papa ya, sayang?"

"Maaf karena Papa kamu jadi harus kesepian disetiap ulangtahun kamu, maaf karena Papa kamu jadi sering nangis tiap malam nungguin Papa. Maafin, Papa."

Sunghoon hendak berdiri untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tapi tangannya ditahan oleh Sunoo.

Sunoo belum tidur, dia hanya memejamkan matanya menghilangkan lelah karena menangis lama.

Sunoo bangun dan memeluk Sunghoon, walaupun dia sudah 17 tahun tapi dimata Sunghoon, Sunoo masih bayinya yang baru berusia 4 tahun.

Menangis dipelukannya dan berbicara dengan bahasa bayinya, mengatakan betapa beratnya dia menahan rindu.

"Udah, ah, jangan nangis.. masa udah 17 tahun nangis? udah bisa bikin ktp, udah punya pacar, dua tahun lagi lulus sekolah, masa nangis kayak anak tk aja?"

"Papa~" Sunoo merengek.

.
.

"Semalam siapa aja?"

Me and My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang