CHAPTER 2.3 : BEAUTIFUL PEOPLE PART 2

138 14 0
                                    

Music for the chapter Beautiful People - Cher Lloyd ft. Carolina Liar

CHAPTER 2.3 : BEAUTIFUL PEOPLE PART 2

"But how?" Rocky bingung.

"Ghostbusters kita ada dirumah." Cathy menyambung.

"Kita akan berburu hantu?"tanya Connor bingung.

"Kurasa."jawab Rosie.

"Kita bukan memburu hantu sembarangan. Kalian harus tau itu." Franco mengingatkan.

"Yes, sir!!!" Fate memberi hormat pada kakaknya itu.

"Kalian ini sebenarnya apa?"tanya Joan bingung.

"Anak penyihir."jawab Fate.

"Lebih jelasnya kami ini hampir jadi penyihir. Tapi banyak orang yang tau hal itu jadi... Mereka memenggal ibu kami dan kami." Franco menjelaskan.

"Lalu bagaimana kalian bisa mengenal Francisco?"tanya Elena yang masih bingung dengan si anak Urban Legend itu.

"Dia hampir membunuh kami awalnya. Sampai dia tau kami juga hantu."jawab Fate.

"Kalian bisa mati lagi?" Joy bingung.

"Bukan mati. Tapi afterlife." Franco mengoreksi.

"Lalu kami juga sama?"tanya Joan.

"Ya."jawab Fate sambil mengangkat bahu. "Awalnya kami mau mati sungguhan. Tapi masih ada urusan yang belum kami selesaikan."lanjut Fate.

"Apa?"tanya Joey penasaran.

"Menemukan pasangan masing masing." jawab Franco.

"Kalian tidak akan bertumbuh."ucap Joy.

"Tidak." Fate menggeleng. "Aku sudah 500 tahun tinggal dihutan ini dan aku masih terlihat seperti 12 tahun."

"Sabar, ya!" Rosie berucap dengan sedikit mengejek.

Fate menyambar Rosie dengan kekuatan listriknya. "Awh!!!" Rosie mengaduh.

"Jangan meremehkanku!!!"ucap Fate.

"Jadi sekarang apa?"tanya Amira bingung dengan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

"Kurasa kita harus kembali ke rumah."ucap Chris.

Mereka semua langsung berada di rumah di Philadelphia.

"Dan melakukan apa?"tanya Amira lagi.

"Karaoke?" Joey memberikan usulan.

"Ayo!!!" Rocky dan Cathy berlari ke sebuah ruangan dirumah itu disusul yang lain, kecuali Elena dan Franco.

"Kau tidak pergi?"tanya Franco.

"Bisa kita bicara berdua?" Elena berbalik bertanya.

"Okay."jawab Franco sambil menggandeng tangan Elena. Elena terdiam.

Mereka duduk di sofa ruang tamu.

"Jadi kau mau bicara apa?"tanya Franco masih belum melepas gandengannya pada Elena.

"Kurasa aku tidak bisa."jawab Elena.

"Tidak bisa apa?" Franco bingung.

"Aku tidak bisa membunuh."lanjut Elena.

"Kalau kau mau hidup kau harus membunuh, Lenn."jawab Franco sambil mengeluarkan sebuah pisau. Pisau milik Moniqa. "Kau harus menyimpannya dengan baik."lanjut Franco sambil memberikan Elena sebuah sabuk dan tempat untuk pisau itu.

Sisters Forever Even In DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang