33. Siapa Yang Berhasil Bangun?

8.1K 806 54
                                    

Holla,
Terimakasih sudah mau mampir untuk membaca.
Tapi sebelum itu, aku ingetin sekali lagi ya sama kakian kalau cerita ini bukan cerita bxb.

Awas salah lapak sayang...

Oh iya, kalau udah baca cerita ini jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa vote dan komen.

Udah segitu dulu,

Happy Reading...

Dokter yang memeriksa kondisi terbaru Tara menggeleng setelah memeriksa detak jantung Tara. Detak jantung Tara telah menghilang, semua upaya telah mereka kerahkan agat mengembalikan detak jantung yang hilang itu. Akan tetapi tetap saja gagal.

Rasia menggeleng pelan, dia tidak percaya jika dia benar-benar kehilangan Tara. Sosok laki-laki tengil itu kini jiwa nya telah menghilang. Tara benar-benar tidak bisa di selamat kan lagi.

"Nggak mungkin detak jantung Tara hilang Dok! Dokter yang bener dong periksa nya. Saudara saya nggak mungkin menyerah gitu aja. Plis Dok, periksa lagi..." mohon Rasia kepada Dokter itu.

"Saya dan semua petugas medis sudah melakukan semuanya. Kami juga sudah berusaha semaksimal mungkin agar mengembalikan detak jantung itu, bahkan kami sempat mengurungkan niat untuk mencabut alat-alat itu dari badan Tara. Akan tetapi, sebelum alat-alat itu di lepaskan Tara sudah meninggalkan kita semua. Tara meninggal pukul 00.05." Dokter itu menarik selimut dan menutupi semua badan Tara dari mata kaki sampai ke atas kepala.

"Sekali lagi kami mohon maaf, kami izin pamit mengundurkan diri."

"Enggak! Tara anak Mommy. Kamu masiu hidup kan? Kamu pasti lagi usilin Mommy. Tara sayang anak Mommy ayo bangun. Kamu mau apa? Motor baru? Baju baru? Mobil baru? Ayo bilang nak, mommy bakalan beliin detik ini juga. Tara! Tara! Ayo bangun..." Alexsa menangis histeris seraya memeluk jasad Tara yang kini sudah tidak bernyawa.

Dia membuka kain itu dan mengecup kening sang anak berkali-kali.

"Sayang bangun, Mommy nggak bakalan marah-marah lagi sama kamu. Tapi kamu harus bangun. Mommy juga bakalan bebasin kamu ikut balapan sayang, kamu boleh ikut balapan kapan aja, nggak perlu satu kali seminggu lagi. Mommy akan iyain apapun permintaan kamu Nak. Mommy beneran nggak bisa harus kehilangan kamu. Mommy nggak sanggup. Sayang, ayo buka matanya. Katanya mau jadi abang, ayo bang bangun. Adek abang pengen abang yang duluan dia lihat. Sayang ayo bangun, Mommy janji bakalan kasih kamu apa aja. Tapi bangun dulu..."

Anugraha terus berusaha untuk tetap tegar di depan istrinya, walaupun air matanya sedari tadi sudah menetes tanpa permisi.  Dia memeluk Alexsa dengan sayang.

"Alexsa, udah. Biarin Tara pergi dengan tenang ya. Mungkin dia akan tenang jika kamu mengikhlaskan nya sayang. Kamu inget kan kalau Tara selalu minta kamu buat jagain calon adiknya, kita harus lakuin itu. Biar Tara bisa pergi dengan tenang." ujar Anugraha.

Rasia menggeleng kuat dan mencengram erat gelang yang di kenakan Tara berharap ada keajaiban yang terjadi.

"Plis Tar, ini bukan yang gue inginkan. Lo harus bangun Tara. Lo harus lihat Mommy dan Daddy lo hancur karena kepergian lo. Tara! Bangun!" Rasia terus membatin, dia masih berharap keajaiban itu ada untuk Tara. Dia yakin kalau Tara tidak akan mungkin menyerah begitu saja.

"Tara! kata lo gue galak kayak Mommy lo kan? Ayo bangun Tar. Gue kalau marah serem loh!" Rasia mengepalkan kedua tangannya lalu menoleh ke arah Vandro yang menangis dalam dia.

"Pah, Tara nggak beneran ninggalin kita kan? Ini cuma mimpi aku kan? Pah, ayo suruh lagi Dokter itu periksa ulang Tara lagi. Dia nggak mungkin meninggal, aku yakin kok kalau dia cuma koma.
Bukan mati!" Vandro menepuk pundak Rasia dan menariknya untuk berada di dekapannya.

I'M NOT TALA  (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang