#13

1.4K 214 18
                                    


"Kau yakin?" yang ditanya mengangguk saja. 

Setelah perdebatan panjang yang memakan waktu hampir dua jam, akhirnya Sungho menyerah. Sifat keras kepala Lee Han memang tidak ada yang bisa mengalahkan. Anak itu tetap mengeyel ingin masuk kelas setelah kejadian semalam. Lee Han tidak sadarkan diri sampai pagi ini. Ketika ia bangun satu hal yang ia ingat hanya kuis. Dia tidak bisa melewatkan kuis penting hari itu. 

Sesampainya di parkiran kampus, tanpa berpamitan dengan Sungho, Lee Han langsung berlari menuju kelasnya. Karena mereka sibuk berdebat sampai lupa waktu, Lee Han tidak sadar kalau kelasnya akan dimulai sebentar lagi. Beruntung hari itu dia selamat sampai kelasnya meskipun sedikit mepet. Telat 1 menit saja, dia tidak diperbolehkan masuk kelas. 

"Huaaah, aku lapar." Setelah kelasnya berakhir, ia pergi menemui Sungho di Ruang Seni. Dia duduk di sofa, menyandarkan tubuhnya yang rasanya begitu kaku. Kepalanya masih terasa pusing. Sungho mengabaikannya karena saat itu tanganya sibuk dengan kuas dan cat.

"Heii, aku bermimpi tentang Taesan kemarin." Sungho menghentikan aktivitasnya. Menoleh ke arah Lee Han yang sedang menceritakan bagaimana mimpinya bertemu Taesan. Sangat detail sampai dia terheran kenapa rasanya mimpi itu begitu nyata.

"Kau sungguh tidak ingat apapun?" tanya Sungho.

"Tidak, aku tidak mau ikut lagi ke acara seperti itu. Bau alkhohol membuatku pusing."

Sungho menghela napasnya. "Aku juga mimpi bertemu dengan Taesan."

"Huh? Benarkah?" 

"Iya. Bahkan Jaehyun, Riwoo, dan Woonhak juga memiliki mimpi yang sama."

"Apa-apaan itu? Jangan bercanda.."

"Padahal kau tidak minum semalam, kau juga masih bisa mengerjakan soal kuis meskipun tidak belajar, tapi kenapa dengan hal sepele saja kau seperti orang bodoh. Ck Ck!" Sungho menggeleng-geleng heran. Kemudian dia kembali melanjutkan melukis di canvas.

"Hmm, tunggu! Maksudmu yang kulihat itu sungguhan? Jadi kemarin itu benar Taesan?!"

"Menurutmu?" Lee Han menarik rambut panjangnya ke belakang. Sekarang kepalanya semakin pusing. Bagaimana bisa dia melewatkan kesempatan yang seperti datang hanya sekali ini.

"Arrghh, kenapa tidak bilang... Sekarang dia dimana?"

"Tidak tahu."

"Kemarin siapa yang mengantarku pulang?"

"Siapa lagi kalau bukan supir kesayanganmu?"

"Huh, Jadi Taesan kemana?"

Sungho menghela napas lagi untuk kesekian kalinya. Ia tidak bisa fokus mengerjakan tugasnya karena Lee Han terus mengoceh panjang lebar. Menginterogasinya soal Taesan tidak ada habisnya.Sungho membereskan pekerjaanya yang belum selesai. Mengambil jaket leather kesayangannya dan menyeret Lee Han keluar dari ruangan.

"Ikut aku."

Tanpa protes dia mau-mau saja mengikuti Sungho. Mereka menuruni tangga, berbelok menuju kantin fakultas seni dan memesan makan siang . Sungho seperti sudah hafal kalau Lee Han tiba-tiba menyebalkan dan banyak bicara itu artinya dia sedang lapar. Setelah selesai memesan, keduanya duduk di sebuah meja kosong untuk 4 orang.

"Kau belum jawab pertanyaanku."

"Tunggu sebentar.." Sungho mengecek handphonenya dan tampak mengacuhkan apapun yang Lee Han katakan saat itu. Kedua tangannya sibuk membalas pesan.

Beberapa saat kemudian Sungho berteriak kencang sampai-sampai membuat Lee Han kaget.

"Yoii, disini!!" Sungho melambaikan tangannya tinggi-tinggi. Berteriak kencang pada seseorang dibelakangnya. Lee Han penasaran siapa yang datang, jadi dia menoleh. 

Our Summer | taeshan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang