29. Kabar buruk

6.7K 703 23
                                    

Holla,
Terimakasih sudah mau mampir untuk membaca.
Tapi sebelum itu, aku ingetin sekali lagi ya sama kakian kalau cerita ini bukan cerita bxb.

Awas salah lapak sayang...

Oh iya, kalau udah baca cerita ini jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa vote dan komen.

Udah segitu dulu,

Happy Reading...

Pagi harinya Ansel memaksa Tara untuk segera bangun. Jam hampir menunjukkan pukul 7 pagi, tapi entah kenapa anak itu sangat sulit di bangunkan hari ini.

"Tar bangun ayo sekolah. Walaupun itu bukan raga kamu, tapi kamy harus tetep belajar." panggil Ansel sambil menarik selimut Tara sampai di lantai.

Tara masih diam tidak memberontak seperti biasanya. Dan Ansel merasa aneh dengan semua itu. Tara tidak kenapa-napa kan?

Ansel mendekat dan memeriksa tubuh Tara.

Panas tapi mengigil.

"Astaga Tara badan kamu panas banget tapi kenapa kamu gemetar. Kan kalau panas kan seharusnya kepanasan terus kenapa menggigil gini?" tanya Ansel entah ke siapa.

"Tara bangun ayo ke rumah sakit. Kamu kenapa gini kemarin malam kita masih main-main mobil-mobilan loh sekarang kamu kenapa gini..."

"Aku takut Tara! Kamu jangan sakit. Aku nggak mau temen aku sakit."

Suara Ansel memang masih terdengar tapi mata Tara seakan sulit untuk terbuka dan tubuh nya merasa sangat dingin padahal sudah memakai selimut. Padahal tadi malam dia tidak kenapa-napa dan tidak makan dan meminum hal yang aneh tapi tiba-tiba saja saat terbangun badannya merasakan kaku dan dingin seperti ini. Dia takut jika dia mati hanya karna ini.

"Tara buka mata kamu! Aku takut loh Tar." isak Ansel sambil menepuk-nepuk pipi Tara yang panas.

"Tara ayo bangun aku takut!"

"Aku panggil Ayah ya sama Abang dulu ya. Tapi kamu harus buka mata."

Tara memaksakan mulutnya untuk berbicara. Suara Tara terdengar bergetar dan sesekali meringis karena kesakitan."B-adan gue sakit Sel. Dingin, gue udah nggak kuat. Ini dingin banget Sel..."

Ansel mengusap air matanya yang menetes dan menggeleng cepat. Dia yakin Tara pasti akan baik-baik saja. Ketakutan nya itu tidak akan terlaksana.

"Aku panggil Ayah dulu ya!"

Tara menggeleng dia tidak ingin merepotkan lagi Kehadiran nya saja sudah cukup menyusahkan dan sekarang malah rasa sakit ini datang dan membuat semua orang repot saja.

"Nggak usah, nanti mereka repot..."

"Mereka nggak akan repot! Ini demi kebaikan kamu Tara..."

Tara teringat sesuatu. "Tanggal berapa sekarang?"

Ansel berdecak. "Udah sakit masih aja nanya tanggal. Sekarang tanggal 24 kenapa?"

Tara tersenyum tipis. "Berarti gue salah hitung Sel. Kesempatan gue bukan dua lagi tapi sehari lagi, kalau gue beneran pergi jangan nangis ya..."

Ansel menatap Tara marah. "Ansel nggak suka sama sikap Tara yang gini. Jangan bilang yang aneh. Kesempatan itu cuma bualan dan nggak akan jadi kenyataan. Tara bakalan ada disini sama Ansel. Tara nggak akan pergi dan jangan bicara gitu lagi."

"Ansel panggil Ayah dulu biar bisa bawa Tara kerumah sakit. Karna Ansel nggak mau Tara kenapa-napa."

"K-alau percuma aja gimana?" Tara terkekeh pelan.

I'M NOT TALA  (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang