Bisa dikatakan Kenalan

1.1K 104 7
                                    

Author Pov

Disebuah kursi dibawah sinar lampu jalan yang remang-remang tepatnya berada di Malioboro terdapat dua manusia saling tatap setelah salah satu dari mereka membuka obrolan. Ya mereka adalah Raya dan Risma yang sedang duduk dibangku yang sama.

"Iya, kamu yang tadi siang ngelamar kerja itu kan?." Risma memperjelas perkataannya saat hanya melihat wajah bingung dari Raya.

"Ah... Emm..  apa kita pernah bertemu sebelumnya?." Bukannya menjawab pertanyaan Risma, Raya malah menanyakan hal lain. Sebenernya bukan tanpa alasan Raya malah menanyakan hal tersebut, pasalnya otaknya tak terlalu kuat untuk mengingat wajah seseorang yang baru bertemu sekali terlebih namanya.

"Hah... Bukannya kamu yang melamar kerja tadi siang di perusahaan ku. Apa kamu ngak inget aku siapa?." Seakan tak percaya bahwa Raya sama sekali tidak ingat dengannya, Risma kembali bertanya yang malah membuat Raya semakin pusing dibuatnya.

"Maaf tapi ingatan saya lemah." Singkat Raya memalingkan wajahnya ke arah lain karena merasa sudah terlalu lama menatap orang disampingnya. Sedangkan Risma kini malah menatap wajah samping Raya yang menurutnya cukup manis.

"Aku HRD yang wawancara kamu tadi di pabrik masih belum ingat juga?." Jelas Risma membuat dahi Raya mengkerut lalu setelahnya ia mengangguk-angukkan kepalanya. Sekarang ia sudah ingat siapa orang disampingnya ini.

"Pantes aja gue kek pernah lihat." Kata Raya dalam hati.

"Oh... Iya saya yang tadi siang." Kembali jawaban singkat yang diberikan Raya. Membuat Risma yang berada disampingnya merasa jika ia membuat kenyamanan Raya terganggu karena obrolan mereka. Padahal Raya nya saja yang tidak mampu berbicara panjang dengan orang baru.

"Ah... Emm kenalin aku Risma Putri Anggreani." Risma memperkenalkan dirinya karena memang dari awal ia sudah penasaran dengan Raya sebelumnya. Jadi menurut nya ini adalah kesempatan emas untuk mengenalnya secara pribadi. Ia menyodorkan tangannya ke arah Raya yang tak menatapnya.

"Saya Araya Arsya. Panggil saja Arsya." Raya juga memperkenalkan dirinya namun tidak membalas sodoran tangan dari Risma.

Melihat sodoran tangannya tak bersambut, Risma menarik kembali tangannya dengan perasaan sedikit kecewa.

"Kenapa disini?." Pertanyaan bodoh yang dilontarkan Raya saat keduanya sempat terdiam tadi malah membuat dirinya terlihat memalukan di depan Risma. Namun malah membuat Risma terkekeh dibuatnya.

"Memangnya kenapa??. Ini kan tempat umum. Kamu sendiri kenapa disini bukannya pulang?. Rumahmu kan jauh." Bukannya menjawab Risma malah membalikkan pertanyaannya untuk Raya.

"Melepas penat. Lagian mumpung saya lagi di sini nikmati saja dulu." Jawab Raya masih dengan bahasanya yang formal membuat kecanggungan diantara mereka semakin terasa.

Risma memalingkan wajahnya sambil tersenyum kecut melihat tingkah Raya yang menurutnya terlalu susah untuk didekati. Kembali hanya keheningan yang tercipta di antara mereka. Hingga tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba Raya menceletukan sebuah kalimat yang membuat Risma merasa bahagia dibuatnya.

"Bisakah kita berteman, aku belum memiliki teman disini." Kata Raya kembali menatap Risma yang kali ini juga menatapnya dengan senyum merekah di bibirnya.

"Kenapa enggak?." Kata Risma tersenyum lebar menatap Raya yang juga tersenyum kearahnya walau hanya tipis. Setelahnya mereka berdua kembali diam sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Kamu belum mau pulang?." Merasa bosan dengan keheningan diantara mereka, Risma membuka kembali obrolan.

"Sebentar lagi. Saya ingin lebih lama menikmati suasana ini." Jawab Raya sambil mendongakkan kepalanya melihat betapa indahnya langit malam ini yang begitu terang dihiasi bintang-bintang.

Aku Tau DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang