13

439 64 2
                                    

Hallo
.
.
.
.
.

what if.... Mama Sunoo menyetujui permintaan Sunghoon untuk menemui anaknya setelah perceraian mereka.

"Mama!!"

Tangis haru tak dapat Sunoo tahan, anak itu bergerak rusuh di atas ranjang rumah sakitnya, tangan nya terjulur hendak meraih sang ibu namun Sunghoon menahannya.

"Mama... hiks.. Nunu kangen sekali dengan Mama."

Wanita itu menampilkan ekspresi datarnya, tapi walaupun begitu dia menghampiri Sunoo, tangannya terulur mengusap kepala Sunoo, anak itu menatapnya dengan mata berbinar dan saat Sunoo memegang tangannya, Mama Sunoo dapat merasakan suhu tubuh anak itu.

"Mama, Nunu kangen. Mama kenapa lama sekali perginya?"

Mama Sunoo akhirnya menunjukkan senyumnya. Wanita itu duduk di samping ranjang Sunoo, menggenggam tangan anaknya yang hangat.

"Sunoo sakit?"

"Umm.. Nunu kangen Mama."

"Maaf, sayang. Mama pergi sebentar kemarin. Sekarang Mama udah di sini."

Sunoo tersenyum lebar, walau kepalanya pusing dan tubuhnya lemas. Dia akhirnya memeluk sang ibu dengan erat, tak dapat menahan pusing nya.

"Sunoo udah makan?"

"Belum..  Nunu mau disuapi Mama."

Sunghoon tak dapat menahan air matanya, ini sudah sangat lama sejak terakhir kali mereka bertemu saat perceraian. Namun, dia tahan. Dia tak ingin terlihat lemah. Rasa senangnya lebih mendominasi daripada rasa sedihnya.

Dia tersenyum melihat Sunoo akhirnya kembali ke pelukan Mama nya.

"Sunoo harus makan habis itu minum obat, Mama suapi, ya?"

Tak berubah.. nadanya masih selembut dulu, sentuhannya masih sehangat dulu, kasih sayangnya masih setulus dulu.

Sunoo sangat senang, dia tak berhenti tersenyum tapi air matanya terus mengalir tak henti-henti, sampai air mata ikut masuk ke mulut bersama makanan yang disuapkan Mamanya dan rasanya jadi asin.

Mama Sunoo menaruh piringnya yang sudah kosong, Sunoo makannya lahap sekali. Kemudian Mama mengusap pipi Sunoo yang basah.

"Sunoo, jangan nangis. Mama kan udah di sini."

"Nunu senang sekali, Mama tetap di sini, ya? Jangan pergi pergi lagi."

Sunoo memeluknya erat, menunjukkan betapa rindunya dia. Rindunya akhirnya terbalas, setelah penantian lama, setelah melewati setiap malam yang menyeramkan dan menyiksa akhirnya dia bisa kembali memeluk Mama-nya.

Sementara mereka melepas rindu dengan berpelukan, Sunghoon hanya duduk di sofa ruang inap Sunoo dan menatap mereka dengan senyumnya.

Dia senang kalau Sunoo senang.

Melihat mantan istrinya baik-baik saja setelah perceraian mereka, sudah cukup membuatnya senang. Meskipun hati ingin memeluknya seperti Sunoo memeluknya.

Sunghoon masih mencintainya.

"Sunoo, ini sudah malam. Mama pulang, ya?"

Sunoo menggeleng kuat, tetap memeluknya erat dan tak mau melepaskan barang sebentar pun.

"Jangan tinggalkan Nunu lagi, Mama."

"Sunoo, Mama harus pergi lagi. Sunoo anak baik, kan? Nanti Mama ke sini lagi, sekarang Sunoo tidur, pas bangun Mama udah di sini lagi."

"Nunu mau tidur sama Mama."

"Sunoo, Mamanya harus pergi." Akhirnya Sunghoon menghampiri anaknya dan menariknya dari pelukan Mama Sunoo.

"Besok Mama ke sini lagi, kok. Sekarang harus pulang dulu. Sunoo ngantuk, kan? Ayok tidur sama Papa," ucapnya memberi pengertian.

Sunoo akhirnya mau lepas, kemudian mencium pipi sang Mama dan tersenyum kepadanya sebelum merebahkan tubuhnya di ranjang rumah sakit.

"Nunu sayang Mama, besok ke sini lagi, ya?"

Mama Sunoo hanya tersenyum dan mengusap kepalanya. "Tidur, ya?"

"Hum! good bye, Mama!" ucapnya dengan suara imutnya.

Sunghoon kemudian mengantarnya sampai pintu kamar inap Sunoo.

Sunoo menutup matanya karena mengantuk, namun kemudian suara orangtuanya yang sedang mengobrol membuatnya penasaran.

"Kamu besok ke sini lagi?"

"Ya enggak lah, tadi cuma supaya dia lepasin aku aja. Ini yang terakhir kalinya, aku gak mau ketemu kalian lagi."

Sunoo membuka matanya kembali

"Mamaa!!"

"Mamaa!!"

Sunoo membuka matanya, dan yang dia rasakan hanya sesak di dadanya karena menangis sepanjang malam. Yang dia lihat hanya pemandangan kamarnya yang gelap, dan saat dia melirik jam dinding ternyata masih pukul 2 dini hari.

Sunoo beranjak dari posisi tidur nya kemudian duduk di tepi ranjang.

Tangisnya tumpah lagi, belakangan ini dia tak bisa menahan emosinya, termasuk marah sedih dan lain-lain. Sunoo tak bisa kendalikan dirinya sendiri.

Dia kembali teringat pada Mamanya padahal sudah bertahun-tahun berlalu. Mama pasti sudah melupakannya, dan dia juga seharusnya sudah melupakan Mamanya.

"Mamaa... Mama..." Sunoo terus memanggilnya. Berharap angin sampaikan rindunya.

Sunoo berharap dia tak pernah kehilangan Mamanya. Kenapa dia harus kehilangan Mamanya?

Bertahun-tahun berlalu dan dia mulai kehilangan separuh ingatannya tentang masa kecilnya, lagipula Mamanya meninggalkan dia saat dia masih sangat kecil. Yang dia ingat hanyalah malam-malam menyakitkan dimana dia merindukan Mamanya, dan saat Mamanya meninggalkannya tanpa sepatah katapun. Tanpa pamit wanita itu pergi dari hidupnya.

Sunoo berharap dia bisa bertemu lagi dengan Mamanya, walau sudah bertahun-tahun... Sunoo harap Mamanya merindukan dia seperti dia merindukan Mama.

Me and My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang