CHAPTER 1.1 : SHE'S LOOK JUST LIKE ME
Present Day
13 Mei 2015
10.45Aku mengelus batu nisan ibuku, Emerald Sophia Belmer.
"Seandainya kau disini aku pasti masih punya teman bicara."ucapku pada makam itu. Aku tau aku terdengar gila. Tapi terserah.
"Elena!!!"panggil Anne Flaws, pengasuhku, juga orang yang merawatku dari kecil.
"Ya, Anne. Sebentar!!!"jawabku pada Anne.
"Aku pulang ya..."ucapku pada makam ibu, ayah, dan saudari ibuku.
Aku berjalan ke mobil. Amira, anak Anne sekaligus sahabatku, sedang memainkan iPad terbarunya dengan senang.
"Kau ingat tentang radiasi, Am?"tanyaku pada Amira.
"Aku tau, Professor."jawab Amira tanpa menoleh padaku.
Anne kembali masuk ke mobil. "Sabuk pengaman?"tanya Anne konyol.
"Ya."jawabku sambil memakai sabuk pengaman.
Anne menyalakan mobil dan mengendarai mobil kembali kerumah. Aku melihat jalanan kosong. Tempat ini memang hutan. Tapi entah kenapa ada tempat pemakamannya.
"Hey... Jangan melamun!!!" Amira mendorong pelan lenganku.
"Ya... Amy!!!"jawabku malas sambil mengeluarkan sebuah novel yang kupinjam - dari Amira - dari dalam tasku.
Aku tidak terlalu suka main iPad. Berbeda dengan Amira. Dia senang sekali main barang elektronik. Aku membaca novel Dead Girl Walking. Aku nggak tau cerita genre apa itu. Tapi kata Amira cerita ini ada sesuatu tentang tubuh atau apalah itu. Dia memang paranoid.
Aku membaca cerita itu. Di awal bagian diceritakan tentang Amber Borden yang ditabrak truk surat. Dia bangun dan menyadari dirinya ada disuatu tempat ameh juga dia bertemu dengan nenek dan anjingnya yang sudah mati.
Amber diberitahu - oleh neneknya - cara mengembalikan jiwanya ke tubuhnya. Amber diberi beberapa instruksi Amber yang sedikit susah mengingat arah berusaha. Sampai di suatu jalan Amber lupa dengan instruksi neneknya dan dia terbangun sebagai orang lain.
"Elena?"panggil Anne.
Kami sampai disebuah restoran yang cukup ramai. Aku tidak tau restoran apa dan dimana ini. Anne tidak pernah membawaku kesini. Aku dan Amira turun dari mobil Anne.
"Dimana kita?"tanyaku pada Amira.
"Di restoran."jawab Amira cuek sambil ikut dengan ibunya masuk ke restoran.
Aku masuk ke restoran itu. Aku melihat Amira berdiri di depan pintu toilet. Aku menghampirinya.
"Dia ingin makan, atau apa?"tanyaku pada Amira jahil.
"Ugh..." Amira mendengus dan berpura pura tidak melihatku.
Aku ikut menunggu Anne di depan toilet. Aku melihat restoran ini yang cukup ramai. Aku beralih melihat ke arah jendela yang transparan. Dari dalam terlihat ada seorang gadis seumuranku berjalan. Dia terlihat seperti orang gila. Tapi aku tidak bisa melihat wajahnya.
Gadis itu hampir mirip sepertiku. Rambutnya hitam panjang sama seperti bajunya, tingginya sepeertinya juga sama. Gadis itu perlahan menoleh ke arahku.
Tapi...
Dia seperti aku..."Aaarrrgh...."aku menutup mataku.
"Len..." Amira mendororngku.
Aku melihat ke jendela. Gadis itu masih melihatku. Wajahnya menakutkan. Mungkin jika dia tidak melihatku dengan pandangan horror seperti itu aku tidak akan takut.
"Apa, Len?"tanya Amira sambil menggungcang badanku.
Aku menutup mataku dan menunjuk jendela. Aku perlahan membuka mataku dan tidak melihat gadis itu sudah hilang.
"Dia tadi disana."ucapku sambil menunjuk jendela.
Amira melihat ke jendela. "Tidak ada siapa siapa, Len!!!"jawab Amira.
"Tapi dia ada disana tadi."balasku.
"Lebih baik kau pulang, Elenn!!!" Anne yang sudah keluar dari toilet.
Amira memapahku, walau aku masih bisa berjalan. Anne segera mengendarai mobil pulang ke rumah. Aku masih teringat bayangan gadis itu.
Dia terlihat persis seperti aku
Dan itu sangat tidak menyenangkan. Dia sepertinya sudah mati.
Wajahnya terlihat agak pucat, bajunya hitam panjang sama seperti rambutnya, bibirnya merah darah, matanya mungkin warnanya coklat gelap sepertiku. Tapi aku lihat matanya itu berkilat seperti Emmy Rossum di film Beautiful Creatures.
"Ada apa?"tanya Amira.
"Aku sepertinya melihat seseorang di restoran."jawabku. "Dan dia terlihat persis seperti aku."
"Mungkin kau hanya paranoid."ucap Anne yang sedang mengendarai mobil.
"Anne?"panggilku.
"Ya."jawab Anne.
"Kau dulu bilang aku pernah punya kakak, kan?"tanyaku.
Dari kursi belakang dapat kulihat wajah Anne yang seperti tersedak setelah aku bertanya. "Ya. Dia sudah meninggal saat kau lahir." Anne berusaha terlihat baik baik saja.
"Ada apa?"tanya Amira pada ibunya, Anne.
"Bukan apa apa."jawab Anne santai.
Aku masih memikirkan gadis yang mirip seperti aku itu. Aku juga berpikir, apa aku ini semacam indigo? Apa gadis yang kulihat itu kakakku yang sudah mati?
#ToBeCountinued
Date : Rabu, 3 Juni 2015From author :
Ini chapter pertama novel ini. Mungkin ngga terlalu keliatan thrillernya. Tapi semoga ada yang suka ya...- Jode
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisters Forever Even In Death
Gizem / Gerilim"Sisters Forever Even In Death" Highest Rate : #194 Mystery/Thriller (17 - 06 - 2015) "Hearts will be broken, tears will be shed and blood will be split. Sisters forever. Even in death." - Sisters Bite By : @Allison Reynolds ©2015 Jode JT Thompson. ...