"Knock! Knock!"
"Knock! Knock!"
"Knock! Knock!"
"Sia- huh? Han Taesan?!"
"Selamat pagi, tuan muda Lee, izinkan aku untuk memulai pekerjaanku pagi ini. Permisi.." Taesan langsung melenggang masuk ke tempat Lee Han bahkan sebelum dipersilahkan.
"Apa yang kau lakukan?"
"Bukankah aku sudah resmi diterima?"
"Diterima?"
Lee Han mengusap matanya. Ia berusaha keras untuk tetap sadar. Yang benar saja, dia baru tidur jam 3 pagi setelah sesi latihan soalnya. Dan tiba-tiba Taesan datang disaat jam masih menunjuk pukul 6 pagi yang artinya dia baru saja tidur 3 jam.
"Tidurlah, nanti kalau sudah matang akan kubangunkan."
Taesan membawa tubuh kurus Lee Han menuju sofa dan menidurkannya dengan posisi ternyaman. Tak lupa dia juga mengambil selimut dari kamarnya. Menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Ja.. selamat tidur.." Lee Han hanya menurut karena tidak punya cukup tenaga untuk berdebat maupun menolak. Ia membiarkan Taesan melakukan apapun sesukanya.
"Nanti bangunkan aku 30 menit lagi.. Huamm!" Lee Han menguap lebar. Menyamankan posisi tidurnya dan terlelap dalam hitungan detik.
Dengan begitu proses memasak dimulai. Taesan mulai mengeluarkan beberapa bahan makanan yang ia belanjakan. Memasukkannya ke dalam kulkas yang tentu saja masih kosong. Hanya ada air mineral, jelly dan beberapa snack. Ia mengisinya dengan sayur-sayuran, buah-buahan, susu dan beberapa cokelat.
Setelah menyetok bahan makanan. Tangan Taesan mulai memilih bahan makanan yang diperlukan untuk diraciknya menjadi sebuah sarapan. Entah menu apa yang akan dia masak. Yang pasti bahan utamanya adalah telur, roti, keju dan sosis.
Tangannya begitu lihai memotong sayuran, mengaduk adonan telur dan menggorengnya. Dia bahkan sampai melakukan plating untuk menu sarapannya yang sederhana.
Setelah memakan waktu yang lumayan singkat, hanya 15 menit. Taesan melakukan stretching singkat untuk melemaskan otot tubuhnya. Berikutnya, hanya tinggal membangunkan Lee Han.
Taesan mendekati Lee Han yang masih terlelap. Posisi tidurnya tidak berubah sama sekali. Ia berjongkok di sampingnya dan hanya diam memperhatikan Lee Han tidur. Sesekali tangannya gatal ingin menyentuhnya. Dia sungguh seperti pangeran. Auranya sungguh bukan main. Taesan bergumam pelan memanggil namanya. "Lee Han.. bangun.." yang punya nama tidak berkutik.
"Lee Han..." Taesan berbisik tepat di telingnya. Sedikit membuat anaknya terganggu. Tubuhnya mulai bergerak tapi sayang hanya untuk mengubah posisinya saja. Kini dia menyamping. Membuat wajah keduanya saling berhadapan.
"Heii, bangun.. Lee Han.." Taesan sedikit menggoyangkan badannya.
"Eunghh.. 5 menit lagi."
"Nanti makanannya dingin."
"Duluan saja.." katanya setengah sadar. Matanya masih menutup erat seperti tidak ingin bangun.
"Hm, ayo bangun Lee Han.."
"Bangun sekarang atau aku pakai caraku?"
"Heumm.. aku masih msngantuk.."
Karena gemas, Taesan mengelus bagian rambut Lee Han yang setengah acak-acakan. Merapikannya sedikit. Taesan mengambil posisi setengah berdiri dan membungkukkan badannya condong ke arah Lee Han yang tidur. Sampai wajahnya berada diatas Lee Han.
"Yakin tidak mau bangun?" Suara rendah Taesan masih tidak mampu membangunkan Lee Han.
"Oke, jangan marah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Summer | taeshan ✔
Teen Fiction[SEASON 1 & 2 : END] Selalu ada cerita dibalik musim panas yang terik. Kisah tentang dua orang yang memiliki dunia yang berbeda bertemu. Lee Han, siswa pendiam yang hanya tau soal belajar tertarik dengan Han Taesan dengan segala rumor buruk tentangn...