Part 7

16 6 5
                                    

Setelah semua santri sudah selesai menyetor hafalan mereka masing-masing ke ustadzahnya kini hanya tertinggal Salsha lah yang paling akhir menyetor hafalan surah Al Ikhlas ke ustadzah Afni.

"Shodaqallahul'adziim" ucap ustadzah Afni yang diikuti oleh Salsha.

"Jadi apa yg anti ketahui tentang surah tersebut?" Tanya ustadzah Afni hanya untuk mengetes kemampuan berpikirnya.

"Hmm.... Tentang Allah adalah Tuhan yg Esa" jawab Salsha sambil berpikir keras.

"Terus?" Tanya ustadzah Afni berharap Salsha menjawab pertanyaannya lebih detail lagi.

"Ga tau lagi ustadzah" jawab Salsha yang mulai terbiasa memanggilnya 'ustadzah' tanpa embel-embel 'bu' lagi.

"Yaudah ini saya kasih tau anti yg lebih lengkapnya, jadi Al-Ikhlas merupakan surah ke-112 di dalam Alquran. Surat Al-Ikhlas tergolong surah Makkiyah serta terdiri atas 4 ayat. Isi pokok surah Al-Ikhlas adalah tentang penegasan terhadap keesaan Allah SWT. Surat Al-Ikhlas juga mengajarkan kita untuk menolak segala bentuk penyekutuan terhadap Allah SWT" ucap ustadzah dengan panjang lebar.

"Paham?" Tanya ustadzah Afni ke Salsha.

"Iya saya baru paham sekarang" jawab Salsha dengan polos sambil menganggukkan kepalanya.

"Pffft" tawa beliau yang hampir meledak, tapi langsung cepat ia tutupi dengan tangannya.

"Kenapa ustadzah ketawa?" Tanya Salsha terheran dengan sikap gurunya itu.

"Sebenarnya jawaban saya yg tadi lihat di google" jawab beliau sambil tersenyum ramah.

"Hah?" Kagetnya karena baru kali ini ia menemui seorang guru yang humoris, karena selama ia bersekolah dulu tidak ada guru selawak ustadzah Afni. Kebanyakan gurunya dahulu mengajarnya terlalu serius, kaku, dan monoton.

"Ustadzah ngerjain saya ya?" Tanya Salsha dengan tatapan mengimintidasi.

"Engga kok saya cuma bercanda aja" jawab ustadzah Afni dengan senyumannya.

"Anti marah ya?" Tanya ustadzah dengan perasaan khawatir. Takut santrinya tersebut trauma atau bahkan santrinya itu tidak bisa diajak bercanda karena kelihatan dari wajahnya yang selalu datar kayak aspal jalanan.

"Ga" jawab Salsha singkat.

"Oh, tapi wajah anti sepertinya kayak marah" karangnya ustadzah Afni sambil menatap sepasang bola mata santrinya itu untuk memastikan ucapan yang keluar dari mulut santrinya tersebut bohong atau jujur.

"Tapi seprtinya dia jujur" monolognya didalam hati.

"Wajah saya memang udah dari dulu kayak gini ustadzah" ucap Salsha jujur tanpa dibuat-buat.

"Haha anti ini bisa aja" ucap ustadzah tersebut sambil tertawa.

"Ya emang bener kan?" Ucap Salsha sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Iyaiya anti benar ana salah" final ustadzahnya sambil merapihkan perlatannya diatas meja.

"Nama ustadzah ANA?" Tanya Salsha dengan polosnya, karena memang ia tidak tahu arti dari kalimat tersebut dan baru mendengarnya.

"Haha bukan, ana itu bahasa Arab yg artinya saya, sedangkan nama saya sendiri adalah Afni" jelas ustadzah Afni sambil mengulurkan tangannya.

"Oh iya kita belum kenalan ya?" Sambungnya sambil tersenyum.

"I-ya Salsha" jawabnya ragu sambil menjabat tangan ustadzah Afni.

"Kalau begitu anti boleh kembali ke tempat duduknya" ucap ustadzah Afni menyuruhnya untuk duduk dikursinya seperti semula.

"Syukron anti semuanya setoran hafalannya kita akhiri hari ini dan dilanjutkan besok, fahimtum?" Ucap ustadzah Afni sambil berdiri dan memegangi buku nilai untuk menilai hafalan para santrinya.

"Fahimna ustadzah" ucap para santrinya kompak.

"Dan ingat setelah ini kalian harus pergi sekolah oke terus jangan hanya karena puasa kalian jadi malas" pesan ustadzah Afni ke para santrinya.

"Na'am ustadzah" jawab para santrinya serentak.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap ustadzahnya yang dijawab langsung sama santri-santrinya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab para santrinya serempak.

Jadi pondok pesantren Al-Bashriyah Muamalah adalah sekolahan yang berupa mondok. Disana juga terdapat mata pelajaran seperti sekolahan pada umumnya, cuma lebih banyak pelajaran agamanya, dan juga terdapat tiga bahasa yaitu Arab, Inggris, Indonesia, dan juga terdapat pelajaran tambahan seperti kitab kuning dan nahwu shorof.

🦁🦁🦁

Setelah selesai dari kegiatan pengajiannya mereka bersiap-siap untuk belajar dikelas seperti sekolah pada umumnya, tapi tidak lupa untuk melaksanakan sholat sunnah Dhuha terlebih dahulu agar dipermudah urusannya oleh Allah swt.

Saat ini adalah hari pertama mereka berpuasa sambil sekolah memang melelahkan dan membosankan, akan tetapi tidak ada rasa lelah atau bosan diwajah para santrinya justru mereka senang karena di jam istirahat mereka dapat pergi ke perpustakaan yang didalamnya terdapat banyak buku dan permainan tradisional yang lainnya. Dan lagi pula buku-buku disana tidak hanya tentang pelajaran saja yang membuat para santrinya bosan, tetapi ada yang menarik seperti novel, dongeng, dan cerpen yang sudah dipilih oleh pihak sekolah, jadi tidak perlu khawatir lagi dengan unsur dewasa, kekerasan, dan sejenisnya karena di pondokan ini melarangnya. Jadi pihak sekolah melakukan pernyotiran ulang.

🦁🦁🦁

"Woyy, santri baru!" Panggil Lala ke arah Salsha yang sedang berjalan sendirian.

Yang dipanggil pun tidak menyahuti dan tetap terus berjalan dengan pandangan lurus ke depan, mungkin menurutnya orang tersebut tidak menyebut namanya, jadi ia tidak tahu kalau dirinya sedang dipanggil.

"Ohh jadi mulai sombong ya Lo mentang-mentang udah dibelain ustadzah Afni" ucap Lala yang tiba-tiba sudah berada disampingnya dengan gaya angkuhnya.

"Maaf nih ya yg Lo bilang sombong tuh siapa?" Tanya Salsha sambil memutar bola matanya malas.

"Ya Lo lah! Udah gue panggil dari tadi bukannya disahutin malah jalan terus, gak punya kuping Lo ya hah?!" Bentaknya dengan raut wajah kesal.

"Tapi emangnya situ nyebut nama saya? Sorry ga tau kalo Lo manggil gue" jawab Salsha dengan wajah datarnya.

"CK, Lo ya!" Ucap Lala sambil menunjuk ke arah wajah Salsha dengan tatapan menyalang dan tangan yang terkepal sempurna.

"Kenapa? Mau pukul? Ayo pukul aja!" Tantangnya dengan nada santai.

Dan akhirnya si Lala pun mengurungkan niatnya untuk memukul Salsha karena takut kena hukuman dari guru-gurunya dan pihak sekolah nantinya.

"Kenapa berhenti? Takut?" Tanya Salsha dengan wajah mengejek.

"Dih, siapa yg takut sama Lo? Ingat ya gue tuh ga pernah takut sama Lo, gue cuma takut kena hukuman dari pihak sekolah kalo gue melakukan kekerasan disini!" Peringat Lala  dengan wajah yang tidak ada takut-takutnya.

"DAN GARA-GARA LO GUE JADI DITEGUR USTADZAH AFNI!" Sambung Lala dengan suara cemprengnya.

"Lagian siapa suruh cari masalah didepan guru? Gue juga ogah meladeni ucapan Lo tadi di majelis" ucap Salsha dengan kalimat pedasnya.

"Ihh ingat ya gue akan balas semua perbuatan Lo!" Sarkas Lala dengan amarah yang meluap-luap.

"Oke, siapa takut?" Ucap Salsha sambil menatap tajam ke arah mata Lala.

🦁🦁🦁

Hai gaiss!

Gimana untuk part ini?

Jangan lupa untuk vote dan komennya ya agar aku tambah semangat lagi nulis ceritanya oke.

NEXT?

VOTE DAN KOMEN MIN. 100 PER PARTNYA

See you 🙈

Kuy Hijrah!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang