12. membaik

371 51 10
                                    



"Aku gamau kak, ini berlebihan"

"Ngga berlebihan, kamu gamau aku antar jemput kan? yauda kamu boleh pergi sendiri tapi pake mobil ini. Aku mau kamu aman dan nyaman" terang Oniel.

"kamu ini apasih kak, aku juga siapa harus kamu perhatiin gini"

"Yang aku jelasin kemarin kurang jelas ya? aku cuma minta buka hati kamu buat aku. Aku yang bakal usaha"

Shani menghela nafasnya, Kenapa ia menolak mobil pemberian Oniel? pertama, tidak ingin menyusahkan Oniel walaupun ia tahu harga mobil ini pasti tidak seberapa untuk orang sekelas Oniel. Kedua, jika ia menggunakan mobil ini pengeluarannya akan bertambah hanya untuk membeli bensin atau bahkan ia tidak sanggup membelinya. Ketiga, siapa Shani sampai-sampai mendapatkan mobil dari orang ini.

"Kakak mau aku coba buka hati?"

Oniel mengangguk.

"Ambil balik mobil ini atau ngga sama sekali"

Tentunya membuat keterkejutan dari Oniel. Apa-apaan ia mendapat ancaman yang menyebalkan seperti ini. Mau tidak mau ia mengalah.

Helaan nafas Oniel terasa berat. "Tapi izinin aku bikin kamu aman dan nyaman dengan versi lain" jelasnya final.

mengangguk dan tersenyum pada Oniel.

"Aku masih pusing, makin pusing ngadepin kamu kak" bicara Shani dan kembali ke kamarnya.

Sebenarnya bunda ada diantara perdebatan ini. Hanya, pikirnya mereka sudah dewasa untuk dicampuri urusan pribadinya.

Membuntuti Shani ke kamar. Kembali mengistirahatkan tubuh yang belum sepenuhnya pulih ditambah terkuras emosi. Dipinggir kasurnya Shani memejamkan matanya. Melihat seperti itu, Oniel merasa bersalah. Mendekat kemudian menjadikan lututnya sebagai tumpuan dan meraih tangan Shani. Tangan itu diletakkan antara hidung dan mulutnya.

"Maaf, maaf, aku minta maaf"

Shani kaget dengan perlakuan manis. Hatinya menghangat mendapat perlakuan tanpa aba- aba. Sungguh bagaimana tidak jatuh cinta pada Oniel jika diperlakukan seperti ini.

"Udah kak aku gamarah"

Sungguh rasanya Shani ingin sekali meminta dipeluk oleh Oniel. Tetapi gengsinya terlalu tinggi pada lelaki ini.

"Shan aku pamit pulang yaa, Mobilnya biarin dulu disini. Kamu istirahat yang cukup jangan kerja dulu kalau belum pulih yaa"

Shani mengangguk dan tersenyum. "Iya kak, kamu hati-hati dan kabarin aku kalau udah dirumah"

Oniel sungguh senang, biasanya pesan yang dikirimnya tidak dibalas oleh Shani. Tetapi hari ini ia meminta dikabarkan.

*****

Oniel pulang kerumah Ibu, pekerjaan biarkanla di handle Alva sang sekretaris. Tugas Sekretaris, membantu pekerjaan dan menghandle ketika Oniel sedang ada kegiatan atau perjalanan bisnis. Hanya saja sebulan ini ketika Asisten kantornya keluar. Oniel meminta sang Sekretaris membantu Follow up jadwal dirinya sampai menemukan Asisten baru.

Mencari keberadaan Ibu, tetapi yang ia temukan Aldo sedang tertidur menggunakan seragam sekolah bersama PS menyala. Sudah dapat Oniel tebak Ibu tidak dirumah, mengapa? karena adiknya tidak akan berani main PS sebelum mengganti seragamnya didepan Ibu.

Ide jail dikepala Oniel muncul, dicarinya alat untuk menjahili adiknya. Berjalan kearah dapur lalu kembali ditempat Aldo tertidur.

"Bangunn woi!" teriak Oniel. bersamaan dengan bunyi panci yang dipukul. Namun Oniel juga ikut kaget.

Aldo terperanjat hingga terjatuh dari sofa karena terkejut. Setelah sadar ini perbuatan siapa, ia geram dan ingin memaki mas Oniel.

"Apasi mas prik amat lu" Aldo memperhatikan Oniel, kemudian melihat panci yang dipegang oleh kakaknya. Aldo langsung tertawa terbahak-bahak.

I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang