"Kau dimana?"
"Aku disini." Lee Han berdecak kesal.
"Yang benar? Aku sudah sampai di--"
"Hei~"
Lee Han tidak bisa memalingkan pandangannya saat Taesan berdiri di depannya. Padahal dia hanya memakai setelan jeans dan kaos bergambar sesuatu seperti band rock/metal favoritnya? Yang pasti setelan itu sangat cocok ada di tubuhnya. Berbeda sekali dengan dirinya yang hanya memakai kaos polos bewarna putih.
"Kau baik-baik saja?"
"Uhm, lebih baik kita pergi. Disini sangat panas"
"Oke, ikuti aku."
Selanjutnya hanya langkah kaki dari mereka berdua yang terdengar. Meskipun jalanan yang mereka lewati lumayan ramai. Namun, Lee Han bisa merasakan bagaimana suasana diantara mereka yang sedikit lebih hangat. Tidak secanggung saat pertama mereka mengobrol. Apa ini artinya mereka berteman?
"Hei, kenapa kau jalan sangat lambat padahal kakimu panjang ck!"
"M-Maaf- disini terlalu banyak orang jadi.." Lee Han tidak melanjutkan kata-katanya saat tahu tangannya tiba-tiba digandeng Taesan.
"Akan sangat merepotkan kalau aku kehilanganmu disini. Tidak apa-apa kan?"
Lee Han hanya mengangguk. Kini ia hanya mengikuti kemanapun arah Taesan membawanya. Yang jelas tempatnya sedikit menjauh dari jalan utama. Ini lebih masuk ke gang-gang kecil dengan style bangunan yang klasik khas jaman dulu. Lihatlah bagaimana tembok itu dibiarkan terkelupas dan tidak di cat. Style orang jaman sekarang sungguh unik. Tidak tampak seperti berada di kota Seoul.
Mereka berhenti di depan sebuah tempat bernama 'Lost in Bookland'. Lee Han mengejanya pelan sebelum masuk dan benar seperti yang ia bayangkan. Itu tempat seperti toko buku.
"Pilihlah beberapa buku yang kau suka aku akan belikan. Anggap saja sebagai pengganti buku yang pernah kurusak"
"Eh? seharusnya kau tidak perlu menggantinya."
"Pilih saja sesukamu."
Setelahnya Taesan meninggalkannya untuk melihat-lihat juga. Seorang Taesan dan toko buku tidak terdengar begitu akrab. Sesuatu yang tidak mungkin. Tapi apa yang dia lakukan sekarang? Berniat mengganti bukunya? Meskipun sudah jelas buku yang dimaksud tidak akan dia temukan disini tapi Lee Han tetap menuruti perkataan Taesan. Anggap saja untuk menghargai niat baiknya.
Jadi Taesan ini sebetulnya orang baik? Isi kepala Lee Han hanya penuh dengan pertanyaan tentang Taesan. Setelah membayar beberapa buku pilihan Lee Han, mereka keluar dan membuang napas bersamaan. Menghirup aroma musim panas- aroma daging yang dipanggang.
"Aku lapar. Mau makan apa?"
"Uhm, sepertinya aku langsung pulang. Aku harus menyelesaikan beberapa latian soal sebelum hari gelap."
"Oh huh? sungguh siswa teladan. Kau tidak bosan belajar?"
Lee Han menggeleng. "Kalau begitu aku pulang duluan"
"T-Tunggu!"
"Apa boleh aku main kerumahmu?"
Penolakkan yang sia-sia. Bagaimana bisa seorang Lee Han menolak Taesan? Rasanya ini akan menjadi habits baru seorang Lee Han. Mereka berakhir pulang ke tempatnya. Sebelumnya Taesan bahkan menyempatkan belanja beberapa bahan makanan meskipun itu cuma ramen, sosis dan sayuran. Taesan bilang ramen buatannya itu sangat enak. Ia berjanji akan memasak untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Summer | taeshan ✔
Teen Fiction[SEASON 1 & 2 : END] Selalu ada cerita dibalik musim panas yang terik. Kisah tentang dua orang yang memiliki dunia yang berbeda bertemu. Lee Han, siswa pendiam yang hanya tau soal belajar tertarik dengan Han Taesan dengan segala rumor buruk tentangn...