✴️10. Insist

1.6K 210 29
                                    




Perjalanan itu menyenangkan, Mingyu ramah dan ramai, ada saja yang dia bicarakan.  Rose merasa bebas hingga membuka jendela mobil dan merentangkan tangannya menghirup udara petang dengan napas panjang. Mingyu menoleh tersenyum kecil, tingkah Rose yang terlihat nyaman membuatnya lega.

Merasa dingin Rose akhirnya menutup kembali jendela dan menikmati pemandangan malam lewat kaca mobil.

"Apa kau tahu Jeon bermaksud memutar perdana karya nya di acara festival film independen"

"Oh ya, dia tak cerita tuh. Wah beneran nih atau dia cuma membual saja? Jeon kan kadang begitu" Mingyu terkekeh mendengar Rose baru saja meroasting sobatnya sendiri.

"Beneran lah makanya dia jadi super perfectionis gegara hal itu. Itu ajang bagus bagi sutradara baru untuk debut karena akan banyak sutradara terkenal yang menjadi juri" penjelasan Mingyu membuat Rose terkagum.

"Aku jadi tak sabar buat berjalan di red carpet"

"Hahahaha" Rose tak kuasa tertawa nada excited Mingyu terdengar lucu.

"Jangan sampai kamu terkena star syndrom " komen Rose. Keduanya tertawa sampai ada terdengar alarm dari ponsel Mingyu. Pria itu refleks segera mematikannya.

"Ah ini alarm biar aku tak lupa. Kita  mampir dulu ke restoran ya?  ada yang minta dibeliin daging panggang kesukaannya" Mingyu menoleh minta persetujuan Rose.

"Ini pesanan Ibuku" ucap Mingyu seperti tahu rasa penasaran Rose yang terlihat dari rautnya.

"Ooh baiklah" Rose tak mungkin menolak toh sepertinya tak akan makan waktu lama. Mobil mereka parkir di restoran mewah yang belum pernah Rose masuki.

"Ayo Rose" Mingyu membawanya masuk dan disapa ramah oleh pelayan di sana" Take away, tadi sudah telpon untuk pesanan dan pembayarannya. Aku hanya mengambil"

"Oh iya silahkan menunggu di meja. Sebentar pesanan masih sedang di olah" ucap pelayan. Rose mengedarkan mata memandang interior yang estetik, mereka duduk di restoran itu saling berhadapan.

"Aku sebenarnya tinggal sendiri tapi seminggu ini aku pulang ke rumah karena ayahku sedang perjalanan dinas ke Amerika jadi aku menemani ibuku" Rose terkesan mendengarnya. Lelaki yang ternyata cukup perhatian membuatnya jadi teringat sosok sang ayah di kampung.

"Kau sangat beruntung Mingyu"

"Apanya?"

"Ibumu masih hidup dan masih punya kesempatan berbakti padanya"

"Oh, maaf apa ibumu sudah tak ada?" Rose mengangguk pelan "Eh, aku tak bermaksud..."

"Tak apa Mingyu, beliau sudah lama meninggalnya... Aku hanya iri saja, haha" Mingyu mengulurkan tangan hendak meraih jari Rose untuk menenangkan tapi Rose malah mengerakkan tangannya untuk merapihkan rambut.

"Apa... apa kamu..." ada jeda panjang Mingyu seperti ragu untuk berucap.

"Apa yang ingin kamu katakan?"

"Aku tak ingin menyinggung mu tapi apa kamu suka melihat konten YouTube yang bernama Choi Mina?" Rose tak paham apa maksud ucapan Mingyu. "Rose... Pria yang sekarang ini sering ada di story nya Mina bukankan dia itu kekasihmu?" 

"Oooh Eunwoo maksudmu?"

"Iya, dia" Rose terdiam sesaat dan menjawab pelan.

"Bukan...hubungan kami bukan seperti itu"

MATE'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang