✴️11. In Emptiness

1.5K 200 9
                                    





Eunwoo terbangun matanya terbuka perlahan ia menoleh ke samping dan tangannya meraba-raba meja mencari ponsel ingin tahu jam tapi ia tak menemukan, akhirnya ia melihat ke jam di atas rak. 

Belum terlalu siang, hari ini ia punya jadwal ke kampus untuk bertemu profesor nanti siang. Ia menggeliat meregangkan otot yang kaku. Ingatan percakapan dengan Rose semalam terus menempel di pikirannya membuat Eunwoo segera bangun dan duduk. Ia tak mendengar suara apapun di dapur apakah perempuan itu juga belum bangun.

Eunwoo menghela napas kasar. 

Ia melangkahkan kakinya keluar kamar dan melintasi ruang tengah menuju dapur kemudian menuangkan bubuk kopi dan menyeduh dengan air panas. Ia mengirup wangi kopi sambil matanya menyisir ruangan mencari dimana ia meletakan ponselnya

Eunwoo menemukan ponsel tergeletak di meja dekat televisi. Ia mendekat dan mengambil lalu berjalan ke balkon sambil menyeruput kopi dengan tenang membuka ponsel, dahinya berkenyit melihat satu pesan dari Rose.Begitu membaca isinya ia langsung menyemburkan kopi karena kaget.

"A-apa maksudnya mengirim pesan begini? "ia terburu-buru meletakkan gelas  kopi di meja balkon dan kembali ke dalam menuju kamar Rose.

"Rose!!"panggilnya sambil mengetuk tapi tak ada jawaban dan ia tak sabaran hingga langsung membuka pintu itu.

Tempat tidurnya rapi "Dimana dia?"

Ia membuka pintu kamar mandi berharap Rose ada di sana namun tak menemukan juga keberadaan Rose.

Bahkan ia melihat meja belajar yang bersih, buku dan tempelan-tempelan design sudah  tidak ada lagi. Ia membuka lemari pakaian yang terlihat luas sebagian seperti sudah diangkut karena kopernya pun tak terlihat. 

Ia mondar-mandir dengan resah "Rose kamu pergi kemana sih, Arrghh!"  Ia mengepalkan tangannya lalu terduduk lesu di pinggir kasur. 'Jam berapa Rose pergi, kenapa ia sampai tak mendengar apapun' 

Eunwoo menjadi khawatir dan cemas memikirkan kemana Rose pergi membawa koper besar seperti itu. 


Ia menarik napas panjang mencoba menenangkan diri dan menekan nomor ponsel Rose tapi tak diangkat meski nyambung.

"Rose... Rose baby please" kakinya mengetuk-ngetuk lantai.

Beberapa kali pun dihubungi tetap tak diangkat akhirnya ia mengirimkan pesan.

'Rose kapan kau kembali jangan bercanda please. Aku tak sungguh-sungguh soal semalam aku  tak mengusir mu dari rumah, aku cuma memintamu keluar dari kamarku. Cepat balas dan angkat telpon ku' 

Pesan nya juga tak dibaca ia memukul lengan kursi kesal dan marah pada dirinya sendiri.


Eunwoo membuka aplikasi find device karena ponselnya memang couple dengan punya Rose. Ternyata ponsel itu mati posisi terakhir masih ada di apartment ini. Eunwoo bangkit membuka laci meja belajar dan menemukan ponsel itu di samping kotak perhiasan yang tersimpan rapi dalam laci. Rose bahkan tak membawa barang berharganya.

Eunwoo mengambil ponsel itu 'Apa diam-diam kau mengganti ponselmu Rose'  

Eunwoo bahkan tak menyadari. Ia mencoba menyalakan ponsel itu dan di layar yang pertama terlihat adalah poto dirinya dan Rose saat remaja yang sedang bermain di perkebunan jeruk.

 Eunwoo tertegun lama photo yang sangat cerah dan indah. Ia menatap lekat photo itu ingatan masa itu membuatnya merenung. 

'Apa kau beneran pergi Rose?  Ya Tuhan apa yang sudah ku perbuat. Ucapan ku sepertinya telah membuatmu sakit hati'

MATE'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang