05. Alma Gamela: Help

2.8K 260 8
                                    

Location: Planet Dytachlon Blythe

Kaizo mengepal tangannya kuat, bisa di pastikan buku-buku jarinya memerah karena kuatnya rematan sendiri. Rahangnya mengeras dan sorot matanya menatap ganas ke arah monster yang baru saja memukul adiknya jatuh ke dalam sungai lendir itu. Genggaman pada pegangan pedangnya menguat, tenaga berwarna biru itu kini perlahan berubah menjadi jingga.

"Kekuatan topeng jingga!"

Topeng yang semula bertengger diatas kepalanya kini terpasang apik menutupi seluruh wajahnya. Dengan beringas namun elegan ia mengayunkan pedangnya, menebas monster itu sampai lenyap walaupun setelahnya akan berbentuk utuh kembali. Kaizo tak berhenti mengayunkan pedangnya walaupun ia tau itu akan sia-sia dan hanya akan menguras tenaganya.

Ia hanya... perlu melampiaskan rasa sakit yang ia rasakan di dadanya. Ia tak bisa mengatakan perasaannya sendiri, ia hanya merasa sesak, sakit, marah disaat bersamaan. Ia tak tau pasti apa penyebabnya, Kaizo berpikir apakah perasaan tak nyaman ini adalah ulah Fang? Tapi melihat Fang tenggelam dalam cairan hijau itu tak membuatnya sedih, dikatakan senang pun juga tidak, atau mungkin keduanya? Entahlah, ia tidak tau apa yang ia rasakan saat ini.

Boboiboy yang melihat Kapten Kaizo mengamuk buru-buru menghapus air matanya. Berubah menjadi Boboiboy Duri dan melilit tubuh monster itu sehingga gerakannya sedikit tertahan. Setidaknya monster itu tetap diam agar Kaizo mudah menyerangnya.

Boboiboy mengencangkan lilitan akar berduri nya pada monster itu. Tidak bohong, hatinya terasa sakit dan matanya memanas mengingat bagaimana ia melihat sahabatnya di telan oleh lendir hijau mematikan itu dengan mata kepalanya sendiri. Ia tak bisa membayangkan bagaimana wujud Fang disana, sisa tulang belulang atau bahkan tak bersisa sama sekali? Ia tak bisa melakukannya, memikirkan nya hanya membuat jantungnya bergedup cepat dan itu menyakitkan.

"Apa yang kau lakukan pada temanku, sialan?! Berani-beraninya.." ia berteriak marah dengan matanya yang berkaca-kaca. Isakan pilu itu meluncur begitu saja dari mulutnya.

Yaya dan Ying berpelukan sambil menangis melihat kepergian Fang. Sementara Gopal menatap sungai itu dengan tatapan sendu, walaupun dirinya sering berdebat tentang hal-hal kecil dan menurutnya Fang itu menyebalkan, itu malah membuat dirinya merasa spesial. Ia tidak menyangka semalam adalah hari terakhir dirinya mengerjai Fang dengan menambahkan cabai di donat lobak merah kesukaan temannya itu.

Remaja tambun keturunan India anak Pakcik Kumar itu mengerjapkan matanya beberapa kali saat melihat buih-buih muncul di sungai lendir itu. Ia menggosok matanya untuk memastikan jikalau ia salah lihat.

"Eh, apa itu?" monolognya mendekatkan wajahnya ke pinggiran sungai. Yaya dan Ying yang mendengar suara Gopal mendekat ke arahnya, dan mereka melihat hal yang sama.

"Buih? Apakah sungai kotor ini akan menguap lagi?" tanya Ying yang dibalas gelengan kecil oleh Yaya.

"Tidak. Saat monster itu muncul, tidak ada buih seperti ini,"

Mereka bertiga sibuk memperhatikan buih yang semakin lama semakin banyak. Sementara Boboiboy sudah dalam mode Halilintar nya dan di temani oleh Kaizo yang masih menebas monster itu dengan seluruh kekuatannya.

Yaya dan Ying melangkah mundur ketika melihat sesuatu berwarna hitam keluar dari dasar sungai hijau itu. Gopal menggosok matanya sekali lagi, setelahnya manik itu berbinar dan melompat senang.

"Fang! Dia masih hidup!" pekiknya girang yang membuat Kaizo dam Boboiboy menoleh.

Fang dengan wujud separa garuda bayang nya, naik ke permukaan secara perlahan. Ia memakai topeng berwarna putih yang akan muncul ketika ia menekan bingkai kacamatanya. Topeng itu memberikan ia kekuatan penembus, ia bisa menembus apapun yang ia lalui. Dia selamat berkat topeng itu, dirinya tidak terluka sedikit pun karena lendir itu menembus dirinya, tidak menempel sama sekali.

[✓] Alma Gamela [KaiFang] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang