Gaji Pertama

354 41 5
                                    

Author Pov

Tidak terasa sudah satu bulan Raya bekerja di PT tersebut dan hari ini tepat dimana Raya resmi menjadi karyawan disana, pasalnya kemarin ia sudah menandatangani kontrak kerjanya selama 2 tahun. ID card yang biasanya ia pakai berwarna putih, kali ini sudah berubah menjadi warna hijau menandakan bahwa ia sudah tercatat sebagai karyawan di PT tersebut.

Raya menatap dirinya di pantulan cermin di dalam kamar kosnya. Ia menyunggingkan senyum terbaiknya menatap pantulan dirinya yang telah rapi dengan kemeja biru terang dengan logo dan nama PT tempat ia bekerja. Tak lupa dengan ID card barunya yang sudah terkalungkan dengan rapi di lehernya. Ia begitu semangat hari ini, hingga setelah shalat subuh tadi ia langsung bersiap dan sekarang masih sangat pagi untuk berangkat kerja.

Raya melihat jam dinding di kamarnya. 05.05 masih sangat pagi bukan untuk berangkat. Bahkan mungkin orang-orang yang bekerja di sift malam di PT nya saat ini sedang menjaga agar matanya tetap terbuka. Ngomong-ngomong soal sift, mulai minggu ini juga Raya akan berganti sift setiap 1 minggu sekali.

Raya kembali menatap pantulan dirinya dan kembali tersenyum, ia mengingat beberapa kejadian yang terjadi satu bulan selama ia melakukan treaning.

Flashback on

Raya Pov

Hari ini tepat dimana hari terakhir aku berada di line mbak Santi setelah 17 hari kemarin aku belajar tentang cara kerja mesin dan mencoba proses produksi. Namun entah karena apa sore ini aku di panggil oleh Pak Robi untuk menemuinya di Ruang Hrd. Ngomong-ngomong soal Hrd, aku dan kak Risma sekarang semakin dekat bahkan aku sering mengantarnya pulang kalau ia sedang pulang cepat.

Ku langkahkan kakiku menuju ruang Hrd di lantai satu ujung gedung ini. Setelah sampai di depan ruangan yang bertuliskan OFFICE, aku langsung mengetuk ruangan tersebut dan membukanya sedikit mengintip. Hanya ada satu orang yang sedang duduk di depan komputer nya dengan serius dan juga satu lagi sedang berdiri di depan mesin fotocopy membelakangi pintu. Aku masuk dan bertanya kepada seseorang yang sedang duduk di depan komputernya.

"Selamat sore bu, saya ingin menemui Pak Robi." Kataku yang membuat ke dua orang yang ada di ruangan tersebut mengalihkan perhatiannya ke arahku. Kulihat ia hanya menaikkan satu alisnya.

"Hei Araya, ada perlu apa?" Tiba-tiba seseorang yang berdiri di depan mesin fotocopy itu berjalan ke arahku dan kalian tau siapa? Yah betul dia kak Risma.

"Ah, ini kak eh maksudnya bu. Saya ingin bertemu dengan Pak Robi, karena tadi kata Mbak Santi saya di suruh menemui Pak Robi ketika sudah pulang kerja." Jawabku yang mendapat respon baik darinya buktinya sekarang ia mengembangkan senyumnya atau memang ia selalu tersenyum sama aku.

"Oh cari Pak Robi. Ada kok tapi, Ia sedang keluar. Mau nunggu disini atau gimana?" Jawabnya yang masih tidak melunturkan senyum manisnya. Aku sedikit bingung, namun sebelum aku menjawab pintu di ruangan tersebut terbuka menampakkan orang yang aku cari.

"Oh, halo Araya tadi saya mendatangi line mbk Santi tapi katanya kamu sudah kesini jadi saya balik lagi. Ayo keruangan saya." Ajaknya dan berjalan keruangan nya. Aku hanya mengekor saja mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke ruangannya.

"Silahkan duduk Araya." Aku hanya menuruti apa yang ia katakan. Jiwa introvert ku selalu muncul ketika bertemu orang yang tidak akrab denganku.

"Ok baik, melihat nilai kamu di raport dan juga laporan dari Supervisor line kamu kemarin bahwa kamu sangat cekatan di bidang produksi barang. Jadi saya memutuskan kamu menetap di bidang produksi saja tanpa harus melanjutkan training kamu di bagian lain. Jadi mulai besok dan selanjutnya, kamu terus berada di bagian produksi tanpa harus rolling ke bagian lain. Apa bisa di mengerti?" Jelas Pak Robi panjang lebar. Aku hanya mengangguk kan kepala saja.

Aku Tau DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang