Bapak Datang

378 39 13
                                    

Raya pov

Akhirnya hari ini berjalan dengan lancar. Dan jangan lupakan bahwa hari ini adalah gajian pertamaku. Kebetulan sekali hari ini Jum'at dan Ibu udah pulang dari Semarang jadi nggak sabar buat pulang ke rumah dan kasih gaji pertamaku ke Ibu. Seperti yang udah di umumkan tadi pagi, bahwa gajian hari ini masih cash dan harus di ambil di office setelah pulang kerja. Baru 2 menit yang lalu bel pulang berbunyi, dan kebetulan aku tidak tercatat ikut lembur jadi bisa langsung pulang.

"Heh Sya, nggak pulang kamu?" Tanya Mbak Santi ketika lewat di depanku.

"Ini mau pulang, tak beresin dulu ini terus pulang. Lagian pasti masih ngantri di office soalnya pada ambil gaji." Kataku sambil membereskan sedikit hasil kerjaanku hari ini.

"Oh iya, masih cash to gajinya?" Tanyanya lagi. Aku sudah selesai dengan beres-beres ku kemudian duduk di lantai yang malah di ikuti oleh mbak Santi.

"Iya mbak, katanya belum jadi gitu sih rekeningnya jadi masih cash." Jawabku menatap mbak Santi yang duduk di samping kanan ku.

"Owalah, masih betah kan kamu disini?" Entah kenapa mbak Santi menanyakan hal itu padahal kayaknya aku gak menunjukkan hal-hal kayak mau keluar.

"Kok tiba-tiba?" Tanyaku yang malah di tanggapi kekehan oleh mbak Santi.

"Ya siapa tau aja kamu udah lelah tiap hari denger aku teriak-teriak kesana kemari" jawaban yang cukup aneh sih sebenarnya. Tapi emang bener sih mbak Santi emang suka teriak-teriak setiap hari tapi aku tau kalau itu cuma profesional kerja aja jadi ya aku gak masalah sih.

"Ya emang kerjaan mbak Santi kan itu, jadi ya gak heran sih. Cuma kadang rada pening aja kepala ini kalau mbak pas teriak di samping telinga aku." Kataku sambil terkekeh yang malah ngebuat mbak Santi ngakak di sampingku.

"Lho mbak Arsya gak ke office, mau bareng nggak?" Kata salah satu teman seangkatan ku yang kebetulan lewat melihatku dan mbak Santi sedang bercanda. Ia juga berada di line mbak Santi sama sepertiku.

"Oh iya mbak duluan aja, lagian palingan masih rame sih jadi tunggu bentaran biar agak sepian dikit" jawabku yang di angguki olehnya dan pergi setelah tersenyum kepada mbak Santi.

"Ya udah sana dek keburu pada pulang Hrdnya." Kata mbak Santi kemudian bangkit dari duduknya. Aku mengangguk dan ikut berdiri di sampingnya.

"Aku mau lanjut ngecek yang pada lembur di line sebelah. Pulang ati-ati ya, mau mudik kan? Jangan lupa nabung dek." Lanjutnya dan berlalu pergi dari hadapanku untuk melanjutkan pekerjaannya.

Setelah mbak Santi pergi, aku segera mengambil hp ku yang aku taruh di box khusus hp dan segera melangkah menuju ruang office setelah absen pulang. Sepanjang perjalananku ke ruang office, aku memandang sekeliling. Ternyata Pt ini memang sangat besar dan banyak sekali karyawannya. Aku kadang masih tidak menyangka kalau aku bisa keterima di Pt ini dan menjadi salah satu karyawan disini.
Tak berapa lama aku berjalan, ternyata aku sudah hampir sampai di Office. Dan benar dugaanku masih sangat banyak manusia di sana menunggu giliran untuk masuk ke ruang office.

Aku berdecak, bahkan setelah mengobrol dengan mbak Santi tadi belum juga bisa mengurangi jumlah manusia yang sedang mengantri disana. Namun aku tetap melanjutkan jalanku menuju kerumunan orang yang sedang mengantri tersebut.

"Lho mbak Arsya, lama gak ketemu tak kira nggak lanjut lho kamu itu." Saat akan sampai di depan ruang office tiba-tiba ada yang menyapaku, aku mengenali wajahnya tapi aku lupa siapa namanya.

"Iya mas, masih disini aku. Mas sendiri di bagian apa sekarang." Tanyaku sedikit basa-basi.

"Aku di gudang mbak, mbak Raya sendiri dimana?" Tanyanya padaku. Pantes nggak ketemu dia di gudang aku di produksi. Bahkan aku gak tau gudang bentukannya kayak apa, karena aku tidak berganti job saat proses treaning kemarin.

Aku Tau DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang