Location: Ruang Rawatan TAPOPS
Boboiboy membuka matanya perlahan, manik cokelat itu meneliti setiap sudut ruangan yang tertangkap oleh indra penglihatannya. Ia berdecih, ini ruang rawatan. Ia kembali merebahkan tubuhnya, melihat selang infus yang menancap di punggung tangannya. Ia menghela napas kasar, entah kenapa tubuhnya terasa lemas dan kosong. Ekor matanya menatap langit-langit ruangan itu, ia melihat brankar yang berada disebelahnya sudah kosong, selimutnya tercampak begitu saja di lantai, sepertinya orang yang tidur disana tadi sangat terburu-buru, tapi siapa?
Ah, ia jadi teringat Fang.
Tunggu,
Oh, ya! Fang!
Ia buru-buru bangun dari tempat tidurnya, tidak peduli dengan darah yang mengalir dari punggung tangannya karena selang infus itu dilepas paksa. Sekarang ini ia hanya ingin melihat Fang, memastikan sahabat aliennya itu baik-baik saja. Ia membuka pintu itu kasar dan berlari keluar, terlihat sepi, tak ada siapapun disana. Ia beringsut membuka kamar ruang rawatan di sebelahnya, terlihat sebuah topi kupluk berwarna kuning diatas nakas, serta sebuah jepitan rambut dengan bunga matahari kecil sebagai aksesorisnya. Ah, kamar ini pasti tadinya dipakai oleh Yaya dan Ying, tapi dimana mereka?
Ia berlari ke kamar ruang rawatan di paling sudut, membuka pintu itu dengan kasar. Boboiboy termangu ketika melihat sesosok yang sedang terbaring kaku diatas brankar, tubuhnya tak di selimuti apapun kecuali wajahnya yang ditutup dengan kain putih kecil. Di sebelahnya ada seseorang yang sedang menenggelamkan wajahnya pada paha seseorang yang terbujur kaku itu sambil menangis. Boboiboy mendekat dan menepuk bahunya pelan, "K-Kapten?"
Kaizo yang sedang terisak itu mengangkat kepalanya, manik delima itu berkaca-kaca dan di pipinya terlihat bekas air mata yang mulai mengering, entah sudah berapa lama ia menangis. Kaizo kembali menenggelamkan kepalanya pada tubuh sang adik, menangis lagi. Jemarinya bergerak menggenggam jemari yang lebih muda perlahan, tangan itu terasa dingin. Boboiboy melihat sosok yang wajahnya di tutupi kain putih itu, dengan ragu ia melangkah dan perlahan membuka penutup itu. Jantungnya terasa berhenti berdetak ketika menemukan wajah orang yang di carinya sejak tadi terlihat sangat damai menutup matanya. Deru napasnya tak lagi terdengar, wajah itu terlihat pucat, tubuhnya dibanjiri bercak darah dimana-mana. Boboiboy berlutut tak percaya, tangannya bergerak menyentuh pipi sang sahabat yang terbaring, isakan terdengar dari mulut remaja itu.
"Fang..." panggilnya pelan, ia tak kuasa menahan tangisnya.
"Jika pulang ini yang kau maksud, aku takkan pernah mengizinkan mu, Pang..."
Kaizo tersadar dari pingsannya, ia memegang kepalanya yang terasa berdenyut. Nut tersenyum sekilas seraya melanjutkan kegiatannya, Kaizo memperhatikan selang yang dipasang di dekat perutnya yang tadi terkena ujung ekor Manticore, racunnya sedang di sedut keluar. Ia sibuk mencari-cari dimana keberadaan adiknya, namun penglihatannya tak menangkap sosok pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Alma Gamela [KaiFang]
Fiksi Penggemar"No matter how far we're apart, the red thread's always linked and will never break. '𝘊𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘺𝘰𝘶'𝘳𝘦 𝘮𝘺 𝘢𝘭𝘮𝘢 𝘨𝘢𝘮𝘦𝘭𝘢." -Kaizo "As long as you're okay, i'm fine too. '𝘊𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘯𝘥 𝘐 𝘢𝘳𝘦 𝘰𝘯𝘦 𝘪𝘯 𝘰𝘶𝘳 𝘢𝘭𝘮𝘢...