Lalisa POV
"Bagaimana ayah sekarang?" Hatiku tidak tenang sejak ayah mendapat serangan jantung. Sudah Satu hari berlalu dan kami semua berada di rumah sakit. Hye Soo, Jennie dan aku. Beritanya sudah tersiar bahwa ayah terkena serangan jantung. Ada media di luar rumah sakit. Dokter baru saja melakukan pemeriksaan kepada ayah. Hye Soo dan Jennie ada di sampingku menunggu tanggapan dokter untuk pertanyaan yang aku ajukan.
"Dia stabil sekarang." Kami sedikit lega mendengar nya. "Tapi dia harus tinggal di rumah sakit selama dua hari lagi untuk observasi ini daftar obat-obatan yang perlu dia minum ketika dia pulang." Aku mengambil daftar itu darinya
"Terima kasih." Dia menganggukkan kepalanya dan memberi senyum simpatik sebelum pergi. Hye Soo memeluk Jennie yang hampir menangis. Aku hampir menangis melihatnya di sini Aku melihat ayah yang sedang berbaring di tempat tidur dan air mata mengalir di mataku. Aku merasa sendirian tanpa ayah. "Aku akan membeli obat-obatan." Aku memberi tahu mereka dan pergi membeli obat dari apotek di rumah sakit.
Mencapai apotek, aku berdiri di antrian. Ada dua orang lain di depan ku, aku mendengar suara-suara yang akrab dan beralih dan disana ada Wonwoo dengan orang tuanya. Mereka berbicara dan Wonwoo melihatku. Mata kita bertemu sebentar sebelum dia berbalik
kepada ayahnya dan mengatakan sesuatu. Tn Jeon menatapku dan memberiku senyuman simpul Orang tuanya pergi keruangan di mana ayah ku rawat dan Wonwoo datang ke arahku.Barisan di depanku bergerak dan aku
maju kedepan. Dia mengambil langkah panjang dan memelukku erat."Lisa." Aku merasa hangat. Aku membalas pelukan nya dan beberapa air mata jatuh.
"Wonwoo." Aku ingin mengeluarkan semuanya dan menangis, tapi aku menahannya. Di rumah sakit telah memberikan tekanan besar padaku Ini sangat tidak terduga. Ayah dulu begitu sehat. Aku tidak tahu apa aku akan melakukannya jika sesuatu terjadi padanya. Dia adalah satu-satunya garis hidup ku. Dia adalah satu-satunya yang mendukung ku Tapi memiliki Wonwoo di sini, membuat semuanya berbeda. Memiliki Wonwoo di sisi ku seakan-akan semuanya akan berakhir baik.
"Aku di sini sekarang. Aku tidak akan pergi, oke?" Dia berkata dengan lembut dan memegang wajahku untuk menghapus air mataku. "Jennie
baru saja menelepon, dia mengatakan bahwa tuan manoban keadaan stabil" Aku menganggukkan kepala."Ya."
"Kamu beli obat?" Dia mengambil
resep dari tanganku dan memegang tangan ku yang lain. Orang di depan ku bergerak dan kami berikutnya. Wonwoo menyerahkan resep dan mengambil obat-obatan. Dan kami berjalan kembali ke ruang ayah, dia berbicara. "Kamu tidak mengangkat teleponku." Aku mencari telepon di saku dan tarik keluar "Ponsel ku mati""Terima kasih telah datang." Kehadirannya di sini membuatku menyadari betapa kesepiannya perasaanku sebelum Wonwoo datang. Dia membantuku bernapas. Dia menarikku dan memeluk ku lagi.
"Kamu tidak perlu berterima kasih padaku, Lisa. Kami adalah teman keluarga ayah mu. Aku ingin berada di sini untukmu." Kata-katanya membuatku menangis lagi. Aku memegangnya erat-erat. Kita dekat dengan ICU Tapi aku tidak peduli. Semua kesedihan dan emosi yang telah aku kendalikan dari kemarin meledak dan membiarkan air mata ku turun, dan Wonwoo menenangkan ku.
"Aku sangat takut." Dan terisak
"Aku minta maaf Lisa karena tidak segera datang." Dia menepuk kepalaku Dan aku berhenti menangis dan dia memberi kan ku saputangan untuk membersihkan air mata ku
"Kamu datang dari sini jam 11 pagi, Wonwoo. Kamu berada di sini untukku pagi ini. Itu sudah cukup untukku." Wonwoo mencium kepalaku. "Lewat sini biar semua orang tidak curiga ."
"Curiga apa?" Dia bertanya masih memegang ku
"Bahwa kita di luar." Ini bukan
waktu yang tepat. Wonwoo mendorongku dan melihat ke arah ku
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIVE DUKE
De TodoJeon Wonwoo. Duke Iblis. Itulah semua orang memanggilnya. Dan dia adalah iblis seperti semua orang kata. Dia unggul dalam bisnis, kesombongan, keseksian dan ketampanan. Jika dia tidak menyukai sesuatu,itu akan hilang dari muka bumi beberapa menit. T...