✴️18.

1.3K 183 20
                                    





Rose membaca ulasan dari para kritikus untuk film pendek karya Jeon. Dua hari lalu Jeon menelpon dan mengatakan ada agensi besar yang menghubunginya untuk meminta kontak Mingyu dan Rose karena mereka melihat foto keduanya di red carpet. Agen itu ingin mengajak  bergabung menjadi aktris baru mereka. Rose hanya tertawa kecil mendengar tawaran itu, ia belum berminat setidaknya saat ini.

Jeon bilang Mingyu menerima tawaran itu dan kemarin pergi untuk audisi. Rose tak terkejut Mingyu memang bercita-cita menjadi aktor hebat.

"Kamu tampak pucat, yakin mau pulang kampung dan bebergian jauh begitu?" tanya Jennie saat Rose meminta izin untuk pulang kampung beberapa hari.

Rose mengangguk meski akan merasa sedikit lelah tapi ia sangat senang dan tak sabar untuk bertemu ayahnya.

"Baiklah, hati-hati kalo begitu"



Perjalanan ke kampung itu lama karena harus melewati perkebunan jeruk dan aprikot milik keluarga Eunwoo yang luasnya berhektar-hektar tetapi tak mengurangi kegembiraan Rose.

Ayahnya sudah menunggu menjemput di halte bus dan mereka langsung berpelukan erat saling melepas rindu. Rose jarang pulang karena memang memerlukan setidaknya lebih dari lima jam untuk benar-benar sampai ke desanya.

Mereka ngobrol sambil menuju rumah dengan menaiki mobil lama kebanggaan milik ayah.

Rose disambut dengan meriah, ayah menyiapkan makanan buatan sendiri dan ajaibnya Rose menyukai dan bahkan menghabiskannya dengan sangat lahap.


Rose melewatkan hari-hari di sana dengan membantu ayahnya yang kini punya bengkel mobil dan bengkel alat-alat pertanian. Ayahnya dibantu seorang pegawai keturunan Thailand bernama Kim Win yang ikut pindah dengan mereka dari Thailand lima tahun lalu.

Beberapa hari ini cuaca musim dingin cukup cerah untuk Rose bisa menjelajah desanya. Ia berkunjung ke perkebunan, menaiki bukit yang biasa ia datangi saat kecil dan juga pergi ke air terjun. Ia memandang kagum pada tumpukan batu-batu yang disusun oleh orang-orang yang pergi kepinggir sungai. Susunan batu itu menciptakan pemandangan yang indah dan terkesan magis. 

Rose teringat waktu kecil Eunwoo juga menumpuk batu untuk mendoakan saudara-saudaranya. Rose terpaku pada batu-batu itu seluruh kenangan masa kecilnya yang bahagia mengalir dalam ingatannya.


Ia merasa kelelahan saat turun bukit, beberapa kali berhenti untuk istirahat dan menetralkan napas. Ia jadi menyalahkan dirinya yang jarang berolahraga. 

Eunwoo mengajaknya video call saat ia duduk pinggir kali yang dangkal.

"Hati hati Rose, seingatku di sana licin?"

"Air sungainya sebagian membeku"

"Ah, aku jadi rindu suasana kampung tapi aku lebih rindu melihatmu" Rose tergelak dengan gombalan Eunwoo "Ayahmu sehat kan Rose?"

"Iya, ayahku sangat bersemangat untuk datang ke acara wisuda nanti"

"Syukurlah, sampaikan salam ku untuk nya"

"Baiklah"

"Rose kamu mau dibawakan apa dari sini?"

"Emm...Tak perlu repot Eunwoo, aku berdoa agar rombongan kalian bisa kembali ke Korea dengan selamat"

MATE'S [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang