Location: TAPOPS Station
Setelah dua hari mendapat istirahat total dan di liburkan untuk misi apapun, Fang kini jauh lebih segar dari sebelumnya. Bahkan senyum tulus yang sudah lama tak mengembang di wajah tampannya itu kembali terlihat. Ia berjalan ke ruang rapat, disana sudah ada teman-temannya yang menunggu. Katakan ia datang terlambat, karena Nut baru masuk sepuluh menit yang lalu ke ruang rawatan untuk mencabut seluruh peralatan medis dari tubuhnya. Biasanya jika terlambat barang semenit pun, kakaknya akan marah dan akan menghukumnya. Tapi kini alien yang lebih tua darinya itu hanya menatapnya tegas —untuk profesionalitas pekerjaan.
"Sudah merasa lebih baik, Fang?" suara bariton dari pria kekar berkulit harimau itu terdengar.
Fang mengangguk, "Sudah, Laksamana,"
"Baiklah, aku harap tidak akan ada siapapun dari kalian yang akan terluka lagi setelah ini,"
Semuanya mengangguk sekali dengan senyuman antusias mereka yang terukir. Apapun yang terjadi disini tugas mereka adalah menyelamatkan dan melindungi Power Sphera dari tangan-tangan jahat, juga untuk melindungi planet-planet yang di jajah oleh alien-alien pemburu. Tapi semua tugas itu bisa saja merenggut nyawa mereka namun harus mereka laksanakan apapun resikonya, karena sebelum mereka diangkat menjadi anggota TAPOPS mereka sudah menandatangani surat perjanjian. Walaupun begitu, mereka sudah menganggap satu sama lain sebagai keluarga mereka sendiri, sehingga apapun yang terjadi mereka akan melindungi satu sama lain.
Seperti saat ini, mereka sedang berkumpul di ruang santai, tempat yang biasanya digunakan untuk menjamu tamu TAPOPS. Boboiboy menyilangkan kakinya, kaki kiri menindih kaki kanannya, tangan itu bergerak untuk merangkul alien berambut landak di sebelahnya. Fang yang dirangkul terjengit karena pergerakan tiba-tiba dari sahabat sekaligus rivalnya itu, ia menoleh dan mendapati Boboiboy sedang menatap lurus sambil tersenyum ke arah Gopal, Yaya, dan Ying yang sedang bersenda gurau di seberang mereka.
"Kebahagiaan itu bisa datang darimana saja, ya, Fang? Tidak harus kita yang mendapatkan sesuatu itu, tapi melihat tawa dan senyuman orang lain bisa membuat kita merasakan sukacita mereka juga," pemuda bertopi itu berucap sambil tersenyum, membuat Fang terpana karena jarang sekali mendengar Boboiboy mengatakan hal puitis seperti yang baru saja terjadi.
"Tumben sekali, kau sedang demam, Boboiboy? Atau kau belum meminum obatmu?" tangan dengan sarung tangan hitam itu bergerak untuk menyentuh dahi sang sahabat, hm, tidak panas.
Boboiboy menepis tangan itu dari wajahnya, bibirnya mengerucut kesal. "Aku sedang tidak bercanda, bodoh!"
Fang terkekeh dan menepuk pelan bahu sempit itu, "Itulah kenapa aku bertanya, kawan. Tidak biasanya kau seserius ini, ada apa?"
"Tidak ada. Hanya saja..." Boboiboy terlihat ragu untuk melanjutkan kalimatnya.
"Hm?" Fang memiringkan wajahnya dan menatap Boboiboy lekat-lekat. Secara tak langsung memaksa anak itu untuk bicara, tidak baik menggantung kalimat dan membuat orang penasaran, tau!
"Aku hanya tiba-tiba kepikiran, bagaimana jika suatu hari terjadi sebuah perang yang besar yang melibatkan banyak orang, yang akan merenggut banyak nyawa-nyawa yang tidak bersalah, yang akan melunturkan setiap senyuman dari wajah mereka, yang menghancurkan mimpi-mimpi semuanya, yang merenggut masa depan mereka, tidak kah itu mengerikan? Aku tak dapat melihat senyuman bahagia itu lagi, dari semua orang, terutama dari kalian semua,"
Fang terhenyak ketika mendengar kalimat yang diucapkan dengan sendu itu, hatinya bergedup kencang karena memikirkan hal yang sama. Jika terjadi sesuatu yang buruk, apakah mereka masih bisa melihat satu sama lain? Masih bisakah mereka bertemu dan memeluk satu sama lain? Menertawakan tingkah konyol Gopal, berlari dari kejaran biskuit Yaya, menggoda Ying karena menyenangkan melihat anak itu marah, mengganggu Papa Zola dan membuatnya menjerit seperti wanita, mengejek tinggi Komandan Koko Ci, apakah semua itu masih bisa terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Alma Gamela [KaiFang]
Fiksi Penggemar"No matter how far we're apart, the red thread's always linked and will never break. '𝘊𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘺𝘰𝘶'𝘳𝘦 𝘮𝘺 𝘢𝘭𝘮𝘢 𝘨𝘢𝘮𝘦𝘭𝘢." -Kaizo "As long as you're okay, i'm fine too. '𝘊𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘯𝘥 𝘐 𝘢𝘳𝘦 𝘰𝘯𝘦 𝘪𝘯 𝘰𝘶𝘳 𝘢𝘭𝘮𝘢...