27. Mendekati Kehancuran

6.8K 685 13
                                    

Holla,
Terimakasih sudah mau mampir untuk membaca.
Tapi sebelum itu, aku ingetin sekali lagi ya sama kakian kalau cerita ini bukan cerita bxb.

Awas salah lapak sayang...

Oh iya, kalau udah baca cerita ini jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa vote dan komen.

Udah segitu dulu,

Happy Reading...

Malam harinya setelah selesai mengurus berkas-berkas perusahaan, Alander memilih pulang ke rumah. Tiba-tiba saja dia merindukan anak bungsunya itu entah sedang apa dia di rumah yang jelas Alander benar-benar rindu.

"WIRA!!! SIAPKAN MOBIL, SAYA INGIN PULANG SEKARANG." titah Alander tegas.

"Baik Tuan."

Tidak butuh waktu lama, mobil yang di naiki Alander sudah melaju menuju jalan pulang. Udara dingin begitu kentara karna tadi sore sempat hujan sebentar dan baru berhenti satu jam yang lalu.

Wira, supir pribadi Alander melirik sebentar Tuan besarnya itu. Karna baru kali ini dia melihat sang Tuan jauh lebih semangat dari sebelumnya. Apakah Tuannya baru memenangkan tiket lotre?

"Tuan, anda terlihat sangat senang sekali hari ini." Alander tersenyum seakan-akan menjadi manusia paling ramah di dunia. Biasanya wajah Tuan nya terlihat sangat datar dan tidak bersahabat. Tapi kenapa sekarang terlihat sangat cerah dan bahagia?

"Aku baru ingat 3 hari lagi anak laki-laki ku Tala akan berulang tahun. Aku ingin merayakan ulang tahunnya yang ke 17. Menurutmu Wira, hadiah apa yang cocok untuk anak seusia dengannya?" Wira akhirnya tau senyum di balik itu semua.

Dia sedikit senang akhirnya Tuannya mulai sayang kepada anaknya itu. Yang selama ini di tuduh karna telah membuat istrinya meninggalkan nya setelah Tala sebulan lahir ke dunia.

"Kalau anak saya pas berulang tahun kemarin dia sangat senang di belikan pakaian dan juga ponsel baru. Oh iya dia juga menyukai benda-benda berbentuk planet. Aku rasa anda bisa menanyakan keinginan Tuan Tala tuan. Karna itu jauh lebih baik." jelas Wira menahan senyumnya.

Membayangkan wajah Tala yang tersenyum terus bahagia saat hari ulang tahunnya pasti sangat-sangat tampan. Dari pada raut sedih yang terus terpancarkan dari wajah tampan itu setiap tahunnya. Seperti ulang tahunnya di tahun kemarin contohnya

"Saya terima saranmu Wira. Karna kamu baik memberikan saya saran, gaji mu saya naikan 80 %."

"Terimakasih Tuan dengan senang hati saya menerimanya."

Alander mengangguk dan mengedarkan pandangannya dari luar jendela dan matanya seperti menangkap sesuatu.

"Famira?"

"WIRA BERHENTI DI SINI. FAMIRA DALAM BAHAYA!"

***

Baru saja dua langkah Alander turun dari mobilnya sosok laki berjas biru dongker itu langsung berlari ke dalam mobil dan meninggalkan Famira yang terjatuh. Masih ingat kan Famira? dia mantan istrinya Alander sekaligus Bunda dari Tala.

"Fa, kamu nggak papa kan?" tanya Alander sedikit ragu. Alander bahkan tidak bisa menahan dadanya yang berdegup kencang sosok yang pernah menemaninya beberapa tahun silam kembali berada di dekatnya. Cantiknya masih sama dan senyum tipis itu masih terpancarkan sempurna.

I'M NOT TALA  (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang