02

637 122 20
                                    

Hallo

Harap bijak dalam membaca.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Bu, aku boleh minta bantuan?

"Bantuan apa, Nak? Jangan sungkan, Ibu tetap Ibu kamu. Kalau kamu dalam masalah, datang aja ke Ibu. Ibu pasti bantu kamu."

Sunghoon menahan tangisnya.. menggenggam pisau ditangannya begitu erat.

"Aku mau nitip Sunoo beberapa hari di rumah Ibu. Apa boleh?"

"Sunoo? Tentu saja! Pintu rumah selalu terbuka lebar. Memangnya kamu mau kemana?"

"Aku mau pergi ke suatu tempat."

Air matanya mengalir juga. Membasahi wajah pucatnya, karena belum makan dari 3 hari yang lalu, dia hanya minum air dan sedikit makanan sisa bekas Sunoo.

Sunghoon sedang berada di dapur. Dapur dalam keadaan berantakan dengan piring kotor dimana-mana.

"Hari ini aku ke sana."

"Iya.. kamu baik-baik aja, Nak? Suara kamu kok gitu? Kamu sakit?"

"Enggak, Bu. Aku baik-baik aja."

"Yaudah kalau gitu... eh, katanya adek mu mau ke sama. Mau ketemu istrimu, mau minta diajari masak."

"Kalau gitu aku titip Sunoo ke adek aja, ya? Aku gak akan ke sana."

"Loh? Kenapa? Ibu kangen sekali dengan kamu. Ke sini, sebentar aja. Ibu mau liat wajah kamu, udah lama gak ketemu."

Sunghoon mengusap kasar air matanya, rasanya sesak. Dia tidak sanggup mendengar suara Ibunya lebih lama, ini menyakitinya.

"Bu, aku sibuk, udah dulu, ya?"

"Oke kalau gitu, jangan lupa--"

Tut

Sunghoon mematikan panggilan telponnya. Menatap pantulan dirinya sendiri di cermin kecil di dinding, yang entah apa gunanya ditaruh di dapur.

Begitu berantakan, lingkaran hitam di bawah mata, rambut berantakan, dan sisa air mata di sana.

Sunghoon benar-benar hilang akal, dia tidak tahu harus bagaimana.

.

"Kakak!"

Yeji memasuki rumah kakaknya itu, dan begitu terkejut saat menemukan kondisi rumah berantakan dan gelap. Yeji menyalakan lampu ruangan, lalu mencari keberadaan kayaknya itu.

"Eh, Yeji?"

Sunghoon keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk kecil di tangannya.

"Ponakan aku mana?"

"Di kamar, lagi main."

"Kalau kakak ipar? Aku mau minta diajarin masak."

Sunghoon mengambil napas panjang lalu menghembuskannya pelan sebelum menjawab.

"Lagi pergi."

"Oh? Kirain ada. Pergi ke mana?"

"Sunoo mau aku titipin di rumah Ibu, barang barangnya udah aku siapin di tas warna kuning. Sunoo sama kamu, ya? Aku lagi buru-buru soalnya."

Yeji menyadari Sunghoon menghindari kontak mata dengannya, dan dia merasa kakaknya ini sedang tidak baik-baik saja.

"Kakak mau kemana?"

"Gak perlu tau, pokoknya aku titip Sunoo."

Kemudian Sunghoon memberinya senyum tipis sebelum dirinya pergi ke dapur.

Me and My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang