10. Mirip Mommy

13.9K 1.1K 102
                                    

Holla,
Terimakasih sudah mau mampir untuk membaca.
Tapi sebelum itu, aku ingetin sekali lagi ya sama kakian kalau cerita ini bukan cerita bxb.

Awas salah lapak sayang...

Oh iya, kalau udah baca cerita ini jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa vote dan komen.

Udah segitu dulu,

Happy Reading...

Pagi harinya, Tara menjadi tidak enak hati dengan Tenggara. Bahkan, Tara semakin takut untuk bertemu dengan Tenggara. Apalagi dia ingin berangkat sekolah menggunakan motor milik Tenggara lagi. Apa tidak masalah?

Tara mondar-mandir di kamarnya seraya berpikir apa yang akan dia lakukan ketika tidak sengaja bertemu dengan Tenggara di lantai bawah.

"Huee, gimana caranya gue minta maaf ke dia. Sedangkan gue takut dan gue juga gengsi. Apa gue kabur aja ya?" Tara menggeleng. Itu namanya tidak sopan. Bagaimana jika meminta maaf. Yah, Tara yakin itu jalan yang lebih baik.

Kini Tara memposisikan dirinya berdiri di depan cermin sebesar badannya. Lalu melakukan aneka pose untuk meminta maaf kepada Tenggara.

"Apa gue harus bilang maaf sambil nangis sesegukan biar terasa sedihnya?" pikir Tara, lalu mempraktikkan bagaimana caranya dia meminta maaf sambil berbicara seolah-olah Tenggara ada di depannya.

"Bang, gue tau kalau gue salah. Tapi ya namanya manusia kan nggak luput dari kesalahan. Jadi, lo mau kan maafin gue?" Tara tertawa.

"Skip ah, kesannya agak gimana gitu." Tara beralih pada pilihan kedua.

"Gimana kalau gini. Abang sayangnya Tala, belahan jiwa Tala serta labuhan terakhirnya Tala. Tala mau minta maaf sama abang. Atas apa yang udah Tala lakuin kemarin." Tara memaksa air matanya untuk keluar dengan cara mencolok sedikit matanya.

"Terus setelah gue nangis, baru gue lanjutin dialog nya. Kayak---Abang boleh kok marahin Tala tapi jangan di hukum Tala hiks... Badan Tala terlalu rapuh abang. Tala nggak akan kuat menerima hukuman yang menyakitkan itu." Tara menggeleng brutal setelah memperhatikan dirinya di depam cermin.

"Aelah, makin lebay kalau gini. Dari pada gue pusing -pusing, mending gue langsung turun aja. Untuk masalah semalam biar lupain aja. Toh gue nggak kenapa-napa kok. Dia aja yang lebay." dumel Tara.

Tara keluar dari kamarnya dengan wajah datar, seakan-akan dia adalah si paling terkuat di sini. Dia berlagak, siapapun yang melihat nya pasti akan tunduk dan ketakutan.

Tapi pada nyatanya, saat Tara baru melihat Tenggara meletakkan gelas di atas meja. Anak itu  kembali tertunduk, dia ketakutan. Bagaimana tidak, aura Tenggara yang sekarang masih sama seperti semalam. Tidak ada perubahan.

Tara mencoba melewati Tenggara begitu saja. Tapi tiba-tiba Tenggara mengeluarkan suaranya.

"Mau kemana?" tanya Tenggara kepada Tala alias Tara.

Tara menoleh kanan kiri memastikan ada orang lain di sini selain mereka berdua. Karena sangat tidak mungkin jika Tenggara mengajaknya berbicara. Kan dia masih marah karna masalah kemarin.

"Tala, abang bertanya. Kenapa kamu tidak menjawabnya ha?" Tenggara menatap anak itu tajam. Apa Tara berusaha menghindari nya?

Tara menegakkan kepalanya lalu menoleh ke arah Tenggara lalu menunjuk dirinya sendiri.

I'M NOT TALA  (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang