Wawancara terabstrud

1.7K 142 5
                                    

Author Pov

Terlihat ramai orang berlalu lalang di sebuah pabrik besar di tengah kota Yogyakarta. Mereka memasuki area produksi untuk segera melakukan proses produksi karena jam sudah menunjukkan pukul 06.50 yang artinya 10 menit lagi jam kerja di Pabrik tersebut akan segera dimulai.  Diantara mereka ada yang berlari-larian dari depan gerbang hanya karena takut terlambat memasuki gedung produksi yang artinya adalah potong gaji.

Berbeda dengan dua orang remaja yang tidak beda jauh umurnya sedang duduk di depan aula yang masih tertutup rapat entah sudah berapa menit lamanya.

"Ya Allah, lama amat dah nggak buka-buka. Lupa naruh kuncinya apa gimana dah ini." Gerutu Raya yang masih bisa di dengar oleh seorang cowok disampingnya.

"Hahaha... Kamu itu lho mbak, baru juga berapa menit yang lalu udah bosen apalagi aku yang dari tadi subuh." Seru Rehan yang mendengar gerutuan Raya.

"Ini jam berapa sih?."

Kriinggg.... Kriinggg.... Kringgg....

Setelah Raya selesai mengucapkan itu bel tanda mulainya jam kerja pun berbunyi.

"Nah tuh baru jam 07.00, masih ada 1 jam lagi. Wes to seng sabar mbak. Siapa tau karena ke disiplinan kita ini bisa jadi jalan buat kesuksesan kita nantinya." Ucap Rehan menasehati Raya. Sedangkan yang dinasehati hanya memutar bola matanya malas.

Tak lama ada segerombolan orang memakai pakaian sama seperti yang digunakan oleh Raya dan Rehan menuju ke arah mereka.

"Hai mbak, mas. Mau nglamar juga?" Masih dengan basa-basi yang sama Rehan menanyakan hal yang sebenarnya tidak perlu dijawab lagi.

"Oh iya ini mas kita mau nglamar juga. Kita gabung ya mas." Kata salah satu cewek yang berada di gerombolan orang-orang itu.

"Oh silahkan-silahkan mbak." Ucap Rehan ramah.

"Masnya udah lama ya disini?." Tanya cewek yang lain.

"Iya lumayan mbak dari tadi subuh." Kata Rehan sambil senyum-senyum ngak jelas.

Sedangkan Raya yang tidak terbiasa dengan orang baru apalagi banyak hanya diam saja tanpa nimbrung dalam percakapan.

"Oalah... Sama mbaknya ini juga?." Lanjut cewek itu.

"Eh enggak mbak, tadi ketemu disini. Kebetulan mbak Arsya tadi juga berangkat kepagian jadi kita nunggu disini barengan." Jelas Rehan masih disertai senyuman yang menurut Raya tidak ada manis-manis nya sama sekali malah terlihat konyol.

"Oh gitu to mas." Singkat cewek tadi. Setelahnya tidak ada obrolan sama sekali diantara mereka. Semua sibuk dengan kegiatannya masing-masing mulai dari ngecek berkas, nata penampilan, latihan ngomong wawancara, sampai numpang WiFi. Entah dari mana dapat password nya.

Sementara itu semakin mendekati jam pembukaan pendaftaran, semakin banyak pula para pelamar berdatangan. Sampai akhirnya pukul 08.00 mereka semua dipersilahkan untuk masuk ke aula mengumpulkan berkas lamarannya dan mengisi daftar hadir. Setelahnya mereka masih menunggu lagi untuk giliran wawancara yang dilakukan oleh beberapa HRD di PT tersebut.

Wajah Raya yang tadinya sudah sedikit cerah karena sudah dimulainya pendaftaran kini kembali sepet karena  mendengar bahwa harus menunggu lagi giliran untuk wawancara.

"Astaga cobaan apa lagi. Gini amat ya mau ngelamar kerja." Umpat Raya dalam hati.

Dengan berat hati Raya menunggu gilirannya untuk diwawancara. Di depan sana sudah ada 3 orang HRD yang sedang mewawancarai 3 orang pelamar pertama yang datangnya lebih lambat dari Raya bahkan 5 menit sebelum pendaftaran dibuka.

Aku Tau DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang