Location: Planet Pennyhold Nevere
Boboiboy terengah-engah saat menerima serangan beruntun dari sosok yang berada di depannya. Bahkan sudah dengan tembakan gerhana yang Solar keluarkan musuh di hadapannya ini tidak kunjung menyerah, ia terus bangkit.
Sementara Kaizo mengumpulkan tenaganya kembali sebelum menyerang, lawan mereka kali ini bukan lawan yang mudah. Jika saja Kaizo bisa lebih fokus, mungkin keadaan akan berbalik. Namun pemuda itu terus saja terpikir dengan adiknya yang berada di dalam kapal angkasa dengan pengasuh yang Komandan Koko Ci bicarakan semalam. Entahlah, ia hanya merasa khawatir atau semacamnya.
"Apungan gravitasi!"
Yaya mengapungkan batu-batu besar yang berada di sekitarnya dan melempar batu-batu itu ke arah sosok itu, sebut saja ia Bora Ra. Musuh lama Kaizo yang takkan pernah di lupakan karena Bora Ra sudah merenggut hidup kedua orang tuanya. Itu juga yang membuat Kaizo tak bisa fokus, ingatan kelam itu kembali terbesit di benaknya.
"Tendangan berapi!"
Api menyerang Bora Ra dengan serangan beruntun nya, namun sialnya Bora Ra dengan mudah menahan kaki anak itu kemudian Api di campakkan hingga menghantam tebing yang berada di sekitar mereka. Halilintar marah melihatnya, ia kemudian bergerak secepat kilat dan menebas pedangnya. Namun lagi-lagi serangan itu tak berefek pada alien berkulit merah di depannya ini, pedang halilintar berhasil remuk dibuatnya.
Duri berayun dengan akar merambatnya dan melilit seluruh tubuh Bora Ra. Awalnya itu berhasil, tapi lilitan itu berhasil di putus dengan sekali hentakan. Gempa dan golemnya bergerak maju, menumbuk permukaan tanah dan membuat tanah mencuat tinggi. Bora Ra berhasil menghindarinya, bahkan tubuhnya tak tergores sedikit pun, ia tertawa keras —meremehkan.
Kaizo menggelengkan kepalanya, ia harus fokus pada misinya. Mungkin memang sosok di depannya ini membawa kenangan lama yang kelam untuk dirinya, namun ia harus bisa melawan pikiran itu dan membantu pasukan yang lebih muda darinya. Ia bangkit dengan pedang tenaga yang selalu bersamanya, menumpukan semua tenaga pada pedang itu sebelum bergerak maju untuk menyerang.
"Hentakan pedang tenaga!"
Pedang Kaizo berhasil di tepis oleh Bora Ra. Kaizo berdecih, Bora Ra sudah jauh lebih kuat dari terakhir kali mereka bertemu. Bora Ra yang melihat raut wajah Kaizo tertawa puas, "Kau ingat padaku, Kaizo? Bagaimana kabar adik kecil mu?"
Kaizo menggeram setelah mendengar itu, ia mengeluarkan kekuatan jingganya dan menyerang Bora Ra dengan seluruh kekuatannya. Suara pedang beradu dengan besi terdengar, Bora Ra dengan gesit menepis dan menghindar pada setiap serangan yang Kaizo berikan. Kaizo menghela napasnya, ia masih tidak bisa fokus pada targetnya, selalu saja ada yang terpikir didalam kepalanya.
"Elemental fushion! Boboiboy Gletser!"
Boboiboy menggabungkan dua kekuatan nya —fushion— Gempa dan Es. Ia juga mengeluarkan kekuatan tahap keduanya, Blaze. Kini ia berpecah tiga; Gletser, Blaze, dan Halilintar. Gletser menembakkan panah beku ke Bora Ra dan itu tepat mengenainya, Bora Ra terkepung oleh es tinggi yang membuat dirinya tak bisa bergerak. Kaizo tak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia memukul Bora Ra dengan pukulan tenaga jingganya.
Bora Ra mendecih ketika pukulan itu tepat mengenai dadanya, ia sedikit terbatuk. "Dasar tidak berguna!"
Ia menghidupkan pemanas pada baju besinya, membuat kepungan es yang mengitari tubuhnya meleleh. Blaze mengeluarkan fire ring nya, "Cakra berapi!"
Ia menyerang Bora Ra dengan cakra berapinya, melempar benda panas itu bertubi-tubi pada sang alien berkulit merah. Halilintar tak tinggal diam, ia di bantu Kaizo dengan tolakan tenaga yang membuatnya bisa melompat tinggi ke udara. Ia mengumpulkan petir merah diatas sana sebelum memusatkan nya ke Bora Ra.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Alma Gamela [KaiFang]
Hayran Kurgu"No matter how far we're apart, the red thread's always linked and will never break. '𝘊𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘺𝘰𝘶'𝘳𝘦 𝘮𝘺 𝘢𝘭𝘮𝘢 𝘨𝘢𝘮𝘦𝘭𝘢." -Kaizo "As long as you're okay, i'm fine too. '𝘊𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘯𝘥 𝘐 𝘢𝘳𝘦 𝘰𝘯𝘦 𝘪𝘯 𝘰𝘶𝘳 𝘢𝘭𝘮𝘢...