Perfect couple

638 45 11
                                    

ANJAY SLEBEW SELAMAT MEMBACA!!

INI AMAN YGY

"Liat sini, oke tahan"

*Cekrek*

"Bagus"

"Tolong lebih dekat, tahan."

*Cekrek* *Cekrek*

Saat ini Bibi dan Ben sedang melaksanakan pemotretan, dua model dan juga artis yang namanya sedang sama-sama panas di platform sosial media. Pasangan yang dikenal dengan BB couple ini terkenal karena romantisme diantara keduanya.

Semua dimulai saat acara perta penyambutan lahirnya anak pertama yang diselenggarakan oleh direktur perusahaan agensi. Kebetulan keduanya berasal dari naungan yang sama.

Dan karena itu juga mereka dibawa dalam suatu kontrak yang menguntungkan untuk semua pihak.

"Ben! Ah maksud saya senior, lihat Jacob tidak?"

Dengan tatapan bingung Ben menggeleng, "mungkin diluar."

Balasan Ben membuat Bibi menjatuhkan bokongnya ke lantai yang spontan membuat Ben mengangkat gadis itu lagi, "kenapa langsung duduk di lantai sih!?" Tanyanya tak suka. Refleknya cukup baik juga sehingga gadis itu kembali berdiri.

Dengan wajah sedih kini Bibi malah menjatuhkan tubuhnya dan memeluk tubuh Ben yang menambah keterkejutan pada wajah pria itu.

"Hei! Kau mabuk ya?!" Tegur Ben yang menjauhkan tubuh Bibi darinya.

Anggukan kecil itu membuat Ben mendecih, "baiklah, sepertinya aku harus menghubungi manager mu."

"Jangan!"

Dengan cepat Bibi mengambil handphone Ben, "Jacob pasti sedang mengajak gadis lain untuk berkencan."

"Hhhh" hebusan nafas kasar Ben membuat Bibi semakin sedih.

"Jadi kau jatuh cinta dengan manager mu sendiri? Begitu?"

Tebakan Ben diangguki Bibi, walau mata gadis itu sudah menatap ke lantai kosong.

Dengan rasa kasihan ia membawa tubuh Bibi untuk diantarkan pulang.

Baru sampai parkiran Ben harus kembali dibuat pusing dengan sikap Bibi.

"Bukankah kita saling menyukai?" Ia memukul dada Ben tiba-tiba.

Ciuman yang tidak terduga itu membuat Ben terkejut bukan main. "Aw!"

"Hahaha rasakan itu!" Seru Bibi puas, saat ia berhasil menggigit bibir pria yang ia pikir adalah Jacob.

Ben mendesis rasa anyir di mulutnya membuat ia memejamkan mata, sadar bahwa bibirnya sudah berdarah.

"Apa aku kurang untuk mu hah!?"

Ben yang ingin memarahi Bibi, tersadar dengan keberadaan kamera yang entah ada dimana. Dia cukup sensitif dengan kehadiran kamera rasanya seperti memiliki indra ketujuh untuk hal satu itu.

Tidak ingin mengambil resiko jadi hanya cara inilah yang ada dipikirannya, Ben segera menarik tubuh Bibi dan mengecup jidat gadis itu berusaha menenangkannya dengan Bibi yang menangis semakin kencang.

"Kau tidak pernah kurang untukku sayang."

Mual, rasanya Ben ingin muntah saat ini juga. Sialan jika bukan karena adanya kamera dia pasti sudah menelpon manager gadis itu tanpa peduli apa yang akan terjadi diantara keduanya nanti.

Playlist HunlisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang