CHAPTER 1.6 : EZPERANZA KILLS

168 20 0
                                    

Music for the chapter Dark Shines - Muse

Didedikasikan untuk : mitsukunikishima

CHAPTER 1.6 : EZPERANZA KILLS

Elena terbangun karena bunyi klakson kapal yang suaranya menggelegar.

Elena melihat kasur Amira, Amira yang masih tertidur dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya. Dan Elena bangun dari kasurnya dan menyibak selimut itu. Elena tidak melihat...

"MARIE?"

"Hai, kembaranku! Kita akan bersama menjadi saudari kembar yang bahagia!!!"

Marie membawa sebuah pisau besar. Elena segera berlari keluar dari tempat itu. Tapi pintunya terkunci.

Elena menggedor pintu itu berharap ada seseorang yang membukakannya. Elena melihat Marie yang berjalan mendekat padanya sambil membawa pisau besar itu.

Elena mencium bau anyir persis seperti yang dia cium saat membuka kamarnya kemarin.

Darah merembes dari bagian bawah pintu yang terbuka. Elena semakin merinding. Elena menoleh dan melihat Marie dibelakangnya.

"Jangan bunuh aku!!!"ucap Elena sambil menutup matanya.

"Aku mohon, Marie!!!"ucap Elena lagi.

"Namaku Ezperanza."

Elena membuka matanya dan melihat ditangan Ezperanza tidak ada pisau lagi. Tapi...

KEPALA MANUSIA

Elena berteriak

************

"Jangan bunuh aku!!!"teriak Elena.

"El!!!" Anne mengguncang tubuh Elena.

Joan, Joey dan Joy hanya terdiam di tempat mereka. Sedangkan, Amira dan Anne membangunkan Elena.

Elena membuka matanya dan melihat langit langit kapal bukan darah atau kepala manusia.

Elena melihat sekelilingnya sambil duduk. Anne, Amira, Joan, Joey, dan Joy, berarti itu cuma mimpi. Elena berkata dalam hati.

"Elena!!!" Elena menoleh ke pintu.

Gadis itu disana. Berbaju hitam dan bernodakan darah.

"Aaaarrrrgghhh...." Elena berteriak panjang.

Amira segera menutup mulut Elena. Setelah Elena tenang, baru Amira membuka bekapannya dari Elena. Elena mengerjapkan matanya dan tidak melihat siapapun di pintu.

"Ada apa?"tanya Anne.

Elena kembali teringat mimpinya dan segera menggelengkan kepalanya. "Ezperanza."

Joy segera memeluk Joey karena takut. Sementara, Joan turun dari kasurnya dan keluar dari kamar.

"Mama?"panggil Joy.

"Ibu akan ada di dek kapal."jawab Joan santai sambil menutup pintu.

Joy merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Jadi dengan cepat dia turun dari kasur dan mendatangi ibunya.

Elena tidak memimpikan apapun tentang Joan dan Joy. Tapi ada sesuatu yang aneh.

Elena memakai jaketnya dan menyusul Joan dan Joy. Anne, Amira, dan Joey hanya mengikuti.

Elena berjalan ke dek kapal. Angin dingin pagi berhembus kencang membuat Elena kedinginan. Elena mencari Joan dan Joy.

Elena melihat seorang ibu dan anaknya memanjat pagar kapal. Seakan mau meloncat. Tapi itu adalah...

"Joy!!!" Joey berteriak.

Joan menoleh. Begitupula Joy. "Diam disana!!!"ucap Joan dingin. Di mata Joan dan Joy kosong seakan mereka tidak punya jiwa.

"Diam disana!!!"ulang seorang gadis berjubah hitam dengan bibir merah darah yang membuat penampilannya tampak misterius. EZPERANZA

Joey mengeluarkan pistol dari tas kecilnya. Gadis itu tertawa. "Aku bahkan tidak punya jiwa."ucapnya.

Joey melihat Joy dan Joan yang perlahan berubah menjadi semacam hantu dengan tubuh manusia. Joey menembak Ezperanza. Pistol itu menembus tubuh Ezperanza. Joey membuang pistolnya ke laut dan mengangkat tangan.

Ezperanza melihat Joy dan Joan. Lalu memberikan isyarat pada mereka berdua untuk meloncat dari kapal. Mereka berdua meloncat segera. Joey mengejar Joy dan Joan tapi terlambat mereka sudah lompat.

Joey menangis. Hanya itu yang dapat dilakukannya. Amira menenangkan Joey.

"Apa yang kau mau?"tanya Anne pada Ezperanza.

"Elena." Elena segera termundur.

"Kenapa aku?"tanya Elena yang hampir terjatuh karena lututnya sudah tidak bisa menahan berat tubuhnya.

"Aku butuh satu jiwa lagi untuk bisa hidup selamanya."jawab Ezperanza sambil melayang pelan ke arah Elena.

Elena mundur perlahan. Aku tidak mau mati.

Joey menghalangi Ezperanza. "Ambil saja aku!"ucap Joey.

"Benarkah?"tanya Ezperanza sambil memegang bibirnya.

"Ya. Kau bunuh ibuku dan adikku. Ambil saja aku. Aku tidak peduli."jawab Joey.

"Joey, jangan!!! Dia pembohong!!!"

Joey menoleh dan melihat Joan dan Joy melayang bagaikan hantu - mereka sudah jadi hantu sekarang.

"Joy?"

"Aku seharusnya menghalangi ibu."

Ezperanza mencekik Joey dan mengangkatnya dari kapal yang dipijaknya. Ezperanza melayang santai. Sementara, Joey tercekik dan tidak bisa bernafas. Tak lama kemudian Joey meninggal.

Arwah Joey keluar dari tubuhnya. Joey melihat Joan dan Joy.

"Aku mati?"

"Ya."jawab Ezperanza. "Tepat seperti yang kau mau."

Ezperanza segera menghilang ditutup bayangan hitam.

Joey melihat tubuhnya. Aku tidak mau mati.

"Maaf, Joey!!!"ucap Elena penuh sesal.

"Tidak, Len. Kau tidak bersalah. Ezperanza yang salah."jawab Joey.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"tanya Amira.

"Kalian masuk ke kamar lagi. Kami akan menyusul."jawab Joan.

Elena, Amira, dan Anne kembali kekamar mereka. Sementara Joey membuang jasadnya sendiri ke laut agar tidak jadi masalah.

Matahari baru terbit.

Joan, Joey, dan Joy segera pergi ke kamar mereka sebelum ada yang melihat mereka.

TERLAMBAT

Ada seorang gadis kecil berambut coklat dan berbaju lusuh melihat mereka.

#ToBeCountinued
Date : Minggu, 15 Juni 2015

|《 From author :

Sudah mulai horror. Menurut kalian siapa si gadis kecil itu? Hantu atau Manusia? Yang tau komen ya..

- Jode | 》

Sisters Forever Even In DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang