Jav! (2)

522 49 7
                                    


"

Megan sayang pulang bareng ya???" Tas merah muda itu dengan cepat beralih ke baju kiri Javier, lelaki itu sudah berdiri di sebelah Megan.

Sedikit kaget ia menoleh dengan tatapan malasnya, "gak usah manggil sayang."

Dengan wajah tak peduli Javier langsung merangkul pundak Megan dan membawanya keluar dari sekolah.

Wajah bingung Megan membuat Javier tertawa gemas, "kamu lucu banget, cari apa sih?" Tanyanya yang membuat Megan mengernyit, "motor kamu mana?"

Javier berhenti dan tersenyum, "kita naik busway aja ya sayang."

"Lama dong, gak mau ah!!" Tolak Megan yang langsung memutar badannya hendak kembali ke sekolah.

"Eits" tangan Javier dengan cepat menarik pundak Megan, dan memutar tubuh gadis itu lagi. "Sengaja, aku mau lama-lama sama kamu." Katanya yang kemudian mendorong pundak Megan hingga ke halte.

Saat ini seribu umpatan hendak keluar dari mulut Megan. Ia hanya bisa melempar tatapan kesal pada Javier yang berdiri dihadapannya, karena banyaknya orang Megan harus menahan cacian dalam mulutnya. Beruntung AC bus ini tidak rusak, setidaknya walau ia harus berdiri dan didesak, ia tidak kepanasan.

"Pacar aku cantik banget." Puji Javier dengan suara pelan.

Megan memutar matanya, "basi" ujarnya dengan wajah datar, walau kupingnya perlahan memerah. Javier hanya mengangguk sambil menahan senyumnya.

Javier menjatuhkan kepalanya pada pundak Megan, "babe ini udah dua bulan, breaknya udahan ya?" Sudah sekitar seminggu Javier meminta hal ini pada Megan. Ia ingin baikan, sungguh!

"Gak usah sender-sender" Megan menggoyangkan pundaknya, hingga kepala Javier kembali terangkat.

Megan tidak mengiyakan atau menolak, namun menghindar. Megan masih tidak yakin dengan Javier, walau lelaki itu benar-benar mencampakkan semua cewek yang mendekatinya, yang pernah diajak jalan olehnya bahkan dianggap tidak pernah ada. Ah lebih tepatnya ia masih belum puas.

"Babe, liat deh, lucu banget anaknya" ujar Javier sambil menunjuk keluar jendela, jalan yang macet membuat keduanya bisa melihat para pejalan kaki. Megan memutar kepalanya untuk melihat anak kecil yang dimaksud Javier.

"Iya lucuu" Megan tersenyum cerah saat anak kecil itu tertawa. Menyaksikan senyuman Megan membuat Javier ikut tersenyum.

"Kaki aku pegel Jav!!" Ia mengeluh sambil menghentakkan kakinya, Javier hanya tertawa kecil sambil terus memegang tangan Megan.

Megan menghentikan langkahnya, "aku capek, aku haus." Ujarnya yang langsung berbelok menuju warung.

Javier ikut duduk dan mengambil botol air yang dijual, "anggep aja olahraga."

Tak menjawab Megan hanya melempar tatapan kesalnya sambil terus menegak air minumnya.

"Pesen grab ya?" Minta Megan yang kemudian diangguki Javier.

"Makasih ya" Javier mengelus kepala Megan, ya dirinya hanya ingin memastikan apa perasaan Megan masih sama atau tidak.

Walau Megan sedari tadi marah-marah, mengeluh, dan kesal padanya namun pada akhirnya ia tetap mengikuti Javier.

"Buat?" Dengan raut bingung Megan menoleh menatap wajah Javier yang tersenyum semakin lebar.

"I love you, always." Katanya sambil menyenderkan kepalanya ke bahu gadis itu.

_____

Semua berjalan baik, hingga untuk pertama kalinya Javier harus menyaksikan Megan berjalan bersama lelaki lain.

Playlist HunlisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang