Sinar matahari pagi jatuh tepat mengenai di wajah keduanya yang masih terlelap di dalam balutan selimut.
Suara bel yang berbunyi nyaring tidak mampu membuat keduanya bangun. Suara alarm juga mereka lewatkan begitu saja. Setelahnya terdengar deringan telfon dari handphone keduanya secara bergantian. Orang pertama yang sadar yaitu Lee Han yang merasa semakin mengganggu.
Ia buru-buru mematikan suara deringan yang dikira hanya alarm biasa. Lee Han terkejut saat ada suara di seberang telfon. Ternyata ia tidak sadar sudah mengangkat panggilan yang masuk.
"LEE HAN KAU DIMANA?!! KENAPA BOLOS?" Lee Han dengan matanya yang masih mengantuk mengecek jam yang tertera di layar handphonenya.
"Astaga, aku terlambat!!" Dia juga memeriksa pesan notifikasi yang dia abaikan.
10 alarm yang terabaikan.
45 panggilan tak terjawab.
100+ pesan baru.
Lee Han mengumpat pelan. Dia melihat keadaan kamarnya yang sangat berantakan. Pakaian mereka jatuh berserakan di lantai. Dia melihat dirinya sendiri yang saat itu masih telanjang di balik selimut. Dia menoleh ke arah pria disampingnya yang masih terjaga. Taesan masih tidur dengan nyenyaknya tidak terganggu sama sekali.
"Arghh, kepalaku pusing. Badanku juga tidak enak jadi aku tidak masuk.." jelasnya berbohong.
"Heii kau pikir aku tidak tahu? kau masih bersama Taesan ya?"
"Hmm.." Lee Han menutup kedua matanya malu karena ketahuan. Ia memang tidak pandai berbohong terlebih jika orang yang dihadapinya itu Sungho.
"Hahaha, temanku sudah tidak polos lagi. Yasudah aku tutup, sepertinya aku menggangu kalian. Jangan lupa pakai pengaman~"
Lee Han menghela napas mendengar ocehan Sungho. Meletakkan kembali handphonenya di meja samping saat telfon berakhir. Lee Han memijit-mijit kepalanya pelan merasakan betapa sakit kepalanya bahkan menyebar di seluruh tubuhnya.
"Siapa tadi?" suara rendah Taesan mengejutkannya.
"Sungho. Aku melewatkan kelas pagi ini..." seru Lee Han kesal.
"Kau memang sudah bolos berapa kali?"
"Belum pernah, ini yang pertama. Bagaimana bisa aku tidak dengar alarmku arghh..."
Taesan tersenyum tipis melihat bagaimana tertekan muka anak itu sekarang. Sangat lucu, pikirnya. Taesan menunjuk-nunjuk pelan perut Lee Han. Membuat anaknya menoleh bingung.
"Tidur lagi sini.." Tangan Taesan menepuk sisi sampingnya yang kosong.
"Ini sudah jam sebelas asal kau tahu, kita sebaiknya bangun dan pesan makan."
"Sebentar saja.."
Lee Han yang masih kesal karena melewatkan kelas kembali berbaring disamping Taesan.
Begitu Lee Han sudah berbaring, Tangan besar Taesan langsung memeluknya sangat erat. Membawa tubuh kurusnya kembali ke dalam dekapannya.
"Tidak bisakah kita tidur seharian hmm?" kata Taesan sambil memejamkan matanya lagi.
Kepala Lee Han mendongak sedikit agar bisa melihat wajah Taesan. Sikap manjanya sekarang membuatnya ingin memberikan apapun untuknya. Saat itu juga. Pemandangan yang sangat jarang ia tunjukkan. Dia seperti bayi yang merengek tidak ingin ditinggal.
"Apa kau tidak lapar?" Taesan menggeleng. Ia mencubit pipi Lee Han yang mengembung lucu.
"Apa kau lapar?" Lee Han mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Summer | taeshan ✔
Подростковая литература[SEASON 1 & 2 : END] Selalu ada cerita dibalik musim panas yang terik. Kisah tentang dua orang yang memiliki dunia yang berbeda bertemu. Lee Han, siswa pendiam yang hanya tau soal belajar tertarik dengan Han Taesan dengan segala rumor buruk tentangn...