Holla,
Terimakasih sudah mau mampir untuk membaca.
Tapi sebelum itu, aku ingetin sekali lagi ya sama kakian kalau cerita ini bukan cerita bxb.Awas salah lapak sayang...
Oh iya, kalau udah baca cerita ini jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa vote dan komen.
Udah segitu dulu,
Happy Reading...
Setelah bertemu dengan Tala di dalam mimpinya, Tara menjadi termenung. Sesakit apa Tala? Di benci hanya karna lahir dengan jenis kelamin laki-laki yang tidak di harapkan. Di tinggalkan oleh sang Ibunda dan di acuhkan oleh sang Ayah. Kehidupan Tala sangat berbeda dengan Tara yang keluarga cemara dan mendapatkan kasih sayang dari banyak orang.
Sedangkan Tala? Jauh sepertinya bahkan sangat jauh.
Tadi malam kondisi Tala sempat memburuk dan membuat Hendru mau tidak mau membawa Tala ke rumah sakit. Dan tidak jadi menyuruh Kendra untuk datang ke rumahnya. Dan lihat lah sekarang anak itu sudah berada di rumah sakit dengan tangan tidak di infus. Karena pas sadar dini hari tadi dia sudah tantrum karena tidak ingin tangannya di pasangkan alat menyebalkan itu. Lagipula keadaan anak itu juga sudah cukup membaik.
Tenggara memasuki kamar rawat Tala yang tidak di kunci. Tatapannya sangat tertera luka yang sangat dalam dan banyak. Mata cantik itu berkaca-kaca dan bibirnya melengkung membentuk senyuman miris.
"Tala adalah anak yang termiris yang pernah gue kenal. Tala adalah anak yang tersial yang pernah gue lihat dan senyumannya setiap di tolak oleh orang lain adalah senyuman terpalsu yang pernah gue kenal. Tuhan...apa kali ini Tala benar-benar sudah pergi dan sekarang beban beratnya gue yang pikul?" Tara menangis, hati kecilnya tersentil dengan keadaan yang sangat menyedihkan.
Dia merasa kalau dia tidak akan sanggup melanjutkan hidup sebagai Tala. Ini pasti berat. Dia lelah dan ingin berhenti, tapi tidak tahu bagaimana caranya.
"Gue capek, gue ngerasa nggak bakalan sanggup buat jalanin kehidupan ini... Apa boleh gue mati sekarang? Dan apa boleh kalau gue biarin raga ini kosong tanpa jiwa nya?" satu tetes air mata kembali menetes.
Tenggara yang semula ingin masuk ke dalam kamar Tala langsung terhenti. Dia menatap dalam ke arah Tala yang memejamkan matanya yang terus meneteskan air mata.
"Tala..." panggilnya.
"Eh- iya." bergegas Tara menghapus air matanya. Malu dia tuh kalau ketahuan menangis oleh Tenggara. Masa cowok nangis.
"Gue boleh masuk?" Tara membuka matanya yang sembab lalu mengulas senyum manis seperti biasanya. Setelah itu dia mengangguk pelan. Membiarkan Tenggara masuk ke kamarnya.
"Kalaupun gue larang, lo juga nggak bakalan dengerin kan? Yaudah lo masuk aja gue juga nggak peduli." ujar Tara spontan.
Tenggara ikut tersenyum tipis, seraya mendudukkan dirinya di sebelah Tara. "Maafin gue ya Tal. Gue udah sering jahat sama lo dan gue juga sering bikin lo terluka. Gue mau berubah, gue mau jadi abang yang baik buat lo. Lo mau kan terima maaf gue dan kasih gue kesempatan buat jadi abang yang baik buat lo?"
Tara menghela napasnya, dia tidak punya alasan untuk menerima maupun menolak Tenggara. Karena dia bukan Tala yang asli.
"Seterah lo aja. Gue juga nggak mau berharap lebih."
![](https://img.wattpad.com/cover/341048115-288-k947299.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT TALA
General Fiction~Cerita ini bukan cerita Bl ya sayang💕 Desc: Bagaimana jadinya jika remaja bernama Bamantara Anugraha Prayudha yang terkenal tengil, brandal dan selalu bikin emosi harus mengalami transmigrasi jiwa ke raga cowok cupu dan sangat pasrahan bernama Ar...