Part 16

18 1 0
                                    

Setelah dirinya merasa kenyang makan angin sambil mengelilingi kota tersebut menggunakan motor miliknya akhirnya ia berhenti di supermarket dekat daerah situ untuk membeli beberapa barang belanjaan titipan ibunya.

🦁🦁🦁

Namun ketika ia sudah sampai didepan markas tiba-tiba ia melihat Farel dengan keadaan wajahnya yang dipenuhi banyak plester sedang duduk di kursi panjang yang berada diluar yang biasanya digunakan untuk tongkrongan anak-anak muda yaitu anak buahnya sendiri.

"Ngapa muka lo diplester kayak gitu?" Tanya Salsha sambil menaruh helmnya di rak tempat penyimpanan helm para gengnya agar tidak rusak.

"Gapapa ini Cuma jerawat pecah doang kok" jawab Farel berbohong sambil tersenyum manis padanya, tetapi hal tersebut tidak membuat Salsha terpana ataupun terpesona oleh ketampanannya.

"Jangan bohong!" Sentak Salsha yang membuat Farel terdiam.

"Lo pasti lagi ada masalah kan?" Tanyanya dengan tatapan menyelidik, akan tetapi yang ditanya hanya diam seribu bahasa.

Karena dari tadi Farel hanya diam saja, akhirnya dengan inisiatif sendiri Salsha mengambilkannya sebuah kotak P3K dari dalam markas yang memang sudah disediakan dari dahulu untuk para gengnya dikala mengalami luka ringan.

"Nih buat obatin luka lo jangan Cuma diplester aja nanti bisa infeksi" ucap Salsha sambil membawa kotak tersebut ditangannya yang membuat Farel agak sedikit salah tingkah.

"Makasih" sahut Farel berusaha menahan diri untuk tidak tersenyum karena dapat perhatian dari Salsha, akan tetapi ekspektasi tidak seindah kenyataan.

"Yaudah lo obatin sendiri lukanya gue mau kedalam dulu" ucap Salsha yang hanya dibalas dengan anggukkan oleh Farel.

"Hufft, yaudah gapapa deh gue obatin luka gue sendiri, ingat jadi laki jangan manja" gumam Farel sambil menyemangati diri sendiri, karena ia paham mungkin Salsha sudah mulai memperdalami agamanya sehingga ia tidak mau menyentuh lawan jenisnya.

🦁🦁🦁

"HAI GAISS WELCOME BACK TO MARKAS LION STRANGER GANG" teriak Septian seperti toa masjid, sedangkan Kevin yang berada disebelahnya Cuma bisa menutup kedua telinganya dengan rapat akibat mendengar teriakkan Septian yang melebihi toa masjid.

"Salam dulu!" Tegur Salsha selaku ketua geng.

"Hehe sorry bos lupa" jawab Septian sambil menggaruk belakang kepalanya yang memang terasa gatal.

"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI KUBUR" ulangnya sambil teriak juga yang membuat Salsha menggelengkan kepalanya pelan.

"Waalaikumussalam penghuni neraka" sahut Farel dari arah belakang Septian.

"Kalo gue juga harus salam dulu ga bos?" Tanya Kevin dengan polosnya.

"Lo sih gausah kan agama lo beda" jawab Salsha sambil sedikit memijat kepalanya yang mulai terasa pusing, tetapi pusing biasa atau bisa disebut frustasi akibat menghadapi kelakuan anak buahnya yang rada-rada sengklek.

"Emang agama lo apaan Vin?" Tanya Septian yang mulai sedikit jahil.

"Kristen lah kan lo juga udah tau!" Omel Kevin yang mulai merasa kesal karena pertanyaan Septian yang tidak jelas.

"Iya tapi yg salamnya salon bukan sih?" Tebak Septian sambil berpikir keras karena memang ia orangnya pelupa.

"HAHAHA Shalom jirr bukan salon" jawab Kevin sambil tertawa ngakak.

"Iya-iya kan gue lupa" ucap Septian sambil memutar bola matanya malas karena niatnya mau jahil tetapi malah dirinya yang ditertawakan.

"By The Way ini apaan bos?" Tanya Septian sambil menenteng sebuah bingkisan dari atas meja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kuy Hijrah!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang