Part 8

19 5 5
                                    

Tiga hari pun berlalu dan Salsha sudah mulai terbiasa melaksanakan ibadah puasanya di pondokan tersebut yang penuh perjuangan, karena memang dulu dirumahnya ia tidak pernah puasa sama sekali. Sebab dulu kedua orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter, sehingga tidak punya waktu untuk berkumpul bersama anaknya.

Ayahnya berprofesi sebagai dokter ahli bedah, sedangkan ibunya sebagai dokter ahli kandungan.

Meskipun ia sudah mulai terbiasa melaksanakan puasanya, namun belum berarti ia telah berhasil sepenuhnya, misalnya seperti sekarang ini dia sedang memikirkan sebuah rencana untuk bolos dari kegiatan pengajiannya di majelis, karena menurutnya kegiatan tersebut terlalu membosankan apalagi dengan setoran hafalannya yang belum lancar. Rasanya ia ingin kabur dari tempat tersebut.

"Hoaam, bosen banget rasanya gue disini" gumamnya sambil menguap lebar.

"Apa gue bolos aja ya nanti? Tapi gimana caranya?" Monolognya dalam hati.

Ting!

Setelah lama berpikir akhirnya Salsha menemukan sebuah ide cemerlang yang terlintas di otaknya.

"Aha, apa gue ngumpet aja kali ya, tapi caranya pertama gue harus menghindar dari si Ismi ketua kamar ini dulu" gumamnya setengah berbisik agar tidak kedengaran dengan yang lainnya.

Tidak lama kemudian Ismi sang ketua kamar pun langsung membangunkan teman sekamarnya untuk sahur.

Ting, Ting, Ting ~

"SAHUUR! SAHURR! AYO BANGUN KITA SAHUR!" Teriaknya sambil memukul mangkuk dengan sendok layaknya tukang bakso.

Salsha yang sedang melamun pun akhirnya tersentak dengan suara si Ismi yang sedang teriak.

"Ck, bisa ga banguninnya ga usah teriak-teriak? Berisik tau!" Kesalnya sambil menutupi kedua telinganya yang pengang akibat suara teriakan Ismi.

"Ga bisa, kalau ga diteriakin mereka ga akan bangun" ucap Ismi sambil menggelengkan kepalanya.

"Pake cara yg lain kek, kayak dulu sebelumnya lo pernah siramin gue pake air segayung untuk bangunin gue" ucap Salsha sambil memberi saran ke Ismi.

"Tapi tetap ga bisa nanti baju mereka pada kebasahan" jawab Ismi memberikan alasan yang masuk akal.

"Ya terserah Lo deh" tungkasnya sambil merapihkan tempat tidurnya.

Sebenarnya Salsha tidak bangun lebih awal, tetapi tidak bisa tidur semalaman semenjak kejadian tiga hari yang lalu yaitu saat dirinya sedang tertidur pulas malah disiramin air sama Ismi teman sekamarnya sehingga membuatnya trauma sampai sekarang.

🦁🦁🦁

"Sha!" Panggil Ayu yang membuat Salsha terkejut setengah mati.

"Apa?!" Kesalnya.

"Sabar bro sabar jangan marah" ucap Ayu sambil menepuk pelan punggung Salsha.

"Lagian Lo nya juga ngagetin" ucap Salsha dengan wajah datarnya.

"Ya sorry" ucap Ayu sambil menyengir lebar sampai terlihat giginya.

Salsha dan Ayu memang sudah lebih akrab sekarang karena mereka memang sefrekuensi yang artinya mereka memiliki banyak kesamaan dari favoritnya sampai ke hobinya yaitu sama-sama suka balap motor.

"Kaliaaan tungguuu! Aku mau ikutt!" Seru si Ismi sambil teriak seperti penjual di pasar.

"Ikut kemana?" Tanya Salsha dengan wajah datarnya yang sebenarnya malas meladeni si Ismi yang berisik menurutnya, tetapi bukan hanya Ismi saja yang suka teriak-teriak kadang santri yang lain juga.

Kuy Hijrah!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang